jurnal berupa catatan pendidik. Penilaian Kompetensi Pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan perbuatan
misalnya berupa pekerjaan rumah danatau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas. Penilaian Kompetensi Keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu
dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan dalam penilaian autentik berupa daftar cek atau skala penilaian rating scale yang dilengkapi
rubrik. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku
sesuai dengan tuntutan kompetensi. Projek adalah tugas-tugas belajar learning tasks yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian portofolio adalah penilaian yang
dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-
integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, danatau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
2.1.1.4 Macam-macam Model Pembelajaran Tematik Integratif
Menurut Forganty dalam Mawardi dan Bambang S. Sulasmono 2011: 94-96 macam-macam model pembelajaran tematik dipaparkan
pada Lampiran 2. Berdasarkan beragam model pembelajaran tematik yang telah
dipaparkan, menurut Mawardi dan Bambang S. Sulasmono 2011: 96 model pembelajaran tematik jaring laba-laba webbed yang paling
mungkin diterapkan dalam pembelajaran di SD.Oleh karena
itu,Penulis memilih model pembelajaran tematik berbentuk jaring laba-laba webbed sebagai model pembelajaran tematik yang akan
dikembangkan dan diterapkan. Di bawah ini merupakan deskrisi, kelebihan dan klemahan model jaring laba-laba webbed.
Tabel 2.3 Model pembelajaran tematik bentuk jaring laba-laba Nama Model
Deskripsi Kelebihan
Kelemahan Berbentuk
jaring laba-
laba webbed Pengajaran
tematis, menggunakan
suatu tema sebagai dasar
pembelajaran dalam berbagai
disiplin mata pelajaran.
Dapat memotivasi
murid-murid, membantu
murid-murid untuk melihat
keterhubungan antara gagasan.
Tema yang digunakan harus
dipilih baik-baik secara selektif
agar menjadi berarti, juga
relevan dengan kontent.
2.1.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik Integratif
Pembelajaran tematik menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Menurut Suryosubroto 2009: 136-137 ada beberapa kelebihan dan
kekurangan dalam pembelajaran tematik yaitu : a.
Kelebihan pembelajaran tematik 1.
Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhansiswa.
2. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan
tingkatperkembangan dan kebutuhan siswa. 3.
Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena berkesan danbermakna.
4. Menumbuhkan keterampilan sosial seperti bekerja
sama,toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan oranglain.
b. Kekurangan pembelajaran tematik
1. Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi.
2. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum
dengankonsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
2.1.2 Lingkungan sebagai Tema atau Setting Pembelajaran
Tema menurut Montgomery dalam Wachyu Sundayana 2014: 14 adalah suatu konsep yang harus merujuk pada obyek yang nyata.
Menurut Wachyu Sundayana sendiri menjelaskan tema harus luas sehingga memungkinkan untuk dipilah ke dalam anak tema atau topik.
Sedangkan Cameron 2001 menjelaskan tema harus dikembangkan mulai dari yang dekat dengan lingkungan peserta didik dan beranjak ke
lingkungan yang lebih luas. Berdasarkan pendapat beberapa Ahli dapat disimpulkan tema harus merujuk kepada objek yang nyata, harus luas,
dan dekat dengan lingkungan peserta didik. sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan sekitar peserta didik dapat menjadi tema yang cocok
untuk dijadikan setting pembelajaran. Hal tersebut didukung dengan
adanya teori belajar Piaget yang menegaskan bahwa peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar dari sisi perkembangan kognisi berada pada tahap
operasional konkret. Pada tahap tersebut peserta didik mudah mempelajari sesuatu melalui kegiatan dan pengalaman yang nyata dan
konkret. Kegiatan yang dilakukan melalui benda-benda dan lingkungan sekitar peserta didik.
Menurut Hosnan 2014: 377 proses pembelajaran yang menggunakan lingkungan sebagai media belajar dapat memberikan
pengalaman bermaknakepada peserta didik.sehingga lingkungan sekitar peserta didik memang tepat dijadikan setting pembelajaran yang
memungkinkan terjadinya pemerolehan pengalaman bermakna oleh peserta didik. Hal ini sangat cocok dengan penerapan pembelajaran
tematik yang dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta