Tahap Analisis Pengembangan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar

87

2. Pengembangan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar

Penelitian ini merupakann penelitian Research and Development R D, yaitu penelitian dan pengembangan sumber belajar biologi yang menghasilkan produk akhir berupa prototype LKS. Prosedur penelitian mengacu pada tahapan penulisan bahan ajar yang diutarakan oleh Robert Maribe Branch 2009 dalam Sugiyono. 2012 yaitu menggunakan tahapan analysis, design, development, implementation, evaluation ADDIE model. Namun dalam dalam penelitian ini hanya menerapkan pada tahapan ADD analysisanalisis, designdesain, development pengembangan atau hanya sampai tahap pengembangan. Berikut ini adalah langkah-langkah penulisan LKS keanekaragaman capung untuk mempelajari keanekaragaman hayati dengan menggunakan model ADD:

a. Tahap Analisis

1 Analisis Potensi Hasil Penelitian Sebagi Sumber Belajar a Identifikasi jenis-jenis capung yang ditemukan di kawasan Jogja Adventure Zone melalui penelitian tahap pertama. Berdasarkan penelitian keanekagaraman capung yang telah dilakukan di kawasan Jogja Adventure Zone pada bulan Maret-April 2015, telah ditemukan sebanyak 35 jenis capung yang terdiri dari 24 jenis capung biasa Anisoptera dan 11 jenis capung jarum Zygoptera dari 7 famili . b Identifikasi proses dan produk penelitian sebagai sumber belajar. Hasil penelitian biologi dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi di SMA. Hasil penelitian biologi harus dikaji berdasarkan kurikulum 88 pendidikan biologi yang berlaku untuk dapat diangkat sebagai sumber belajar. Menurut Suhardi 2012 : 14 setidaknya terdapat enam persyaratan yang perlu dikaji agar suatu hasil penelitian dapat dikembangkan sebagai sumber belajar. Berikut ini merupakan panjabaran dari keeman syarat tersebut dalam rangka mengangkat hasil penelitian biologi keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone sebagai LKS biologi bagi siswa kelas X SMA: 1 Kejelasan potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat Objek penelitian ini adalah hewan dari kelas Odonata atau Capung yang berada di kawasan Jogja Adventure Zone yang telah ditemukan dari hasil penelitian keankaragaman capung pada bulan Maret-Apri 2015 yaitu sebanyak 35 jenis. Adapun permasalahan yang diangkat adalah persamaan dan perbedaan ciri morfologik Odonatacapung jantan dewasa yang menjadi petunjuk adanya persamaan dan perbedaan jenis capung. Objek dan permasalahan tersebut dapat digunakan untuk menemukan fakta dan konsep sehingga hasil penelitian ini telah memenuhi syarat kejelasan potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat. 2 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran Pemanfaatan hasil penelitian ini sesuai dengan potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat yaitu permasalahan biologi pada konsep keanekaragaman hayati tingkat jenis yang diperoleh dari hasil penelitian keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone. Potensi ketersediaan objek dan permasalahan ini sesuai dengan Standar Kompetensi 89 SK dan Kompetensi Dasar KD pada materi Biologi kelas X SMA semester II. SK yang ingin dicapai adalah SK 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati, sedangkan KD yang ingin dicapai adalah KD 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan, KD 3.2 Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sebagai sumber daya alam, dan KD 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan. Hasil penelitian dijabarkan ke dalam Tujuan Pembelajaran yang relevan dalam mempelajari SK dan KD yang ingin di capai. 3 Kejelasan sasaran materi dan peruntukannya Pengangkatan hasil penelitian keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone menjadi sebuah sumber belajar digunakan untuk mempelajari materi keanekaragaman hayati khususnya pada sub materi keanekaragaman hayati tingkat gen dan jenis, manfaat keanekaragaman hayati, dan upaya pelestarian keanekaragaman hayati. Materi ini diperuntukkan bagi siswa kelas X SMA. Hasil penelitian ini dinilai telah memenuhi persyaratan kejelasan sasaran materi dan peruntukannya. 4 Kejelasan Informasi yang akan diungkap Informasi yang diperoleh dari penelitian ini adalah ciri umum capung, persamaan dan perbedaan ciri morfologik capung, ciri umum habitat capung, perilaku capung, keanekaragaman jenis capung, cara 90 mengklasifikasi capung kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil, cara penggunaan kunci identifikasi jenis capung, peran capung bagi kehidupan, dan cara pelestarian capung. Informasi tersebut berupa fakta-fakta yang ditemukan selama kegiatan pembelajaran menggunakan produk hasil penelitian. Informasi yang ditemukan dapat merujuk pada konsep-konsep biologi yang sesuai dengan hasil kegiatan. 5 Kejelasan Pedoman Eksplorasi Pedoman eksplorasi yang dilakukan dalam penelitian telah dijabarkan pada Bab III tentang metode penelitian. Prosedur penelitian yang telah dilakukan tidak semua dapat diangkat menjadi sumber belajar bagi siswa, akan tetapi prosedur penelitian tersebut perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa dan guru. Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih prosedur kerja yang dapat diangkat antara lain: kemudahan dalam pelaksanaan, ketersediaan waktu, ketersediaan tenaga, ketersediaan fasilitas, dan kemampuan siswa dan guru. Selain itu, pengangkatan pedoman eksplorasi sebagai sumber belajar harus berprinsip pada pengembangan keterampilan proses sains yang dapat dilakukan oleh siswa. 6 Kejelasan perolehan yang akan dicapai Perolehan yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dari hasil penelitian ini antara lain: a Perolehan Kognitif i Pengetahuan tentang ciri morfologik, habitat, dan perilaku capung. 91 ii Pengetahuan tentang persamaan dan perbedaan ciri morfologik capung. iii Pengetahuan mengenai keanekaragaman jenis capung yang ada di Jogja Adventure Zone. iv Pengetahuan tentang peranan capung bagi kehidupan. v Pengetahuan tentang upaya pelestarian capung. b Perolehan Afektif i Menerima dan mengakui anggota kelompok yang telah dibagi. ii Membangun kerjasama dengan anggota kelompok. iii Mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas. iv Memngembangkan sikap mandiri dalam balajar v Mengembangkan sikap ketelitian, kehati-hatian, dan sabar dalam melakukan kegiatan belajar. vi Mengembangkan sikap mendengar dan menghargai pendapat orang lain. vii Menumbuhkan kecintaan terhadap makhluk hidup dan alam sekitar. viii Menyadari kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia. c Perolehan Psikomotorik i Mengembangkan kemampuan mengamati ciri morfologik, habitat, dan perilaku capung yang ditemukan di Jogja Adventure Zone. 92 ii Mengembangkan kemampuan identifikasi capung yang ditemukan di Jogja Adventure Zone. iii Mengembangkan keterampilan menggunakan alat-alat untuk mengukur variabel abiotik. iv Mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan hasil pengamatan. Setelah hasil penelitian memenuhi persyaratan untuk dapat dikembangkan sebagai sumber belajar, tahap selanjutnya adalah mengkaji proses dan produk yang ada di dalamnya. Di dalam suatu penelitian biologi terdapat fakta, konsep, dan proses sains yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sumber belajar dalam rangkam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran biologi. Berikut adalah hasil kajian proses dan produk yang relevan dengan permasalahan Biologi di SMA: 1 Hasil Penelitian berupa proses Hasil penelitian berupa proses diperoleh dari metode ilmiah yang telah dilakukan selama pelaksanaan penelitian keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone yang berupa langkah-langkah kegiatan penelitian. Langkah- langkah tersebut meliputi: a Identifikasi masalah Masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah keberadaan capung di Jogja Adventure Zone menunjukkan masih baiknya kawasan tersebut sebagai habitat hidup capung, namun data ilmiah mengenai keberadaan capung di Jogja Adventure Zone belum ada. Kawasan Jogja 93 Adventure Zone menyimpan potensi sebagai laboratorium alam yang dapat dijadikan ruang belajar yang menarik. Namun potensi ini belum banyak dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah di Yogyakarta untuk mengadakan kegiatan belajar ataupun kegiatan keilmiahan. b Perumusan masalah Rumusan masalah yang dapat ditarik dari penelitian keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone adalah apa saja jenis-jenis capung yang ada di Jogja Adventure Zone selama bulan Maret-April 2015. c Perumusan tujuan Tujuan dari dilakukannya penelitian keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone adalah untuk mengetahui jenis-jenis capung yang ada di Jogja Adventure Zone selama bulan Maret-April 2015. d Penyusunan prosedur penelitian Prosedur penelitian disusun sebagai panduan pelaksanaan kegiatan penelitian agar kegiatan yang dilakukan dapat sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan. Penyusunan prosedur penelitian meliputi penentuan objek penelitian, penentuan populasi dan sampel penelitian, penentuan alat dan bahan yang digunakan, penetuan waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, penentuan teknik analisis data penelitian, dan penarikan kesimpulan. e Pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama adalah survei sebelum pelaksanaan untuk mempertimbangkan 94 metode yang tepat, alat dan bahan yang dibutuhkan, kemampuan peneliti, dan waktu pelaksanaan, dan tahap kedua adalah pengambilan data lapangan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan dan hasil survei penelitian. f Analisis data dan pembahasan hasil penelitian Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan dihubungkan dengan pustaka-pustaka yang relevan. Hasil yang didapatkan dari analisis dan pembahasan hasil penelitian adalah jenis- jenis capung yang ada di Jogja Adventure Zone dan hubungannya dengan kondisi lingkungan yang ada pada saat penelitian. g Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian keanekaragaman capung ini. Kesimpulan yang diperoleh adalah diketahuinya jumlah jenis capung yang ada di Jogja Adventure Zone selama kurun waktu penelitian. 2 Hasil penelitian berupa produk Produk yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa fakta dan digeneralisasi menjadi konsep. Fakta dan konsep yang diperoleh dari hasil penelitian berupa produk dapat dilihat pada tabel 5 yaitu tabel fakta dan konsep yang diperoleh dari hasil penelitian keanegaragaman capung di Jogja Adventure Zone. 95 c Seleksi hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi yang sesuai dengan persoalan biologi yang akan dimuat dalam penduan belajar. Menurut Suhardi 2009 : 15, setelah hasil penelitian memenuhi persyaratan sebagai sumber belajar, terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam rangka mengangkat proses dan produk penelitian sebagai sumber belajar. Kedua hal tersebut adalah sebagai berikut : 1 Penyesuaian Prosedur Kerja Penelitian dengan Kegiatan Pembelajaran Prosedur kerja penelitian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain ketersediaan objekmedia, langkah kerja, dan lokasi kegiatan belajar yang dilakukan. Kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam penelitian ini adalah kegiatan lapangan sehinga menuntut siswa untuk turun langsung ke lapangan menghadapi objek pan permasalahan yang ada. Kegiatan ini membutuhkan alokasi waktu yang cukup banyak sehingga tidak memungkinkan untuk dilaksanakan pada jam pelajaran. Oleh karena itu, alternatif pelaksanaan kegiatan penelitian ini adalah dengan melaksanakan di luar jam pelajaran yaitu setelah jam belajar mengajar selesai atau di hari libur sekolah. 2 Penyesuaian Produk Penelitian dengan Kurikulum yang Berlaku Menurut Suhardi 2012 : 6 suatu hasil penelitian memiliki potensi besar untuk diangkat sebagai sumber belajar. Namun hasil sebuah penelitian memungkinkan untuk tidak mendukung penuh konsep-konsep dalam kurikulum yang berlaku. Untuk itu diperlukan juga modifikasi dengan 96 menambahkan konsep-konsep tersebut dari sumber lain yang relevan agar pencapaian kompetensi yang diharapkan dapat lebih optimal. Produk penelitian harus dikaji kesesuaiannya dengan kurikulum yang berlaku, dalam hal ini kurikulum 2006 bidang studi Biologi SMA kelas X agar konsep yang diperoleh melalui penelitian sesuai dengan tujuan pembelajaran yang berlaku. d Penerapan hasil penelitian sebagai sumber belajar ke dalam organisasi instruksional 1 Konsep dan Sub Konsep Konsep yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran ini adalah manfaat keanekaragaman hayati dengan sub konsep keanekaragaman jenis capung di Jogja Adventure Zone, manfaat keanekaragaman capung, dan upaya pelestarian capung dan habitatnya. 2 Kompetensi Dasar 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan . 3.2 Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam. 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan. 3 Hasil Belajar Dari kegiatan belajar ini peserta didik diharapkan dapat menemukan konsep keanekaragaman hayati khususnya mengenai keanekaragaan tingkat 97 jenis, manfaat keanekaragaman capung, dan upaya pelestarian keanekaragaman hayati. 4 Tujuan a Siswa mampu mengidentifikasi ciri morfologik capung melalui kegiatan pengamatan. b Siswa mampu mendeskripsikan perbedaan dan persamaan ciri morfologik antara capung biasa Anisoptera dengan capung jarum Zygoptera. c Siswa mampu mendeskripsikan perbedaan antara capung jantan dan capung betina secara morfologik. d Siswa mampu mendeskripsikan posisi capung jantan dan capung betina pada saat kawin kopulasi. e Siswa mampu mengelompokkan capung yang ditemui ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil membuat bagan dikotomi. f Siswa mampu menjelaskan prinsip pengklasifikasian makhluk hidup. g Siswa mampu menganalisis manfaat pengklasifikasian makhluk hidup. h Siswa mampu menggunakan kunci identifikasi capung untuk mengidentifikasi nama jenis capung yang ditemukan. i Siswa mampu mencontohkan keanekaragaman hayati tingkat gen dan spesies. j Siswa mampu menyebutkan komponen penyusun habitat capung melalui kegiatan pengamatan. 98 k Siswa mampu menyebutkan berbagai macam perilaku capung melalui kegiatan pengamatan. l Siswa mampu menemukan tahap-tahap perkembangan capung melalui kegiatan pengamatan. m Siswa mampu mengurutkan tahap metamorfosis capung dari hasil pengamatan. n Siswa mampu menganalisis peranan capung bagi kehidupan. o Siswa mampu menganalisis upaya pelestarian capung dan habitatnya. 5 Uraian Materi Materi yang digunakan dalam sumber belajar ini adalah materi hasil penelitian Biologi mengenai keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone. 6 Sasaran a Sasaran pengamatan objek belajar : hewan dari kelas Odonata atau Capung yang berada di kawasan Jogja Adventure Zone. b Sasaran peruntukan subjek belajar : siswa SMA kelas X. 7 Jenis Kegiatan Kegiatan pembelajaran ini merupakan perpaduan antara kegiatan belajar ekstrakulikuler dan intrakulikuler. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran ini terdapat kegiatan yang harus dilakukan di luar jam sekolak dan pada jam sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler meliputi : 99 a Pelaksanaan pengamatan keanekaragaman capung di kawasan Jogja Adventure Zone Kegiatan Intrakurikuler meliputi : a Persiapan awal kegiatan belajar yaitu pengarahan sebelum siswa melakukan studi lapangan. b Pelaporan hasil kegiatan yang telah dilakukan. 8 Waktu Penelitian yang dilakukan disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diangkat dalam LKS yang dibuat. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I kelas X SMA tahun ajaran 20162017 dengan jumlah jam 2 x 45 menit untuk kegiatan intrakulikuler dan 3 x 45 menit utuk kegiatan ekstrakulikuler. 9 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar ini adalah pendekatan induktif yaitu dari fakta menuju ke konsep. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa menggunakan LKS ini adalah siswa melakukan kegiatan di lapangan kemudian menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan tersebut. 10 Metode Mengajar Metode mengajar yang digunakan adalah observasi dan diskusi. 11 Sarana dan Prasarana 100 Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah: buku catatan, alat tulis, insect-net, lopkaca pembesar, jangka sorong, dan binokuler. 12 Bentuk Belajar Kegiatan belajar yang disusun dalam LKS ini adalah kegiatan belajar kelompok. 13 Sistem interaksi Sistem interaksi yang dapat terjadi dalam kegiatan pembelajaran ini adalah a Siswa – Objek b Siswa – Siswa c Guru – Siswa 14 Alat Evaluasi Alat evaluasi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan LKS ini adalah tugas dan tes formatif yang ada di dalam bahan ajar sebagai acuan penilaian untuk melanjutkan ke tahap kegiatan selanjutnya. 101 2 Analisis Peserta Didik Peserta didik yang menjadi sasaran penggunaan LKS keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone adalah siswa SMA kelas X yang rata-rata berumur. Menurut Jean Piaget dalam Dwi Siswoyo, dkk., 2008 : 102-103, perkembangan intelektual peserta didik umur 11-14 tahun termasuk ke dalam tahap operasional formal. Perubahan perilaku dari peserta didik antara lain adalah telah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif secara serentak maupun beruntun. Misalnya kapasitas merumuskan hipotesis dan kemampuan menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Kegiatan- kegiatan yang terdapat dalam LKS keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone menuntut siswa untuk berpikir abstrak dan mengikuti prosedur metode ilmiah, sehingga LKS ini sesuai dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. 3 Analisis KompetensiKurikulum Analisis kurikulum ini mengacu pada Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD pada kurikulum 2006 KTSP pada materi keanekaragaman hayati. Tahap ini digunakan untuk memahami tingkat kedalaman kompetensi yang dituntut oleh kurikulum. Analisis tersesbut mencakup identifikasi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan menyusun Indikator Pembelajaran pada materi yang akan dipelajari. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran dapat dilihat pada tabel 6 yaitu tabel Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran. 102 4 Analisis Instruksional Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD tersebut kemudian dijabarkan kedalam tujuan pembelajaran sebagai berikut: a Mengumpulkan data jenis dan morfologik capung yang hidup di Jogja Adventure Zone. b Mengumpulkan informasi mengenai peranan capung bagi kehidupan dan menganalisis upaya-upaya pelestariannya. b. Tahap Desain LKS Mengamati Capung di Jogja Adventure Zone merupakan jenis LKS semi tertutup. Menurut Surachman 2001 : 46 jenis LKS semi tertutup biasanya digunakan untuk belajar secara mandiri maupun berkelopok. Peluang yang diberikan guru kepada siswa adalah mengembangkan keterampilan pengamatan, menyusun tabel pengamatan, mendiskusikan, dan merumuskan kesmipulan. LKS semi tertutup adalah gabungan dari LKS tertutup dan LKS terbuka. LKS Mengamati Capung ini dinilai tertutup hari siswa diarahkan untuk mengkuti langkah-langkah dan mengerjakan tugas-tugas sesuai dengan petunjuk yang telah dibuat dan dimuat di dalam LKS. LKS juga dinilai terbuka karena siswa diberi kebebasan dalam mengembangkan keterampilannya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan motivator yang lebih banyak berperan dalam mengonformasi kebenaran konsep yang ditemukan oleh siswa. Penerapan LKS ini ditujukan kepada siswa yang baru mulai belajar mengenai keanekaragaman hayati khususnya keanekaragaman jenis capung. LKS ini peruntukannya adalah kepada siswa yang sudah memiliki kemampuan 103 mengoordinasi dua atau lebih ragam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, yaitu siswa kelas X SMA. Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam LKS ini menuntut siswa untuk berpikir abstrak dan mengikuti prosedur kerja, sehingga LKS ini dirasa sesuai dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. LKS didesain agar siswa bisa belajar secara mandiri maupun berkelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas yang ada di dalam LKS. 1 Penyusunan Kerangka Struktur LKS Dari hasil analisis kompetensi, disusun kerangka isi media LKS yang menggambarkan keseluruhan materi dan kegiatan yang akan dimuat dalam media LKS. Kerangka isi tersebut antara lain memuat: a Sampul Sampul depan LKS memuat antara lain: judul LKS, ilustrasi gambar, nama penyusun dan dosen pembimbing, dan logo Universitas Negeri Yogyakarta. Sampul belakang LKS memuat anara lain: tulisan mengenai gambaran umum isi LKS dan ilustrasi gambar. b Identitas LKS Identitas LKS memuat antara lain : judul LKS, nama penyusun, nama dosen pembimbing, nama reviewer, nama pembuat grafis dan tata letak, identitas lembaga yang membawahi penyusuna LKS, dan tahun penyusunan. c Kata Pengantar Kata pengantar memuat ucapan syukur penulis, latar belakang peulisan LKS, ucapan terimakasih penulis kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan LKS. 104 d Daftar Isi Daftar isi memuat informasi mengenai isi LKS beserta nomor halamannya. e Daftar Gambar Daftar gambar memuat informasi mengenai nomor dan nama gambar dan peta yang ada di dalam LKS beserta nomor halamannya. f Daftar Tabel Daftar tabel memuat informasi mengenai nomor dan nama tabel yang ada di dalam LKS beserta nomor halamannya. g Kompetensi Kompetensi memuat informasi mengenai identitas materi ajar, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan tujuan pembelajaran. h Petunjuk Penggunaan LKS Petunjuk penggunaan LKS memuat mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh siswa dan guru dalam pembelajaran menggunakan LKS. i Pendahuluan Pendahuluan berisi tentang pengenalan mengenai capung, keanekaragaman hayati, Jogja Adventure Zone, teknik dan alat-alat pengamatan capung. j Kegiatan Belajar 1 Judul Kegiatan Berisi nama judul kegiatan yang akan dilakukan. 2 Pengantar kegiatan 105 Berisi mengenai ilustrasi kegiatan yang akan dilakukan dan permasalahan yang akan diungkap melalui kegiatan tersebut. 3 Tujuan Kegiatan Berisi tujuan yang diharapakan dapat diperoleh oleh siswa setelah melakukan kegiatan. 4 Alat Berisi alat-alat yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung. 5 Prosedur Kerja Berisi mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa dalam melaksanakan kegiatan agar tujuan yang diingingkan dapat tercapai. 6 Tabel Kegiatan Berisikan tabel yang harus diisi dengan hasil kegiatan yang dilakukan siswa selama melakukan kegiatan dengan menggunakan LKS. 7 Diskusi Berisi persoalan-persoalan yang harus dipecahkan oleh siswa agar menemukan konsep dari fakta yang telah diperoleh selama kegiatan. 8 Kesimpulan Berisi kolom yang harus diisi simpulan kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa. 9 Tugas Berisi persoalan-persoalan yang harus dipecahkan oleh siswa dengan cara mengkaji pustaka atau sumber lainnya. 106 k Lampiran Lampiran memuat kunci dikotomi capung beserta foto jenis-jenis capung yang ada di Jogja Adventrue Zone. l Glosarium Glosarium memuat penjelasanpengertian dari kosa kata – kosa kata asing atau tidak umum. m Daftar Pustaka Daftar pustaka memuat daftar sumber-sumber referensi yang digunakan dalam penyusunan LKS. n Tentang Penulis Memuat biografi singkat dari penulis LKS. 2 Penentuan Sistematika Produk Tahap ini menentukan sistematika penyajian materi pada produk secara runtut sesuai dengan tahap-tahap dalam mempelajari isi materi media LKS. Pada dasarnya, LKS Mengamati Capung di Jogja Adventure Zone dirancang sebagai alternatif kegiatan belajar yang memberikan pilihan kepada guru maupun siswa untuk memilih materi mana yang akan dipelajari melalui LKS ini. Namun kegiatan-kegiatan dalam LKS ini disususn secara berjenjang yang artinya untuk melakukan kegiatan yang ada dibelakang harus melakukan kegiatan di depannya terlelbih dahulu agar siswa paham dengan apa yang harus dilakukan dalam kegiatan tersebut atau guru juga bisa memberikan materi sebagai pengganti kegiatan sebelumnya. Pada bagian pendahuluan LKS, memuat materi dasar yang 107 harus dipelajari siswa terlebih dahulu. Hal ini agar memudahkan siswa dalam melakukan kegiata di lapangan. Urutan kegiatan di dalam LKS disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi keanekaragaman hayati di kelas X SMA kurikulum 2006. Terdapat tujuh kegiatan yang disusun secara runtut sesuai dengan capaian meterinya. Berikut adalah urutan penyajian kegiatan di dalam LKS yang dibuat: a Kegiatan 1 1 Judul : Apa sajakah ciri-ciri morfologikk capung? 2 Tujuan : a Siswa mampu mengidentifikasi ciri morfologik capung melalui kegiatan pengamatan. b Siswa mampu mendeskripsikan perbedaan dan persamaan ciri morfologik antara capung biasa Anisoptera dengan capung jarum Zygoptera. b Kegiatan 2 1 Judul : Membedakan capung jantan dengan capung betina. 2 Tujuan : a Siswa mampu mendeskripsikan perbedaan antara capung jantan dan capung betina secara morfologik. b Siswa mampu mendeskripsikan posisi capung jantan dan capung betina pada saat kawin kopulasi. 108 c Kegiatan 3 1 Judul : Membuat bagan dikotomi capung 2 Tujuan : a Siswa mampu mengelompokkan capung yang ditemui ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil membuat bagan dikotomi. b Siswa mampu menjelaskan prinsip pengklasifikasian makhluk hidup. c Siswa mampu menganalisis manfaat pengklasifikasian makhluk hidup. d Kegiatan 4 1 Judul : Mengidentifikasi nama jenis capung. 2 Tujuan : d Siswa mampu menggunakan kunci identifikasi capung untuk mengidentifikasi nama jenis capung yang ditemukan. e Siswa mampu mencontohkan keanekaragaman hayati tingkat spesies. e Kegiatan 5 1 Judul : Habitat dan perilaku capung. 2 Tujuan : a Siswa mampu menyebutkan komponen penyusun habitat capung melalui kegiatan pengamatan. b Siswa mampu menyebutkan berbagai macam perilaku capung melalui kegiatan pengamatan. 109 f Kegiatan 6 1 Judul : Capung dan metamorfosisnya. 2 Tujuan : a Siswa mampu menemukan tahap-tahap perkembangan capung melalui kegiatan pengamatan. b Siswa mampu mengurutkan tahap metamorfosis capung dari hasil pengamatan. g Kegiatan 7 1 Judul : Peran capung bagi kehidupan. 2 Tujuan : a Siswa mampu menganalisis peranan capung bagi kehidupan. b Siswa mampu menganalisis upaya pelestarian capung dan habitatnya. 3 Perancangan Alat Evaluasi a Evaluasi proses dilakukan dengan cara mengamati kinerja siswa selama melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan LKS baik di lapangan maupun di kelas. b Evaluasi hasil dilakukan dengan menilai kinerja siswa berupa tabel hasil pengamatan, penyelesaian pertanyaan diskusi, penarikan kesimpulan, dan penyelesaian pertanyaan tugas. 110 c. Tahap Pengembangan 1 Pra Penulisan Pada tahap ini dilakukan kajian referensi yang bertujuan untuk melengkapi hasil penelitian dan menemukan konsep-konsep biologi yang relevan guna mendukung proses penyusunan LKS. Tahap ini diperlukan agar LKS yang disusun dapat memenuhi kompetensi dalam kurikulum yang berlaku sesuai dengan peruntukannya. 2 Penulisan Draf Penulisan draf LKS dilakukan dengan menyusun bagian demi bagian sesuai dengan konsep dan sistematikan yang telah disusun sebelumnya. Tahap ini dilakukan dengan memperhatikan rambu-rambu standar penyusunan LKS, dengan demikian LKS yang disusun diharapkan memiliki kualitas yang baik. Hasil dari tahap penyusunan draf ini berupa draf awal LKS sebelum dilakukan validasi. 3 PenyuntinganValidasi Produk awal hasil penyusunan LKS kemudian di review oleh tim ahli, dalam hal ini adalah 2 orang ahli materi dan 2 orang ahli media untuk memperoleh masukan dan komentar. Ahli materi merupakan dosen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuna Alam UNY yaitu Suhandoyo, M.S., dan Presiden Indonesia Dragonfly Society IDS yaitu Wahyu Sigit Rhd. Sedangkan ahli media merupakan dosen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuna Alam UNY yaitu Ciptono, M.Si. dn Yuni Wibowo M.Pd. Masukan dan komentar dari tim ahli materi dan tim ahli media digunakan untuk 111 menyempurnakan LKS sebelum diuji coba terbatas. Tujuan tahap ini adalah untuk menghindari adanya kesalahan konsep dan bahasa. Validasi Tim Ahli Materi Ahli materi memberikan koreksi dan masukan dalam aspek materi dan bahasa. Hasil validasi dari tim ahli materi menunjukkan bahwa di dalam KLS yang telah disusun masih terdapat beberapa konsep yang kurang tepat sehingga perlu diperbaiki. Terdapat pula beberapa kesalahan dalam aspek bahasa. Tim ahli materi juga memberikan komentar serta saran untuk perbaikan LKS ini. Hasil validasi tim ahli materi tersaji dalam tabel 7 yaitu tabel Koreksi Konsep oleh Tim Ahli Materi. Tabel 7 dan tabel 8 menampilkan koreksi, saran, dan masukan dari tim ahli materi pada aspek konsep materi dan bahasa yang di muat dalam LKS. Hasil validasi menunjukkan terdapat beberapa materi yang kurang tepat dalam penjelasannya, diantaranya kesalahan pada penjelasan kata “habitat”, “abiotik”, “dimorfisme”, “konservasi”, dan “spesiesjenis”. Kesalahan lain terdapat pada beberapa kalimat yang memiliki makna ganda atau kalimat yang sulit untuk dipahami. Misalnya pada kalimat “Jumlah persamaan sifat dari capung yang satu kelompok lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah pe rbedaannya”. Pada kata “kelompok” dalam kalimat tersebut dapat menimbulkan tanda tanya bagi pembaca, sehingga tim ahli memberi koreksi untuk menambahkan kata menjadi “kelompok dikotomi” agar pembaca bisa memahami maksud kalimat. Koreksi lain terdapat pada pemilihan diksikata dalam LKS yang kurang tepat, misalnya 112 pada kata “menunjang” dalam kalimat “peralatan yang menunjang” perlu diganti dengan kata “dibutuhkan”. Validasi Tim Ahli Media Validasi tim ahli media berfokus pada aspek penyajian, kegrafisan, dan bahasa. Hasil validasi dari tim ahli media menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa bagian LKS yang perlu diperbaiki. Saran dan masukkan dari tim ahli media tersaji dalam tabel 9 yaitu tabel Masukan dan Saran dari Tim Ahli Media. Tim ahli media menilai tampilan produk LKS yang disusun sudah baik. Tim ahli media memberi masukan pada beberapa bagian LKS yang perlu untuk diperbaiki agar tampilan LKS menjadi lebih baik. Beberapa bagian LKS yang perlu diperbaiki antara lain, contoh tabel pengamatan perlu di perbesar agar memudahkan siswapembaca untuk membacanya, beberapa kata operasional dalam tujuan pembelajaran kurang tepat dalam penggunaannya, dan beberapa bagian lainnya. Secara keseluruhan baik tim ahli materi maupun tim ahli media memberikan penilaian baik terhadap produk LKS ini dan layak diuji coba terbatas dengan revisi sesuai arahan dan masukan. Berdasarkan hasil ini, LKS yang telah disusun kemudian direvisi sesuai penilaian tim ahli. 4 Revisi Revisi dilakukan dari hasil validasi oleh tim ahli materi dan tim ahli media untuk menyempurnakan produk yang dihasilkan. Pada tahap ini dilakukan perbaikan LKS dengan dasar validasi yang telah dilakukan tim ahli. Seluruh koreksi, saran, dan masukan dari tim ahli ditindaklanjuti dalam tahap revisi guna 113 meningkatkan kualitas LKS baik dari aspek, penyajian, maupun bahasa. Koreksi konsep yang diberikan oleh tim ahli materi telah seluruhnya diperbaiki dalam LKS. Sedangkan saran dan masukan dari tim ahli sebagian besar telah ditidaklanjuti dengan melakukan perbaikan pada LKS. Namun terdapat beberapa saran dan masukan yang tidak dapat ditindaklanjuti karena sudah ada pada LKS, misalnya saran dari ahli media untuk menambahkan ilustrasi daur hidup capung. Bagian ini sudah ada dalam LKS yaitu pada halaman 17-18. 5 Uji Coba Terbatas Uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui penilaian dari guru Biologi dan tanggapan siswa SMA terhadap LKS Mengamati Capung di Jogja Adventure Zone . Uji coba terbatas dilakukan dengan memberi intrumen penilaian kualitas dan kelayakan LKS berupa angket kepada 2 orang Guru Biologi dan instrumen tanggapan kualitas LKS kepada 12 orang siswa kelas X SMA N 1 Banguntapan, Bantul. Berikut adalah hasil penilaian guru dan tanggapan siswa terhadap LKS Mengamati Capung di Jogja Adventure Zone. Instrumen yang dibuat berupa angket dengan skala Guttann, yaitu hanya menyediakan 2 pilihan jawaban, “ya” dan “tidak”. Tujuan menggunakan skala Guttmann adalah penilaian yang didapatkan lebih ojektif. Intrumen untuk guru dan siswa merupakan intrumen tanggapan terhadap produk LKS secara keseluruhan. a Penilaian Dua Orang Guru Biologi SMAN 1 Banguntapan Intrumen penilaian guru Biologi dibuat untuk mengetahui penilaian guru Biologi terhadap kualitas dan kelayakan KLS yang telah disusun pada aspek 114 materi, penyajian, desainkegrafisan, dan bahasaketerbacaan. Instrumen dibuat dengan menggunakan skala Guttman yang hanya menyediakan jawaban “Ya sudah baik” dan “Tidak belum baik”. Hasil pengisian angket penilan dan masukan oleh guru biologi disajikan dalam tabel 10 yaitu tabel Penilaian dari dua orang Guru Biologi SMAN 1 Banguntapan dan tabel 11 yaitu tabel Masukan dan Saran dari dua orang Guru Biologi SMAN 1 Banguntapan. i. Aspek Materi Penilaian dari guru menyatatakan bahwa materi yang disajikan dalam LKS disusun secara logis dan memiliki tujuan pembelajaran yang jelas. Namun LKS ini kurang cocok jika digunakan dalam satu materi saja. Hal ini dikarenakan menurut penilaian guru penyajian materi masih dirasa rumit, kurang runtut, dan kurang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Guru menilai materi LKS ini membutuhkan materi prasyarat agar siswa bisa melaksanakan semua kegiatan dalam KLS. Materi disajikan kurang sistematis, terlalu kompleks untuk siswa SMA, dan tidak terfokos pada satu materi saja, sehingga LKS dirasa akan lebih tepat jika digunakan dalam mempelajari beberapa materi tidak hanya materi keanekaragaman. Misalnya saja digunakan dalam kegiatan Outdoor Learning atau studi lapangan. ii. Aspek Penyajian Guru menilai LKS ini telah baik dari aspek penyajiannya. Dari 10 indikator pada aspek penyajian, 8 diantaranya kedua guru memberi jawaban “ya”. Poin yang disoroti oleh guru adalah dalam hal pelaksanaannya. Sangat dimungkinkan siswa tidak mampu melakukan seluruh kegiatan dalam LKS 115 ini dikarenakan keterbatasan waktu untuk siswa SMA, sehingga guru menyarankan agar objek berupa capung dapat di sediakan di ruang kelas. iii. Aspek DesainKegrafisan Guru menilai desain LKS ini sudah baik. Dari 20 indikator, kedua guru memberi penilaian “ya” pada 16 indikator. Hal-hal yang perlu diperbaiki dari aspek desain adalah pada pemilihan jenis huruf dan ukuran huruf yang dipilih terutama ukuran huruf pada contoh tabel pengamatan. Tabel pengamatan juga diniali perlu untuk disederhanakan agar siswa lebih mudah memperoleh konsep yang akan dituju. iv. Aspek Bahasaketerbacaan Bahasa yang digunakan dalam KLS ini dinilai sudah menggugnakan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar,komunikatif, dan jelas. Namun guru menilai bahasa yang digunakan terlalu rumit untuk siswa SMA kelas X dan banyak terdapat istilah-istilah yang belum dipahami siswa. Bahasa dalam LKS masih memerlukan beberapa perbaikan terutama pemilihan diksikata dan penggunaan istilah-istilah agar bahasa yang digunakan lebih sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. 116 Gambar 9. Grafik persentase penilaian guru terhadap kualitas LKS Mengamati Capung di Jogja Adventure Zone Secara keseluruhan, kedua guru memberi penilaian LKS Mengamati Capung di Jogja Adventure Zone sudah baik dalam aspek penyajian, desain, dan bahasa. Namun masih memerlukan perbaikan terutama pada aspek materi agar sesuai dengan materi pelajaran biologi di sekolah serta pada aspek bahasa perlu disederhanakan sesuai dengan karakteristik perkembangan verbal siswa SMA. Kedua guru juga menilai KLS layak untuk digunakan dalam pembelajaran dengan perbaikan sesuai saran dan masukan yang diberikan oleh guru. b Tanggapan Siswa Intrumen tanggapan siswa dibuat untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap produk LKS yang telah disusun pada aspek desainkegrafisan, aspek bahasaketerbacaan, aspek pelaksanaan, aspek kemandirian, dan aspek manfaat. 57 90 90 73 43 10 10 27 20 40 60 80 100 Materi Penyajian Desain Bahasa Pe rs e n ta se Aspek Penilaian Persentase Penilaian Guru Terhadap LKS Penilaian Guru Sudah Baik Penilaian Guru Belum Baik 117 Instrumen dibuat dengan menggunakan skala Guttam yang hanya menyediakan jawaban “setuju” dan “tidak setuju” terhadap pernyataan yang diberikan. Hasil pengisian angket tanggapan oleh 12 orang siswa disajikan dalam tabel 12 yaitu tabel Tanggapan 12 orang siswa kelas X SMA N 1 Banguntapan, Bantul dan tabel 13 yaitu tabel Masukan dan saran dari 12 orang siswa kelas X SMA N 1 Banguntapan, Bantul. Gambar 10. Grafik presentase tanggapan siswa terhadap LKS Grafik 10 menujukkan persentasi tanggapan siswa berdasarkan masing- masing aspek sedangkan tabel 12 menunjukkan hasil tanggapan siswa terhadap LKS Mengamati Keanekaragaman Capung di Jogja Adventure Zone berdasarkan indikator masing-masing aspek. i. Aspek DesainKegrafisan Hasil tanggapan siswa terhadap aspek desain memperlihatkan bahwa LKS ini memiliki desain sampul yang bagus, memiliki keterangan tabel dan gambabar yang jelas, dan tata letak lay out yang menarik 90,3 87,1 88,9 96,7 87,3 9,7 12,9 11,1 3,3 12,7 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 Desain Bahasa Pelaksanaan Kemandirian Manfaat Pers e n ta se Aspek Tanggapan Presentase Tanggapan Siswa Terhadap KLS Setuju Tidak Setuju 118 sehingga membuat siswa tertarik mempelajari dan mudah memahaminya. Pemilihan jenis huruf dan ukurannya masih membutuhkan perbaikan agar siswa lebih nyaman dan mudah dalam membacanya. ii. Aspek Bahasa Hasil tanggapan siswa terhadap aspek bahasa menyatakan bahwa bahasa yang digunakan dalam LKS ini mudah dipahami oleh siswa dan tidak memiliki makna ganda. Namun beberapa bagian masih membuat siswa bingung dalam memaknai terutama terdapatnya banyak istilah- istilah yang belum dipahami siswa. Pada bagian lampiran LKS terdapat kesalahan dalam pencetaan hal ini dimungkinkan pada saat mencetak LKS, percetakan tidak memiliki jenis huruf font yang digunakan dalam LKS sehingga secara otomatis jenis huruf berubah menjadi simbol-simbol yang tidak dapat dipahami. iii. Aspek Pelaksanaan Hasil tanggapan siswa terhadap aspek pelaksanaan menyatakan bahwa LKS ini memberikan pengalaman kepada siswa untuk belajar langsung menghadapi objek di lapangan dengan menggunakan peralatan yang mudah digunakan. Namun tidak semua kegiatan yang ada dalam LKS mampu diselesaikan siswa. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dalam pelaksanaan uji coba terbatas kepada siswa. iv. Aspek Kemandirian Hasil tanggapan siswa terhadap aspek kemandirian menyatakan bahwa Petunjuk penggunaan LKS dan langkah kerja mudah dipahami 119 siswa sehingga siswa paham dengan apa yang harus dilakukan dan mampu melakukan kegiatan dengan baik. v. Aspek Manfaat Hasil tanggaan siswa terhadap aspek manfaat menyatakan bahwa LKS ini memberi gambaran kepada siswa bahwa belajar biologi itu menyenangkan, membuat siswa mengenal lingkungan sekitarnya, membuat siswa menyadari potensi capung sebagai sumber belajar sehingga memotivasi siswa untuk ikut serta melesatarikannya. Namun LKS ini belum memberikan gambaran kepada siswa tentang hal-hal apa saja yang mengancam kelestarian capung di sekitarnya. Secara keseluruhan siswa memberi tanggapan terhadap LKS Mengamati Capung di Jogja Adventure Zone bahwa LKS ini memiliki desain yang menarik, bahasa yang jelas namun masih membutuhkan perbaikan, dapat dilakukan oleh siswa secara berkelompok, mendorong siswa untuk belajar mandiri, dan membuat siswa mengenali lingkungan sekitarnya terutama capung. Beberapa aspek yang membutuhkan perbaikan antara lain aspek bahasa dan pelaksanaan. Aspek bahasa membutuhkan perbaikan dari segi pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, dan pemilihan diksi dalam kalimat, sedangkan aspek pelaksanaan membutuhkan perbaikan dalam alokasi waktu pelaksanaan. Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa ynag baik menurut Hendro dan Kaligis 1992 : 41 – 46 harus memenuhi persyaratan didaktis, konstruksi, dan teknis. Berdasarkan hasil penilaian guru biologi dan tanggapan siswa terhadap LKS 120 Mengamati Capung ini secara umum LKS yang dibuat telah memenuhi persyarata- persyaratan tersebut. Namun pada beberapa bagian masih terdapat kekurangan- kekurangan yang perlu disempurnakan agar LKS yang dibuat benar-benar telah memenuhi persyaratan tersebut. Persyaratan Didaktif Persyaratan didaktif yang telah terpenuhi dari LKS ini antara lain: LKS menekankan adanya proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKS berfungsi sebagai petunjuk bagi. Di dalam LKS ini terdapat langkah-langkah yang menuntun siswa untuk mencari tahu fakta-fakta di lapangan sehingga siswa dapat menemukan konsep dari fakta-fakta tersebut. Terdapat variasi yang memberikan stimulasi siswa melalui berbagai media dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis, menggambar, berdiskusi, menggunakan alat, dan sebagainya. Media gambar baik foto maupun sketsa dirancang agar siswa terstimulasi untuk menemukan fakta di lapangan dari media tersebut sedangkan langkah-langkah kerja dirancang agar siswa terbiasa menggunakan alat-alat pengamatan capung, menggambar morfologi capung, dan menuliskan deskripsi mengenai capung yang ditemui di lapangan. LKS dirancang agas siswa mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, estetika, serta pengalaman belajar yang ditentukan oleh tujuan pengembangan probadi siswa. Kegiatan dirancang dalam bentuk kegiatan kelompok dengan harapan agar anggota kelompok bisa saling bersosial dengan baik, memiliki kedekatan emosional, dan mampu bekerja dalam tim sehingga tugas-tugas dalam LKS dapat diselesaikan dengan baik. 121 Adapun persyaratan didaktif yang belum terpenuhi adalah LKS belum memperhatikan adanya perbedaan kemampuan masing-masing individu. Peruntukan LKS ini adalah siswa kelas X SMA yang menurut Piaget dalam Dwi Siswoyo, 2008 : 102 – 103 telah masuk tahap operasional formal yaitu mempu mengoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif secara bersamaan. LKS yang baik adalah yang dapat digunakan oleh siswa yang lamban, sedang, maupun pandai, namun LKS ini belum memenuhi persyaratan tersebut. Persyaratan Konstruksi Persyaratan konstruksi yang telah terpenuhi adalah LKS memiliki tujuan pembelajaran yang jelas yaitu tujuan pembelajaran pada kompetensi dasar keanekaragaman hayati. Pokok materi dalam KLS adalah keanekaragaman tingkat jenis, meskipun guru menilai LKS kurang terfokus pada materi keanekaragaman hayati. LKS didesain sebagai alternatif kegiatan belajar sehingga terdapat kegiatan lain yang keluar dari fokus bahasan keanekaragaman hayati. Persyaratan konstruksi yang belum terpenuhi adalah pada aspek bahasa. Sebagaimana penilaian oleh guru, LKS masih terdapat banyak kata maupun kalimat yang rumit yang belum masuk dalam tingkat kemampuan peserta didik dalam memahami kata maupun kalimat tersebut. LKS juga dinilai belum memperhatikan kemampuan berpikir siswa karena tingkat bahasa yang tidak mudah dipahami oleh anak kelas X SMA. Sumber informasi dalam LKS hanya menampilkan mengenai pengenalan capung secara umum pada bagian pendahuluan dan kunci identifikasi capung pada bagian lampiran. Sumber informasi ini dirasa masih kurang dalam menunjang pengetahuan siswa mengenai keanekaragaman hayati. 122 Persyaratan Teknis Dilihat dari persyaratan teknis, hampir semua persyaratan telah terpenuhi. LKS yang disusun memiliki tampilan yang sangat menarik baik menurut penilaian guru, siswa, maupun reviewer. Gambar-gambar yang disajikan juga menunjang dalam kegiatan yang akan dilakukan. LKS disusun dengan memperhatikan tata tulis huruf antaralain penggunaan huruf tebal, huruf miring, keserasian ukuran huruf, dan lain sebagainya.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone pada bulan Maret-April 2005, ditemukan sebanyak 35 jenis capung yang berasal dari 8 famili dan 2 sub ordo. 2. Hasil penelitian keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone dapat dijadikan bahan penyusun Lembar Kegiatan Siswa untuk mempelajari materi keanekaragaman hayati karena telah memiliki kejelasan potensi ketersediaan objek dengan permasalahan yang diangkat, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kejelasan sasaran ateri dan peruntukannya, kejelasan informasi yang akan diungkap, kejelasan pedoman eksplorasi, dan kejelasan perolehan yang akan dicapai. 3. Lembar Kegiatan Siswa SMAMA Kelas X Mengamati Capung di Jogja Adventure Zone sudah baik pada apek penyajian, aspek desain, dan aspek bahasa, namun masih membutuhkan perbaikan pada aspek materi. B. Saran 1. Dalam penyusuna Lembar Kegiatan Siswa, kebenaran konsep materi harus diperhatikan benar karena akan berpengaruh pada pemahaman konsep materi oleh siswa. Materi harus disajikan secara runtut dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Selain itu, gambar dan tabel harus disesuaikan dengan konsep yang akan dituju, agar Lembar Kegiatan Siswa dapat menggiring siswa menemukan konsep materi yang dituju.