28 Model transaksional ini juga menjelaskan bahwa komunikasi terjadi
karena sistem yang mempengaruhinya. Bagaimana orang-orang yang berkomunikasi serta makna yang diciptakan baik sistem-sistemnya atau
konteks pembicaraan, termasuk sistem yang sama kedua orang yang berkomunikasi, semisal karena kampus bersama, kota, tempat kerja, agama,
kelompok sosial, atau budaya. Dalam model ini kedua orang didefinisikan sebagai komunikator yang
berpartisipasi sama dan sering bersamaan dalam proses komunikasi. Sehingga pada saat-saat tertentu dalam komunikasi, lawan bicara mungkin
mengirimkan pesan berbicara atau menganggukkan kepala, menerima pesan, atau melakukan keduanya di waktu yang sama karena seseorang
mengatakan sambil menganggukkan untuk menunjukkan lawan bicara tertarik. Karena komunikator mempengaruhi satu sama lain Rothwell,
2004, komunikasi interpersonal melibatkan tanggung jawab etis. Perilaku verbal dan nonverbal kita dapat meningkatkan atau mengurangi karena
orang lain, seperti komunikasi mereka dapat meningkatkan atau mengoreksi pada diri kita.
d. Faktor Pengaruh kadar Hubungan Interpersonal
Menurut Jalaludin Rachmat 2003:129 komunikasi interpersonal mempunyai efek yang tak selalu beranggapan bahwa semakin sering orang
berkomunikasi dan bertemu dengan orang lain, maka semakin baik hubungannya. Tapi tak selalu demikian, semisal sering bertemu namun sikap
curiga, dan berpenilaian negatif terhadap lawan komunikasi. Karena hal in
29 terdapat beberapa faktor yang berpengaruh kadarnya, yaitu: saling percaya,
sikap suportif, dan terbuka.
1 Percaya Trust, faktor saling percaya itu penting karena tujuan masing-
masing yang dikehendaki tercapai. Dalam kepercayaan ini yang diperhatikan adalah karakter dan maksud orang lain, hubungan kekuasaan, sifat dan
komunikasi yang baik, karena dengan itu semua akan menimbulkan kepercayaan. Dalam kepercayaan yang berawal dari perkenalan, kemudian
berlanjut pada menerima yang berarti menghargai atau istilah jawa “
ngewongke” memanusiakan dan menghormati, kemudian akan memberikan empati yang berarti kita menempatkan diri ini secara imajinatif pada posisi
yang telah kita hargai. Dengan demikian terjadi sebuah interaksi antar orang yang sudah mengenal dan akhirnya kejujuran akan muncul yang memicu
kepercayaan karena semua hal tersebut benar adanya.
2 Sikap suportif, merupakan sikap yang tidak selalu definitif dalam
komunikasi, definitif artinya orang yang bersikap seperti ini lebih melindungi diri ketika berkomunikasi yang tak menerima, tak jujur dan empatis. Dalam
kata lain sikap suportif memiliki sikap evaluati dan deksriptif, memiliki sikap kontrol dan orientasi masalah, memiliki strategi dan spontanitas, memiliki
netralisasi dan empati, memiliki superioritas dan persamaan, memiliki kepastian dan provisionalisme sifat sementara menunggu bukti lengkap.
Dari semua sikap tersebut merupakan iklim perilaku suportif.
3 Sikap terbuka, sikap ini sangat berpengaruh dalam menumbuhkan
komunikasi interpersonal yang efektif. Hal ini terjadi karena dalam proses penerimaan dan pengolahan informasi ada batas-batas karena pengaruh
30 dogmatisme atau sikap tertutup. Dalam sikap terbuka terdapat enam prinsip
sikap yang harus diketahui, yaitu: menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan dan keajegan logika, membedakan dengan mudah tanpa
berbelit-belit karena motif pribadi, berorientasi pada isi, mencari informasi dari berbagai sumber, lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah
kepercayaannya, dan mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya. Dari semua prinsip sikap terbuka tersebut yang
mendorong komunikasi menjadi lebih nyaman dan mudah bernegoisasi. Dengan ketiga sikap tersebut baik sikap percaya, sikap suportif, dan sikap
saling terbuka melahirkan hubungan interpersonal yang efektif karena mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan saling
mengembangkan kualitas hubungan interpersonal. Kemudian menurut Willmot 2001:112 hal yang mempengaruhi hubungan interpersonal antar lain sebagai
berikut:
1 Komunikasi yang efektif, komunikasi interpersonal dikatakan efektif bila
pertemanan antara pengaku kepentingan terbangun dalam situasi komunikatif-interaktif dan menyenangkan. Efektifitas komunikasi sangat
ditentukan oleh validitas informasi yang disampaikan dan keterlibatan dalam memformulasikan ide atau gagasan secara bersama.
2 Ekspresi wajah, ekspresi wajah menimbulkan kesan dan persepsi yang
sangat menentukan penerimaan individu atau kelompok. Senyuman yang dilontarkan akan menunjukan ungkapan bahagia, mata melotot sebagai
kemarahan, dan sebagainya. Wajah merupakan alat komunikasi yang sangat
31 penting dalam menyampaikan makna dalam beberapa detik raut waja
akan menentukan dan menggerakkan keputusan yang diambil.
3 Kepribadian, kepribadian sangat menentukan bentuk hubungan yang akan
terjadi. Kepribadian mengekspresikan pengalaman subjektif seperti, kebiasaan, karakter dan perilaku. Faktor kepribadian lebih mengarah pada
bagaimana tanggapan dan respon yang akan diberikan sehingga terjadi hubungan.
4 Streotyping, merupakan cara yang banyak dilakukan untuk menilai orang
lain yang disebutkan pada katagori tertentu. Cara ini dipandang banyak menimbulkan prasangka dan gesekan yang cukup kuat, terutama pada saat
pihak-pihak yang konflik sulit membuka jalan untuk melakukan perbaikan. Individu atau kelompok akan merespon pegalalaman dan lingkungan dengan
cara memperlakukan anggota secara berbeda atau cenderung melakukan pngelompokan menurut jenis kelain, cerdas, rajin, bodoh, atau malas.
Penggunaan cara ini digunakan untuk memperoleh informasi tambahan secara segera.
5 Kesamaan karakter personal, manusia selalu berusaha mencapai
konsitensi dalam bersikap dan berperilaku atau kita cenderung menyukai orang lain, kita ingin mereka memiliki sikap yang sama. Orang-orang yang
memiliki kesamaan dala nilai-nilai, norma, aturan, budaya, keyakinan, ideologi, cenderung saling menyukai dan menerima keberadaan masing-
masing.
6 Daya tarik, dalam hukum daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara pandang
orang lain terhadap individu akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan
32 tindakan yang khas. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik
seseorang baik fisik maupun karakter sering menjadi penyebab tantangan dan penerimaan personal.
7 Ganjaran, seseorang lebih menyenangi yang meberi penghargaan atau
ganjaran berupa pujian, bantuan, dorongan moral. Kita akan menyukai orang yang menyukai dan memuji kita. Interaksi sosial ibaratnya interaksi
dagang, dimana seseorang akan melanjutkan interaksi bila laba lebih banyak dari biaya. Bila pergaulan seseorang pendamping masyarakat dengan orang-
orang disekitarnya
sangat menyenangkan,
maka akan
sangat menguntungkan ditinjau dari keberhasilan program, baik secara ekomoni,
psikologi atau sosial.
8 Kompetensi, setiap orang memiliki kecenderungan atau tertarik kepada
orang lain karena prestasi atau kemampuan yang ditunjukkannya. Masyarakat akan cenderung menanggapi inforamasi dan pesan dari orang
berpengalaman, ahli dan profesional serta mampu memberikan kontribusi secara intelektual, sikap hubungan interpersonal dan mampu memebrikan
solusi terhadap masalah yang dihadapi. Hal ini agar terjadi kerjasama untuk mendorong penyelesaian.
e. Manfaat Hubungan Interpersonal