Jumlah Penggunaan Metode Mengajar

94 metode inisiasi peserta didik, dan metode mengajar diri jarang digunakan dengan persentase 0.

8. Kecenderungan Penggunaan Metode Mengajar Dalam Materi

Atletik Hasil penelitian menunjukkan bahwa data mengenai materi atletik belum mewakili atau tidak representatif terhadap populasi karena RPP dengan materi atletik hanya 1 dokumen dan 4 metode yang digunakan. Kesimpulan dari hasil tersebut hanya berlaku pada kelompok sampel. Persentase kecenderungan penggunaan metode mengajar dalam materi atletik yaitu penggunaan metode demonstrasi sebanyak 25, metode bagian dan keseluruhan sebesar 25, metode resiprokal sebesar 25, metode inklusi sebesar 25 dan metode lainnya sebesar 0.

9. Kecenderungan Penggunaan Metode Mengajar Dalam Materi

Aktivitas Pengembangan Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kecenderungan penggunaan metode mengajar dalam materi aktivitas pengembangan yaitu penggunaan metode penemuan terbimbing sebesar 100 sehingga persentase metode lain sebesar 0. Hasil penelitian tersebut belum mewakili populasi karena RPP dengan materi aktivitas pengembangan hanya ada 1 dokumen dan metode yang digunakan hanya terdapat 1 metode. Hasil penelitian hanya berlaku pada kelompok sampel. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil pemetaan yang optimal dan terpercaya. 95

10. Kecenderungan Penggunaan Metode Mengajar Dalam Materi Uji

DiriSenam. Hasil penelitian menunjukkan persentase kecenderungan penggunaan metode mengajar dalam materi uji dirisenam yaitu penggunaan metode demonstrasi sebesar 25, metode bagian dan keseluruhan sebesar 25, metode resiprokal sebesar 25, dan metode inklusi sebesar 25. Hasil penelitian di atas belum mewakili populasi karena RPP dengan materi uji dirisenam hanya 1 dokumen dan metode yang digunakan hanya 4 metode. Hal ini terjadi karena peneliti tidak membatasi materi apa yang harus diberikan oleh sekolah. Jadi, kesimpulan dari hasil penelitian hanya berlaku pada kelompok sampel.

11. Kecenderungan Penggunaan Metode Mengajar Dalam Materi

Pendidikan Kesehatan Hasil penelitian menunjukkan data belum mewakili populasi. Hal ini terjadi karena data yang diambil didasarkan pada kesiapan pihak sekolah. Kejadian ini memiliki kesamaan dengan hasil penelitian dari kecenderungan penggunaan metode dalam materi atletik, aktivitas pengembangan dan uji dirisenam. Hasil penelitian menunjukkan persentase penggunaan metode diskusi, metode penugasan, dan metode resiprokal sebesar 33,33. Jadi, kesimpulan dari hasil penelitian hanya berlaku pada kelompok sampel.

12. Kecenderungan Penggunaan Metode Mengajar Pada Kurikulum

2006 Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kecenderungan penggunaan metode pada Kurikulum 2006 yaitu sebesar 20,83 guru 96 menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sering dipilih oleh guru saat menyusun RPP. Metode bagian dan keseluruhan, metode resiprokal serta metode inklusi merupakan metode yang cukup dominan dipilih oleh guru. Metode tanya jawab, metode eksperimen, metode uji diri, metode penemuan terbimbing, metode konvergen, metode divergen, metode prorgram invidu peserta didik, metode inisiasi peserta didik dan metode mengajar diri merupakan metode yang jarang digunakan oleh guru. Kecenderungan penggunaan metode mengajar pada Kurikulum 2006 memperlihatkan bahwa guru lebih dominan mengajarkan hal yang berkaitan dengan keterampilan motorik. Pengoptimalan aspek kognitif dan afektif belum terlihat secara jelas. Karakteristik metode mengajar yang mengarah pada pengajaran intelektual atau kognitif belum banyak digunakan oleh guru.

13. Kecenderungan Penggunaan Metode Mengajar Pada Kurikulum

2013 Hasil penelitian mengenai persentase kecenderungan penggunaan metode pada Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa metode demonstrasi merupakan metode yang sering dipilih oleh guru yaitu sebesar 20,58, Akan tetapi, metode penugasan, metode resiprokal serta metode eksperimen merupakan metode yang dominan dipilih oleh guru. Metode drill, metode komando, metode uji diri, metode konvergen, metode divergen, metode prorgram invidu peserta didik, metode inisiasi peserta