Pengertian Authentik Penilaian Authentik

24 dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meskipun penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. 5. MengkomunikasikanMembentuk jejaring Langkah kelima pada scientificapproach adalah networking membentuk jejaring. Model networked adalah model pembelajaran berupa kerja sama antar siswa dengan seorang ahli dalam mencari data., keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu darberbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orang tua atau guruyang dianggap ahli olehnya. Siswa memperlua wawasan belajarnya sendiri, artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.

3. Penilaian Authentik

a. Pengertian Authentik

Menurut Abdul Majid 2014: 2 penilaian authentik authentic assessment adalah proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten sebagai 25 akuntabilitas publik pusat kurikulum, 2009. Penilaian autentik dikembangkan karena penilaian tradisional yang selama ini digunakan mengabaikan konteks dunia nyata dan kurang menggambarkan kemampuan siswa secara holistik. Istilah penilaian autentik sering disejajarkan pengertiannya dengan performance assessment , alternative assessment , direct assessment , dan realistic assessment . Penilaian autentik dinamakan penilaian kinerja atau penilaian berbasis kinerja, karena dalam penilaian ini secara langsung mengukur performance kinerja actual nyata siswa dalam hal-hal terntu, siswa diminta melakukan tugas-tugas yang bermakna dengan menggunakan dunia nyata atau autentik tugas atau konteks. Penilaian autentik dikatakan penilaian karena memberikan lebih banyak bukti langsung dari aplikasi bermakna pengetahuan dan keterampilan dalam konteks dunia nyata. Penilaian autentik juga dikatakan sebagai realistis assessment atau berhubungan dengan penerapan dalam kehidupan nyata. Jenis-jenis penilaian autentik dalam rangka melaksanakan penilaian yang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: 1 sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang akan dinilai, 2 fokus penilaian akan dilakukan misalnya, berkaitan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, dan 3 tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses. 26 Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut. 1. Penilaian kompetensi sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” peer evaluation oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian yang disertai rubric, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. a. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinabungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penialain diri. c. Penilaian antar peserta didik merupakan penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpesertadidik. 27 d. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. 2. Penilaian kompetensi pengetahuan Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat benar salah, menjodohklan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertnayaan. c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. 3. Penilaian kompetensi keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Menurut Ahmad Yani 2014: 145, penilaian otentik adalah penilaian yang nyata dan dibuktikan dengan kinerja dan atau hasil-hasil yang telah dibuat oleh peserta didik. Untuk memperoleh hasil penilaian otentik dibutuhkan proses pengumpulan data selengkap mungkin sehingga 28 memberikan gambaran perkembangan dan hasil belajar peserta didik. Manfaat penilaian otentik sifatnya berkelanjutan sejak peserta didik mulai sampai akhir pembelajaran. fungsinya tidak untuk menghakimi peserta didik tetapi memberikan informasi perkembangan dari waktu ke waktu sehingga sejak dini peserta didik dapat dibina untuk mencapai tujuan pembelajaran. penilaian otentik sudah dikenalsejak kurikulum 2006 terutama ketika membahas tentang model pembelajaran contextual Teaching and Learning CTL. Dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan arti penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan input, proses, dan keluaran output pembelajaran. Hal yang paling menonjol dan berbeda dengan system penilaian dari kurikulum sebelumnya adalah bahwa adanya penilaian diri yang merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan criteria yang telah ditetapkan. Selain itu, memperkuat penilaian berbasisi portofolio yaitu penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan atau kelompok didalam dan atau di luar kelas khususnya pada sikap perilaku dan keterampilan. Secara teori, penilaian otentik bertumpu pada dua jenis penilaian pokok yaitu penilaian kinerja performance assessment dan penilaian portofolio. Untuk melaksanakan perangkat penilaian kinerja perlu dua perangkat lainnya 29 yaitu daftar tugas task dan rubrik. Daftar tugas berisi sejumlah tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik atau dijadikan daftar observasi terhadap perubahan sikap peserta didik. Hal ini sesuai dengan hakikat penilaian peserta didik dalam menerapkan semua kompetensi spiritual, sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Sedangkan perangkat kedua adalah rubrik yang berisi pedoman atau criteria penilaian yang di dalamnya ditetapkan standar-standar tertentu untuk mengidentifikasi hal-hal yang harus diketahui atau dikuasai oleh peserta didik. Adapun jenis penilaian lainnya dari penilaian otentik adalah penilaian portofolio. Penilaian jenis ini merupakan kegiatan penilian terhadap kumpulan hasil kerja peserta didik. Syarat portofolio yang dapat dinilai adalah yang dapat dinilai adalah yang dapat dijadikan bukti bahwa yang bersangkutan menunjukkan usaha terntentu, menunjukkan perkembangan dan kecakapan dalam satu bidang atau lebih, representative, dan telah dikoleksi selama periode waktu tertentu. portofolio sangat baik digunakan dalam merefleksi prestasi dan perkembangan diri peserta didik, memberikan motivasi peserta didik untuk banyak terlibat dalam pembelajaran, serta dpat meningkatkan komunikasi antara guru, peserta didik, bahkan dengan orang tua peserta didik. Menurut Abdul Majid 2014: 2 pendidik atau guru merupakan salah satu unsur penting dalam mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi sekaligus sebagai pelaksana. Oleh karenanya menilai dan evaluasi merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pada aspek pedagogik. 30

b. Tujuan Penilaian

Dokumen yang terkait

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENGOLAH RAPORT KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR Problematika Guru Dalam Mengolah Raport Kurikulum 2013 Di SD IT Muhammadiyah Al-Kautsar.

0 4 13

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENGOLAH RAPORT KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR Problematika Guru Dalam Mengolah Raport Kurikulum 2013 Di SD IT Muhammadiyah Al-Kautsar.

0 3 18

PROBLEMATIKA GURU DALAM PENILAIAN PEMBELAJARANKURIKULUM 2013 DI SD MUHAMMADIYAH Problematika Guru dalam Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 di SD Muhammadiyah 24 Surakarta Tahun 2016/2017.

0 2 17

PROBLEMATIKA GURU DALAM PENILAIAN PEMBELAJARANKURIKULUM 2013 DI SD MUHAMMADIYAH Problematika Guru dalam Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 di SD Muhammadiyah 24 Surakarta Tahun 2016/2017.

0 4 16

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI BAYAN Problematika Guru Dalam Menerapkan Penilaian Autentik Pada Kurikulum 2013 Di SD Negeri Bayan No. 216 Surakarta.

0 2 17

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS KELAS VII Problematika Pembelajaran Matematika Berbasis Kurikulum 2013 (Studi Kasus Kelas VII Di SMP Negeri 4 Klaten).

0 1 14

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KURIKULUM 2013 Problematika Pembelajaran Matematika Berbasis Kurikulum 2013 (Studi Kasus Kelas VII Di SMP Negeri 4 Klaten).

0 5 16

PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KURIKULUM 2013 Problematika Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Berbasis Kurikulum 2013 (Studi kasus pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Blora).

0 2 15

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 KECAMATAN MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015.

0 4 190

Pola Pikir Guru (dan Siswa) Dalam Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013

0 0 19