14 mempunyai alat tambahan terminal appendages sebanyak 3 buah 2 diatas dan
1 dibawah. Sedangkan pada betina mempunyai 2 buah dorsal terminal appendages. Nimfa berukuran besar mempunyai insang di rectum.
Sub ordo Zygoptera memiliki bentuk dan ukuran sayap depan dan belakang relatif sama. Pada saat istirahat posisi sayap dalam keadaan tertutup
dan tegak lurus dengan tubuh. Abdomen berbentuk ramping. Pada jantan memiliki 4 buah alat tambahan, betina memiliki ovivositor yang berkembang
dengan baik. Nimfa Zygoptera mempunyai insang yang berbentuk daun dan berjumlah 3 buah Mochamad Hadi. 2009:132-133.
c. Habitat Capung
Capung dewasa sering terlihat di tempat-tempat terbuka , terutama diperairan tempat mereka berbiak dan mencari makan. Capung dan capung
jarum menyebar luas di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai, dan danau, hingga ke pekarangan rumah lingkungan perkotaan, tepi pantai hingga ketinggian
lebih dari 3000 m dpl. Sebagian besar capung senang hinggap di pucuk rumput, perdu, dan ranting-ranting pohon yang tumbuh di sekitar perairan
Shanti Susanti. 1998:11. Beberapa jenis capung dewasa merupakan penerbang yang sangat kuat, sehingga sering kali dapat ditemukan jauh dari
wilayah perairan.
d. Siklus Hidup dan Reproduksi Capung
Capung merupakan salah satu contoh serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna atau hemimetabola. Di masa hidupnya, capung
mengalami tiga tahap perubahan bentuk yaitu telur, nimfa, dan capung dewasa
15 Shanti Susanti. 1998:14. Saat terjadi kopulasi, capung jantan mengaitkan
ujung abdomennya di leher betina kemudian betina akan membengkokkan abdomennya ke atas dan mengaitkan ujung abdomennya ke organ genital
jantan yang ada di ruas 2-3 abdomen jantan. Kopulasi bisa terjadi dalam keadaan terbang maupun tengger. Setelah terjadi kopulasi, capung betina
akan meletakkan telurnya di air atau disisipkan pada tanaman air Wahyu Sigit. 2013:23.
Telur capung ada yang berbentuk panjang silindris dan ada yang bulat, di salah satu sudut ada satu atau beberapa lubang yang sangat kecil yang
digunakan untuk jalan memasukkan sperma sebelum telur diletakkan di air. Telur tersebut kemudian akan menetas menjadi nimfa. Lama masa penetasan
ini bervariasi satu jenis dengan jenis lain, antara 1-3 minggu. Predator utama telur capung adalah ikan dan siput.
Nimfa capug memilik bentuk yang mirip dengan bentuk capung dewasa, kecuali sayap dan organ reproduksi. Organ reproduksi dan sayap
pada nimfa belum berkembang Aprizal Lukman. 2009 : 43 Nimfa capung dapat hidup di air selama beberapa bulan hingga tahun dan sangat sensitif
terhadap kondisi air yang tercemar. Sebagian besar kehidupan capung dihabiskan dalam tahap ini dan bernafas dengan menggunakan insang. Pada
masa perkembangannya sebelum menjadi capung dewasa, nimfa capung akan mengalami pergantian kulit moulting sebanyak 6-15 kali, tergantung jenis
capungnya, atau yang disebut dengan tahap instar. Nimfa jenis capung
16 tertentu dapat mengalami masa istirahat yang menunda perkembangan hingga
musim tertentu yang sesuai bagi kehidupannya Shanti Susanti.1998:16-17. Proses pergantian kulit atau moulting ini dipengaruhi oleh hormon.
Serangga memiliki tiga hormon yang berpedan dalam metamorfosis yaitu hormon otak ecdysiotropin yang dihasilkan dalam corpora cardiace, hormon
moulting atau ecdyson protoracic glandPGH yang dihasilkan oleh kelenjar protoraks, dan hormon juvenil JH yangdihasilkan oleh corpora allata yaitu
sepasang kelenjar endokrin yang terletak di otak. Capung memiliki kerangka luar yang disebut eksoskleleton yang menutupi seluruh tubunhnya namun
tidak bisa mengalami pertumbuhan, sedangkan tubuh nimfa capung terus mengalami pertumbuhan. Akibatnya nimfa capung harus melakukan
moulting beberapa kali selama hidupnya Aprizal Lukman. 2009 : 43. Secara berkala sel-sel neurosekretori di dalam otak menghasilkan
hormon otakecdysiotropin. Hormon ini merangsang kelenjar protoraks untuk menghasilkan hormon edyson yang kemudian merangsan pertumbuhan dan
menyebabkan epidermis menggetahkan suatu kutikula baru yang menyebabkan dimulainya proses pengelupasan kulit atau moulting. Selain
ecdyson, proses moulting juga dipengaruhi oleh hormon juvenil. Selama hormon juvenil masih diproduksi, rangkaian pengelupasan kulit yang terjadi
di bawah pengaruh ecdyson hanya akan menghasilkan stadium tidak dewasa masih tetap menjadi nimfa. Jika saat nimfa capung moulting dan tidak
menghasilkan hormin juvenil maka nimfa tersebut akan menjadi bentuk dewasa capung dewasa Aprizal Lukman. 2009 : 43-44.
17 Setelah nimfa tuamatang mature dan siap menjadi capung dewasa,
nimfa capung akan memanjat tanaman air atau benda lain untuk keluar dari air. Pada waktu tersebut fungsi insang akan terhenti dan digantikan oleh
lubang dubur. Proses ini umumnya terjadi di pagi hari sebelum matahari terbit. Capung dewasa keluar dengan merobek kulit nimfa tua, umumnya
membutuhkan waktu 1-2 jam untuk bisa terbang. Jenis capung tertentu membutuhkan waktu lebih lama, bisa sampai seharian baru bisa terbang.
Periode pematangan reproduksi capung dewasa Zygoptera terjadi selama 2 sampai 30 hari sedangkan subordo Anisoptera berlangsung selama
6 sampai 45 hari yang dipengaruhi oleh jenis spesies, cuaca, lingkungan dan habitat. Masa reproduksi berlangsung selama satu sampai delapan minggu.
Periode pematangan berlangsung sejak kemunculan naiad sampai kematangan seksual yang melibatkan; perubahan warna tubuh, warna sayap,
perkembangan alat kelamin, ukuran dan kemunculan ektoparasit tertentu dan pertumbuhan jumlah lapisan pada endokutikula William Feltmate 1992
dalam Siti Nurul. 2008:6
e. Peran Capung bagi Kehidupan