Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan

Prinsip model pembelajaran yang baik menurut Rachmadi Widdiharto 2004: 3 harus memiliki 1 rasional teoritik yang logis yang disusun penciptanya, 2 tujuan yang hendak dicapai, 3 prosedur yang sistematis, 4 lingkungan belajar peserta didik. Sejalan dengan pendapat Rangke L Tobing dalam Wanwan Setiawan, 2009: 27 yang berpendapat karakteristik model desain pembelajaran yang baik harus memiliki 1 prosedur yang ilmiah, 2 spesifikasi hasil belajar yang hendak dicapai, 3 spesifikasi lingkungan belajar, dan 4 kriteria penampilan yang diinginkan. Sedangkan Joyce dan Weil menjelaskan model pembelajaran yang baik harus memiliki aspek 1 sintaks atau prosedur, 2 sistem sosial atau peran guru dan siswa, 3 prinsip reaksi, 4 sistem pendukung, dan 5 dampak langsung dan pengiring Joyce dan Weil, 2000: 13. Berdasarkan pendapat tentang karakteristik atau prinsip model desain pembelajaran yang baik, pendapat Rachmadi dan rangke saling melengkapi satu sama lain dan pendapat Joyce dan Weil lebih menekankan pada aspek yang ada. Sehingga sehingga dapat disimpulkan prinsip model desain pembelajaran yang baik harus memiliki 1 rasional teoritik yang logis, 2 tujuan, 3 prosedur, 4 sesuai dengan lingkungan,dan 5 spesifikasi hasil belajar yang diinginkan.

2.1.4 Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan

Model desain pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan adalah suatu konkretisasi teori yang dibangun berdasarkan desain pembelajaran Kemendikbud 2014: 17, lingkungan sebagai tema atau setting pembelajaran, dan pembelajaran tematik integratif yang berisi konstruk, tujuan dan langkah-langkah. Konstruk desain pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan adalah rancangan sistematis konsep pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai tema untuk memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Tujuannya yaitu memberikan pedoman kepada guru dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan. Di bawah ini merupakan langkah pengembangan pembelajaran tematik integratif yang telah dipadukan dengan pembelajaran berbasis lingkungan. 1. Memilih tema Pengembangan dimulai dengan memilih tema tertentu.Tema ditetapkan dengan diskusi sesama guru, setelah tema terpilih, dikembangkan sub tema dan sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan mata pelajaran. Pengembangan tema menjadi sub tema dan sub-sub tema serta membuat pola keterkaitan akan membentuk jaringan tema. Pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari penerapan pembelajaran terpadu model webbed. Pembuatan jaringan tema melalui beberapa tahapan antara lain: a. Menentukan tema terlebih dahulu. Penentuan tema mengikuti prinsip penentuan tema, antara lain: 1. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa 2. Memperhatikan dari termudah menuju ke sulit 3. Mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks 4. Mulai yang konkret menuju ke yang abstrak. 5. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik. 6. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan peserta didik, termasuk minat, kebutuhan peserta didik, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya. Ruang lingkup tema yang ditetapkan sebaiknya tidak terlalu luas bisa dijabarkan lagi menjadi anak tema atau subtema yang sifatnya lebih spesifik dan lebih konkret, sub tema dapat lagi dijabarkan ke anak-anak tema atau sub-sub tema sehingga akan lebih spesifik, terfokus dan lebih konkret. Anak-anak tema atau sub-sub tema tersebut selanjutnya dapat dikembangkan lagi menjadi suatu materiisi pembelajaran yang terfokus pada sub-sub tema. b. Menentukan sub-sub tema Berdasarkan tema yang telah ditentukan, selanjutnya yaitu menentukan sub-sub tema. Tema dan sub tema yang telah ditentukan dikerucutkan menjadi sub-sub tema dengan melihat kebutuhan peserta didik. Sub-sub tema yang dibuat harus lebih spesifik dan lebih konkret dari sub tema yang dipilih. Sebagai contoh Peneliti mengambil Tema 4 kelas 4 Sekolah Dasar “Berbagai Pekerjaan ” dari Pemerintah dapat dikembangkan menjadi anak tema Sub tema 1: Jenis-jenis pekerjaan dari Pemerintah, dan dikembangkan sendiri menjadi anak-anak tema: 1 Tukang Ronde, 2 Tentara, 3 Pedagang susu, 4 karyawan pabrik, 5 Guru, 6 pengusaha.Bila digambarkan akan tampak seperti dibawah ini. Gambar 2.2 jaringan sub-sub tema 2. Melakukan AnalisisSKL, Kompetensi Inti KI, Kompetensi Dasar KD serta membuat Indikator Analisis Kurikulum SKL, KI dan KD serta membuat indikator dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Membaca semua Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, sertaKompetensi Dasar dari semua muatan pelajaran. Berbagai Pekerjaan Jenis-jenis pekerjaan Tukang Ronde Tentara Karyawan Pabrik Pedagang Susu Guru Pengusaha b. Menganalisis Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti serta Kompetensi Dasar SKL, KI dan KD yang ada dari berbagai muatan pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKn, Matematika, SBdP, dan Penjasorkes. c. Masing-masing Kompetensi Dasar setiap muatan pelajaran dibuatkan indikatornya dengan mengikuti kriteria pembuatan indikator. 3. Pemetaan keterhubungan Tema ke dalam KI, KD dan Indikator Setelah melakukan pemetaan KI, KD dan indikator, selanjutnya adalah pemetaan keterhubungan tema dengan KI, KD dan Indikator dilakukan dengan kegiatan menganalisis keterhubungan sub-sub tema dengan KI, KD, dan Indikator dari semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas. Analisis keterhubungan sub-sub tema dengan KI, KD dan Indikator dapat menggunakan bantuan tabel sebagai berikut: Tabel 2.4 Pemetaan Keterhubungan KI, KD, dan Indikator ke dalam Sub-sub tema Mata Pelajaran KI KD Indikator Sub Tema Sub-Sub Tema 1 Sub-sub Tema 2 Dst. 4. Membuat jaringan Kompetensi Dasar Membuat jaringan Kompetensi dasar dapat dilakukan dengan memetakan Kompetensi Dasar dengan Indikator. Di bawah ini merupakan contoh gambar pemetaan jaringan Kompetensi Dasar. Gambar 2.3 pemetaan jaringan Kompetensi Dasar 5. Penyusunan Silabus Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 silabus tematik telah disiapkan oleh pemerintah, guru tinggal menggunakan sebagai dasar penyusunan RPP. Walupun silabus telah ditetapkan oleh Pemerintah, dalam pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri dari tujuh langkah utama yang harus dilaksanakan antara lain: 1 Mengkaji Kompetansi Inti dan Kompetensi Dasar 2 Mengidentifikasi Materi PokokPembelajaran 3 Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran 4 Merumuskan Indikator 5 Menentukan Jenis Penilaian 6 Menentukan Alokasi Waktu 7 Menentukan Sumber Belajar Tema Matematika KD diisi KD yang diambildari pemerintah Indikator dibuat oleh guru yang akan mengajar Bahasa Indonesia KD diisi KD yang diambildari pemerintah Indikator dibuat oleh guru yang akan mengajar PPKn KD diisi KD yang diambildari pemerintah Indikator dibuat oleh guru yang akan mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial KD diisi KD yang diambildari pemerintah Indikator dibuat oleh guru yang akan mengajar 6. Penyusunan RPP Pembelajaran Tematilk Langkah mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Tematik Integratif Berbasis Lingkungan yaitu sebagai berikut: 1. Mengkaji Silabus Tematik 2. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran Kegiatan mengidentifikasi materi pembelajaran dilakukan dengan mengkaji buku guru dan buku siswa untuk SD. Dalam mengkaji buku siswa SD guru memiliki wewenang untuk mengembangkan Buku Panduan Guru. Buku guru yang dikembangkan harus berisi hal-hal berikut ini: 1 Standar Kompetensi Lulusan SKL dan Kompetensi Inti KI. 2 Pemetaan Kompetensi Dasar KD 1 dan 2 serta KD 3 dan 4. 3 Ruang lingkup pembelajaran untuk satu subtema yang terdiri dari 6sub-sub tema dalam 1 minggu. 4 Pemetaan indikator pembelajaran untuk setiap pembelajaran 5 Setiap pembelajaran berisi tentang uraian kegiatan pembelajaran yang mencakup: a Nama kegiatan; b Tujuan pembelajaran; c Media dan alat pembelajaran; d Langkah-langkah kegiatan; dan e Penilaian. 6 Setiap akhir pembelajaran, guru hendaknya melakukan kegiatan refleksi untuk melakukan kegiatan remedial dan pengayaan. Sedangkan mengkaji Buku Siswa, guru juga memiliki wewenang dalam mengembangkan Buku Siswa. Buku siswa disusun mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi. Buku siswa memuat rencana pembelajaran berbasis aktivitas, dan urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa. Buku siswa mengarahkanhal yang harus dilakukan siswa bersama guru untuk mencapai kompetensi tertentu, bukan buku yang materinya dibaca, diisi, atau dihafal. Buku siswa berbasis lingkungan merupakan buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan memudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dikarenakan materi yang ada di dalamnya mengandung unsur lingkungan disekitar peserta didik.Buku siswa dilengkapi dengan penjelasan lebih rinci tentang isi sebagaimana dituangkan dalam Buku Guru. Kegiatan pembelajaran yang ada di buku siswa berbasis lingkungan lebih menuangkancontohkegiatanyang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Karena Peneliti mengambil contoh Sub- sub tema Tukang Ronde maka materi yang ada di buku siswa mengacu seputar Tukang Ronde. Guru juga dapat mengembangkan ide-ide kreatif lebih lanjut dengan memanfaatkan alternatif-alternatif kegiatan yang ditawarkan di dalam Buku Guru, atau mengembangkan ide-ide pembelajaran sendiri. 3. Menentukan Tujuan Tujuan pembelajaran yang baik harus memenuhi unsur A, B, C, dan D antara lain: 1 Audience yaitu peserta didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan itu kemudian mencantumkan. 2 Behavior yaitu atau kemampuan yang harus didemonstarsikan 3 Condition yaitu seperti apa perilaku atau kemampuan yang akan diamati. 4 Degree yaitu keterampilan yang harus dicapai dan diukur. 4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Hal-hal yang diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah :. a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada pada pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti dalam silabus. c. Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan: pendahuluan, inti, dan penutup.Pada langkah pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan langkah skenario sesuai dengan langkah pembelajaran tematik yang telah disetting Peneliti dari langkah Prabowo. Di bawah ini merupakan rincian langkah pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan: Tabel 2.5 langkah pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan Langkah Pembelajaran Tematik Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru 1. Tahap Perenca- naan a. Menentukan tema, subtema dan sub-sub tema b. Menentukan mata pelajaran yang akan dipelajari c. Menentukan Kompetensi Dasar d. Menentukan Indikator dan Hasil Belajar e. Menentukan materi yang akan dipelajari f. Menentukan manfaat dari mempelajari materidengan kehidupan sehari-hari g. Menentukan sarana dan prasarana yang terlibat atau digunakan 2. Langkah yang ditem- puh guru a. Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa. b. Menyampaikan konsep-konsep pokok yang akan dikuasai oleh siswa. c. Menyampaikan keterampilan proses yang akan dikembangkan d. Menyampaikan manfaat mempelajari materi dengan kehidupan sehari-hari e. Menyampaikan hubungankaitan lingkungan dengan materi pembelajaran f. Menyampaikan pertanyaan kunci 3. Tahap Pelaksa- naan 1. Pendahuluan a. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi 2. Inti b. Pengolahan kelas, dimana kelas dibagi dalam beberapa kelompok. c. Kegiatan proses d. Kegiatan pencatat data e. Diskusi dan presentasi 3. Penutup f. Menyimpulkan 4. Evaluasi a. Evaluasi proses b. Evaluasi hasil c. Evaluasi psikomotorik 5. Penjabaran Jenis Penilaian. Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran peserta didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Di bawah ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian. a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi pada KD-KD yang berasal dari KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4. b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yangbelum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik. d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan. e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan. 6. Menentukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mataelajaran per minggu dengan mempertibangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD.Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan rerata untuk menguasasi KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi dalam RPP. 7. Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya

2.1.5 Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan T1 292012236 BAB I

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan T1 292012236 BAB IV

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan T1 292012236 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan

0 3 124

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Kelas 4 Sekolah Dasar

0 0 57

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Kelas 4 Sekolah Dasar

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Kelas 4 Sekolah Dasar

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Kelas 4 Sekolah Dasar

0 0 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Tematik Integratif a. Hakikat Pembelajaran Tematik Integratif - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pelatihan untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Mengem

0 0 53