89
pelajaran  peminatan  sedangkan  mata  pelajaran  kelompok  C  di  SMK merupakan mata pelajaran kejuruan.
4. Rekapitulasi Sebaran RPP berdasarkan Materi Pembelajaran
Ada beberapa materi pembelajaran  yang termuat dalam kurikulum yaitu  9  ruang  lingkup  materi  pembelajaran.  Peneliti  menemukan  data
sebanyak  81,81  berupa  materi  permainan  bola  besar,  sebanyak  4,55 berupa  materi  atletik,  4,55  berupa  materi  aktivitas  pengembangan,
4,55 berupa materi uji dirisenam, dan 4,55 berupa materi pendidikan kesehatan.  Materi  permainan  bola  besar  merupakan  materi  yang
mendominasi data penelitian. Masing-masing dari materi atletik, aktivitas pengembangan,  uji  dirisenam,  dan  pendidikan  kesehatan  hanya  1
dokumen  yang  didapatkan.  Peneliti  tidak  mendapatkan  data  mengenai materi  permainan  bola  kecil,  olahraga  beladiri,  aktivitas  ritmik  dan,
aktivitas akuatik. Hal ini terjadi karena peneliti tidak menentukan materi apa  saja  yang  harus  diberikan  oleh  sekolah  sebagai  data  penelitian.
Dengan kata lain, data yang diminta oleh peneliti hanya didasarkan pada kesiapan pihak sekolah.
5. Kecenderungan Penggunaan Metode Mengajar
Pemetaan  metode  mengajar  dilakukan  dengan  mengkategorikan metode ke dalam 19 metode. Peneliti menemukan sebanyak 20,74 guru
menggunakan  metode  demonstrasi.  Jadi,  guru  cenderung  menggunakan metode demonstrasi saat menyusun RPP. Metode bagian dan keseluruhan
serta  metode  resiprokal  juga  merupakan  metode  yang  dominan  dipilih
90
oleh  guru.  Ada  beberapa  metode  yang  jarang  dipilih  oleh  guru  saat merancang  RPP  yaitu  metode  uji  diri,  metode  konvergen,  metode
divergen, metode program individu peserta didik, metode inisiasi peserta didik,  dan metode mengajar diri sendiri.
Ada  dokumen  RPP  milik  SMK  Negeri  7  Yogyakarta  yang menyebutkan  metode  ceramah  dan  metode  penugasan.  Padahal  materi
yang  diajarkan  yaitu  permainan  bola  besar.  Pada  dasarnya  metode ceramah  merupakan  metode  yang  kurang  sesuai  jika  diterapkan  dalam
pembelajaran  pendidikan  jasmani  olahraga  kesehatan  PJOK.  Hal  ini terjadi karena metode ceramah hanya menghasilkan komunikasi satu arah
sehingga  hanya  berpusat  pada  guru.  Metode  ceramah  membuat  peserta didik menjadi pasif. Padahal pembelajaran pendidikan jasmani cenderung
dominan dengan aktivitas fisik  walaupun tidak mengesampingkan aspek afektif dan kognitif. Oleh karena itu, guru dituntut dapat memilih metode
yang tepat sehingga mampu memaksimalkan perkembangan semua aspek yang dimiliki peserta didik.
Ketika  peneliti menganalisis RPP dari sekolah  yang bersangkutan, peneliti  menemukan  bahwa  dalam  langkah-langkah  kegiatan  pelajaran
guru  belum  memunculkan  kriteria  atau  karakteristik  dari  metode ceramah,  akan  tetapi  karakteristik  yang  muncul  cenderung  ke  arah
metode  latihan.  Peneliti  menemukan  bahwa  guru  sudah  memunculkan karakteristik mengenai  metode penugasan.  Berdasarkan analisis peneliti,
metode  yang  dipilih  guru  saat  mendesain  RPP  masih  kurang  sesuai