Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner H’

77 Gambar 3. Grafik jumlah jenis capung dan jumlah individu pada tiap waktu pengamatan. Gambar 4. Grafik jumlah individu capung pada setiap waktu pengamatan.

b. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner H’

Indeks Keanekaragaan Shannon- Wiener H’ digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis capung yang ada di Jogja Adventure Zone dikaitkan dengan kualitas habitatnya. Grafik 3 merupakan hasil perhitungan H’ dan H’max yang menunjukan bahwa indeks keanekaragama tertinggi terdapat di waktu ke empat, disusul oleh waktu ke dua, ke tiga, dan indeks keanekaragaman terendah terdapat di waktu pertama. Berdasakan kriteria indeks keanekaragaman Shannon-Wiener Melati. 2007:96, keempat waktu tersebut memiliki tingkat keanekaragaman sedang karena nilai H’ berada di antara 1,0-3,0. Tingkat keanekaragaman jenis di 31 30 26 27 22 24 26 28 30 32 T1 T2 T3 T4 Ju m lah J e n is Waktu Pengamatan Jumlah jenis pada tiap waktu pengamatan 3373 2612 2442 1717 1000 2000 3000 4000 T1 T2 T3 T4 Ju m lah In d iv id u Waktu Pengamatan Jumlah Individu pada tiap waktu pengamatan 78 Jogja Adventure Zone secara umum menunjukkan bahwa kondisi habitat hidup bagi capung di Jogja Adventur Zone cukup baik, produktivitas baik, tekanan ekologis rendah, dan kondisi ekosistem cukup stabil. Artinya, faktor-faktor lingkungan yang ada di sana cukup mendukung bagi kehidupan capung dan gangguan yang mengancam kecil. Gambar 5. Grafik hasil perhitungan Indeks Shannon-Wiener H dan Hmax c. Indeks Dominasi dan Indeks Kemerataan Jumlah Jenis Hasil perhitungan indeks dominasi Sampson dan indeks kemerataan jumlah jenis menunjukkan hasil yang serupa. Grafik 4 menunjukkan nilai indeks dominasi Sampson tertinggi terdapat pada waktu pertama, sedangkan nilai indeks kemerataan jumlah jenis terendah ada di waktu pertama. Melati 2007:96 mengatakan bahwa indeks dominasi Sampson digunakan untuk mengetahui adanya dominansi jenis tertentu pada suatu ekosistem , sedangkan indeks kemerataan jumlah jenis digunakan untuk mengetahui pola persebaran biota, yaitu merata atau tidak jumlah individu tiap spesiesnya. 1,914 2,178 2,063 2,197 3,401 3,401 3,258 3,296 0,000 0,500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 T1 T2 T3 T4 N il ai I n d e ks Waktu Pengamatan Indeks Shannon-Wiener H dan Hmax Indeks Shannon-Whienner H Hmax 79 Hasil kedua indeks ini menunjukkan bahwa terdapat jenis yang mendominasi jenis lain. Di waktu pertama, nilai indeks dominasi Sampson cukup tinggi jika dibandingkan 3 waktu lainnya, yaitu 0,242 sedangkan ketiga waktu lain hanya berkisar antara 0,166-0,178. Nilai indeks dominasi Sampson semakin mendekati angka 1 artinya terdapat jenis yang mendominasi spesies lainnya. Di waktu yang sama nilai indeks kemerataan jumah jenis terendah terdapat di waktu pertama yaitu 0,557 sedangkan tiga waktu lain relatif lebih tinggi yaitu antara 0,633-0,74. Nilai indeks kemerataan jumlah jenis semakin mendekati angka 0 artinya kemerataan antar spesies rendah, kekayaan individu masing-masing spesies sangat jauh berbeda, dan terdapat jenis yang mendominasi. Hasil ini menunjukkan bahwa di waktu pengamapatn pertama terdadat jenis yang lebih mendominasi dibanding dengan tiga waktu yang lain. Tingginya nilai indeks Dominasi Simpson dan rendahnya nilai indeks kemerataan jumlah jenis dikarenakan adanya perbedaan jumlah kumulatif individu antar jenis yang begitu besar. Terdapat jenis capung yang memiliki jumlah kumulatif yang begitu besar antara lain Crocothemis servilia 2242 individu, Ischnura senegalensis 3259 individu, dan Paracercion malayanum 1383 individu dan ada pula jenis capung yang memiliki jumlah kumulatif sangat kecil antara lain Ephopthalmia sp, Macrogomphus parallelogramma, Paragomphus reinwardtii, dan Pseudagrion rubriceps yang masing-masing hanya berjumlah 1 individu. Beberapa jenis yang lain memiliki jumlah individu antara 2 hingga ratusan individu. 80 Gambar 6. Grafik hasil perhitigan Indeks Dominasi Simpson dan Indeks Kemerataan Jumlah Jenis d. Indeks RichnessKekayaan Jenis E Jogja Adventure Zone memiliki nilai indeks kekayaan jenis tertinggi 3,693 dan terendah 3,205, nilai tertinggi berada di waktu pertama sedangkan nilai terendah ada di waktu ke tiga Grafik 5. Indeks kekayaan jenis digunakan untuk mengetahui kekayaan jenis berdasarkan jumlah jenis pada suatu ekosistem, semakin besar nilai indeks maka semakin tinggi kekayaan jenis yang dimiliki ekosistem tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekayaan jenis suatu ekosistem antara lain: daya reproduksi, ketersediaan pakan, kemampuan beradaptasi, dan banyaknya pemangsa. Nilai indeks kekayaan jenis tertinggi ada di waktu pagi atau waktu pengamatan pertama. Di waktu pagi merupakan waktu aktif bagi hampir semua jenis capung di Jogja Adventure Zone untuk mencari akan dan melakukan reproduksi. Ketersediaan pakan di waktu pagi juga melimpah karena jenis-jenis serangga yang menjadi makanan capung juga aktif di pagi hari sehingga bagi capung akan lebih mudah menemukan mangsanya. 0,242 0,166 0,178 0,172 0,563 0,640 0,633 0,667 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500 0,600 0,700 T1 T2 T3 T4 N il ai I n d e ks Waktu Grafik Indeks Dominasi Simpson dan Indeks Kemerataan Jumlah Jenis Indeks Dominasi Simpson D Indeks Eveness kemerataan jumlah jenis 81 Gambar 7. Grafik hasil perhitungan Indeks Kekayaan Jenis R

e. Kelimpahan Relatif Capung di Jogja Adventure Zone