Karakteristik Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Saintifik Tujuan Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik Langkah-langkah Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan

20 pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklafikasi, mengukur, meramalkan menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses- proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah yang menerapkan kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan, sehingga siswa dapat menemukan jawaban dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan dalam pembelajaran.

a. Karakteristik Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Saintifik

1. Berpusat kepada siswa. 2. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip. 21 3. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. 4. Dapat mengembangkan karakter siswa.

b. Tujuan Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik

Menurut daryanto 2014: 54 tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut. 1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. 3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan. 4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi. 5. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah. 6. Untuk mengembangkan karakter siswa. 22

c. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan

Saintifik. Langkah-langkah pendekatan ilmiah scientific approach dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah saintifik. Meliputi: menggali informasi melalui observasing pengamatan, quentioning bertanya, experimenting percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan menciptakan serta membentuk jaringan. 1. Mengamati Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah scientific approach adalah pada langkah pembelajaran mengamati Observing . Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. 2. Menanya Langkah kedua pada pendekatan ilmiah Scientific approach adalah questioning menanya. Kegiatan belajaranya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual 23 sampai kepertanyaan yang bersifat hipotetik. Kompetensi yang dikembangkan adalah kreativitas rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Pada kegiatan pembelajaran ini, siswa melakukan pembelajaran bertanya. 3. Mengumpulkan informasi Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai cara. Untuk itu, peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objekkejadianaktivitas wawancara dengan nara sumber, dan sebagainya. 4. MengasosiasikanMengolah Informasimenalar Langkah berikutnya pada saintific approach adalah associating menalarmengolah informasi. Istil ah “menalar” associating dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal 24 dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meskipun penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. 5. MengkomunikasikanMembentuk jejaring Langkah kelima pada scientificapproach adalah networking membentuk jejaring. Model networked adalah model pembelajaran berupa kerja sama antar siswa dengan seorang ahli dalam mencari data., keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu darberbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orang tua atau guruyang dianggap ahli olehnya. Siswa memperlua wawasan belajarnya sendiri, artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.

3. Penilaian Authentik

Dokumen yang terkait

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENGOLAH RAPORT KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR Problematika Guru Dalam Mengolah Raport Kurikulum 2013 Di SD IT Muhammadiyah Al-Kautsar.

0 4 13

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENGOLAH RAPORT KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR Problematika Guru Dalam Mengolah Raport Kurikulum 2013 Di SD IT Muhammadiyah Al-Kautsar.

0 3 18

PROBLEMATIKA GURU DALAM PENILAIAN PEMBELAJARANKURIKULUM 2013 DI SD MUHAMMADIYAH Problematika Guru dalam Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 di SD Muhammadiyah 24 Surakarta Tahun 2016/2017.

0 2 17

PROBLEMATIKA GURU DALAM PENILAIAN PEMBELAJARANKURIKULUM 2013 DI SD MUHAMMADIYAH Problematika Guru dalam Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 di SD Muhammadiyah 24 Surakarta Tahun 2016/2017.

0 4 16

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI BAYAN Problematika Guru Dalam Menerapkan Penilaian Autentik Pada Kurikulum 2013 Di SD Negeri Bayan No. 216 Surakarta.

0 2 17

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS KELAS VII Problematika Pembelajaran Matematika Berbasis Kurikulum 2013 (Studi Kasus Kelas VII Di SMP Negeri 4 Klaten).

0 1 14

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KURIKULUM 2013 Problematika Pembelajaran Matematika Berbasis Kurikulum 2013 (Studi Kasus Kelas VII Di SMP Negeri 4 Klaten).

0 5 16

PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KURIKULUM 2013 Problematika Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Berbasis Kurikulum 2013 (Studi kasus pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Blora).

0 2 15

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 KECAMATAN MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015.

0 4 190

Pola Pikir Guru (dan Siswa) Dalam Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013

0 0 19