BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Keilmuan
1. Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati muncul karena adanya persamaan dan perbedaan cirri serta sifat yang dimiliki oleh makhluk hidup. Perbedaan ini dapat dilihat dari
bentuk, penampilan, jumlah, ukuran, serta ciri-ciri lain yang dimiliki makhluk hidup. Mempelajari keanekaragaman hayati dapat dimulai dengan cara
mengelompokkan organisme yang memiliki ciri morfologi yang sama dan memisahkannya berdasarkan perbedaan ciri morfologinya. Selanjutnya dapat
dilakukan berdasarkan karakteristik yang lebih mendalam dan spesifik Satino, 2012:2-3.
Keanekaragaman hayati adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keanekaan bentuk kehidupan di bumi, interaksi di antara
berbagai makhluk hidup, serta antara makhluk hidup dengan lingkungannya
Bappenas, 2004:6. Keanekaragaman hayati umumnya dianggap memiliki tiga tingkatan yang
berbeda yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman hayati meningkat ketika variasi genetik baru
dihasilkan, spesies baru berevolusi, atau ketika satu ekosistem baru terbentuk. Keanekaragaman hayati akan berkurang dengan berkurangnya spesies, satu spesies
punah atau ekosistem hilang maupun rusak. Konsep ini menekankan sifat keterkaitan dunia kehidupan dan proses-prosesnya Satino, 2012:4.
10
Pembagian keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan tersebut didasarkan pada keterwakilan dari ranah organisasi molekuler. Dalam mempelajari
makhluk hidup dikenal ada tiga pengelompokan yang didasarkan pada ranah yang berbeda, yaitu :
a. Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan Taksonomi
Pengelompokan makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan dan disusun secara bertingkat yang bertujuan untuk mempermudah dalam
mempelajarinya dan dikenal dengan istilah tingkatan taksataksonomi. Secara umum ada beberapa tingkatan taksa yang telah dikenal antara lain: Kindom,
FilumDevisio, Class Kelas, Ordo Bangsa, Famili Suku, Genus Marga, dan Spesies Jenis. Dari pengelompokkan ini lahirlah keanekaragaman hayati tingkat
jenis yang dianggap dapat mewakili keanekaragaman organism secara taksonomi.
b. Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan komplektisitas materi penyusun.
Pengelompokkan ini didasarkan pada komplektisitas penyusunnya tanpa mempertimbangkan adanya interaksi sebagai sebuah sistem. Hasilnya didapatkan
pengelompokkan makhluk hidup dari yang sederhana hingga yang paling kompleks, meliputi: atom, molekul, gen, sel, jaringan, organ, individu, populasi,
dan komunitas. Kemudian lahirlah keanekaragaman hayatitingkat gen yang dianggap mewakili keanekaragaman hayati berdasarkan komplektisitas meteri
penyusunnya. c.
Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan koplektisitas materi penyusun dan interaksinya.
11
Dikenal dengan istilah biosistem, yaitu organisasi kehidupan dipandang sebagai sebuah sistem yang saling berinteraksi dan tidak berdiri sendiri. Secara bertingkat
dikenal dengan istilah: sistem atom, sistem molekul, sistem gen, sistem sel, sistem jaringan, sistem organ, sistem individu organism, sistem populasi, dan
sistem komunitas ekosistem. Dari pengelompokan ini lahirlah keanekaragaman hayati tingkat ekosistem yang dianggap dapat mewakili dalam mempelajari salah
satu keanekarahaman hayati. Satino, 2012:5-10
2. Keanekaragaman Jenis Capung