3 Guru kemudian mengajukan pertanyaan tentang contoh gambar.
4 Guru menempel contoh peta konsep yang telah dibuat berisi tentang informasi-
informasi yang dilihat dari contoh gambar yang telah dibuat. 5
Guru menjelaskan peta konsep yang telah dibuat. 6
Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. 7
Memberikan lembar kerja berupa gambar kepada setiap kelompok. 8
Guru menjelaskan bahawa setiap kelompok harus mengisi lembar kerja dan membuat peta konsep sederhana dengan bahasa mereka sendiri.
9 Siswa mengembangkan informasi yang telah dibuat dalam bentuk peta konsep
menjadi karangan narasi ekspositoris secara individu. 10
Guru meminta perwakilan siswa untuk maju ke depan kelas untuk membacakan hasil karangnnya.
Tahap 3: Penutup
1 Guru melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa.
2 Guru memberi penguatan pujian hadiah atas hasil kerja siswa yang bagus serta
memberikan semangat kepada mereka yang belum dapat pujian hadiah untuk berusaha lebih giat lagi.
4. Penilaian Menulis Narasi Ekspositoris
Pedoman penilaian menulis narasi ekspositoris ini adalah penilaian secara analitis. Nurgiyantoro 2010: 444 menjelaskan bahwa penilaian analitis adalah
penilaian hasil karangan peserta didik berdasarkan kualitas komponen pendukungnya,
tiap komponen diberi skor secara tersendiri dan skor keseluruhan diperoleh dengan menjumlah skor-skor komponen tersebut. Dengan cara ini akan diperoleh informasi
komponen apa yang skornya tinggi atau yang rendah, dan itu mencerminkan tingkat kompetensi peserta didik. Hal ini berarti lewat penilaian analitis akan sekaligus
diketahui kelebihan dan kelemahan seorang peserta didik, maka penilaian ini dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan diagnotik-edukatif.
Salah satu model penyekoran dalam penilaian keterampilan menulis, yaitu dengan menggunakan model skala interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek
yang dinilai. Pedoman skala interval yang dimodifikasi dari Hartfield dkk Nurgiyantoro, 2010: 441. Modifikasi dalam penilaian ini adalah pada bagian
indikator. Modifikasi dilakukan dengan tujuan agar sesuai dengan kriteria penilaian yang terdapat dalam narasi ekspositoris. Berikut ini beberapa hasil adaptasi kriteria
penilaian yang terdapat dalam narasi ekspositoris. Aspek isi digunakan dua indikator penilaian, yaitu penyampaian informasi
dan kreatifitas dalam mengemangkan cerita. Aspek organisasi, yaitu penyampaian informasi latar dan waktu dan penyajian rangkaian cerita. Aspek penggunaan bahasa,
yaitu struktur kalimat dan penggunaan kalimat. Aspek kosakata, yaitu pemilihan kosakata. Aspek yang terakhir adalah aspek mekanik, yaitu penulisan kata dan
pemakaian tanda baca. Adaptasi kriteria penilaian narasi ekspositoris dapat dilihat lebih detail pada lampiran 2l halaman 177.
B. Penelitian yang Relevan
Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan, terdapat penelitian lain yang telah dilakukan dan memiliki hasil yang relevan dengan penelitian tindakan ini.
Penelitian-penelitian tersebut berfungsi sebagai sumber acuan dalam penyusunan laporan penelitian tindakan ini. berikut benelitian-penelitian tindakan tersebut.
Penelitian Andrianis Dwi Novanti 2014 yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Naskah Drama menggunakan Model Pembelajaran Circuit
Learning dengan Media Gambar Situasi Khayal pada Siswa Kelas XI IPA 3 SMA N 1 Jogonalan Klaten”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
menulis naskah drama peserta didik kelas XI IPA 3 SMA N 1 Jogonalan Klaten. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan peserta didik dalam menulis naskah
Drama dapat meningkat setelah menggunakan strategi Circuit Learning. Peningkatan pada penelitian ini mencakup pada kualitas proses pembelajaran maupun kualitas
hasil pembelajaran. Penelitian Arin Pratiwi 2014 yang berjudul “ Keefektifan Strategi Circuit
Learning dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tempel Sleman”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan strategi Circuit
Learning dalam pembelajaran menulis agumentasi. Hasilnya menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan strategi CL dengan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. Perbedaan terlihat dari perhitungan uji-t protes keterampilan menulis
argumentasi kelompok eksperimen dan kelompok control. Hasil penelitian ini