8
Arma Abdoellah 1996: 2 mengklasifikasikan tujuan pendidikan jasmani menjadi lima antara lain:
a. Perkembangan kesehatan, jasmani, dan organ-organ tubuh.
b. Perkembangan mental-emosional
c. Perkembangan syaraf-otot neuro-muskular atau keterampilan
jasmani. d.
Perkembangan sosial.
e. Perkembangan kecerdasan atau intelektual.
Nixon dan Jewett dalam Arma Abdoellah 1996: 2 menyebutkan bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu aspek dari pendidikan secara
keseluruhan yang berkaitan dengan pengunaan dan perkembangan kemampuan gerak individu secara sadar, sukarela, dan berguna serta
berlangsung dengan respon mental, emosional dan sosial.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan sebuah proses pendidikan yang menitikberatkan pada aktifitas fisik sehingga
mampu memperbaiki kualitas hidup individu, baik dalam hal fisik, mental, emosional maupun intelegensi. Media utama dalam pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah yaitu gerak manusia. Akan tetapi, pendidikan jasmani bukan sekedar pendidikan yang bersifat physical atau
aktivitas fisik tetapi mengandung tujuan pendidikan secara keseluruhan. yaitu perkembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam diri
peserta didik.
2. Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan pendidik yang berusaha menciptakan situasi agar peserta didik menjadi belajar. Tujuan
utama dari pembelajaran yaitu agar peserta didik menjadi belajar. Melalui proses belajar diharapkan terjadi perubahan, perkembangan, kemajuan,
9
baik dalam aspek fisik, intelektual, sosial-emosional maupun sikap. Sugihartono, dkk 2012: 71 menyebutkan bahwa belajar merupakan
proses mental yang dinyatakan dalam berbagai perilaku, baik perilaku fisik
maupun psikis.
Menurut Udin S. Winataputra dkk 2012: 18 menyebutkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memfasilitasi, menginisiasi, dan meningkatkan kualitas belajar pada peserta didik. Tujuan dari kegiatan pembelajaran yaitu peserta didik
diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan mengenai kompetensi yang diajarkan. Proses pembelajaran akan menciptakan suatu interaksi
antara peserta didik dan lingkungan belajarnya. Sudjana dalam Sugihartono, dkk 2012: 80 menyatakan bahwa
pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan sadar dan sengaja oleh pendidik sehingga menyebabkan peserta didik menjadi
belajar. Nasution dalam Sugihartono, dkk 2012: 80 mendeskripsikan pembelajaran sebagai suatu kegiatan mengorganisasi atau mengatur
lingkungan dan menghubungkan semua komponen lingkungan dengan peserta didik sehingga peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Jadi, pembelajaran merupakan suatu usaha dari pendidik untuk membentuk lingkungan belajar yang kondusif sehingga peserta didik
menjadi belajar. Usaha yang dilakukan pendidik merupakan usaha sadar dan sengaja diciptakan untuk memaksimalkan lingkungan belajar.