57
Diagram Prestasi Belajar Pra Siklus
yakin perlu diadakannya penelitian pada siswa kelas 4 SD N 1 Troso terutama materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Untuk memperjelas
pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini.
Gambar II. Diagram Prestasi Belajar Siswa Kelas 4 Pra Siklus
3. Deskripsi Hasil
Siklus I dilaksanakan tanggal 30 Januari dan 1 Februari 2017. Siklus II dilaksanakan tanggal 6 dan 8 Februari 2017.
Berikut ini adalah sajian siklus I dan Siklus II:
a. Siklus I
1 Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan langkah-langkah yang peneliti lakukan yaitu:
a Peneliti dan guru menentukan kapan penelitian akan
dilakukan.
58 b
Peneliti dan guru membahas materi yang akan disampaikan kepada siswa.
c Peneliti menyusun masalah konstektual yang disajikan ke
dalam soal cerita yang berisi masalah yang berkaitan dengan kehidupan siswa.
d Peneliti menyiapkan perangkat penelitian berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan Lembar Kerja Siswa LKS yang akan digunakan oleh peneliti dalam pembelajaran.
e Peneliti menyiapkan lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran untuk setiap pertemuan di kelas yang digunakan untuk mengetahui terlaksananya pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik pada proses pembelajaran matematika. f
Peneliti membuat LKS dan media pembelajaran sebagai sarana yang disiapkan untuk siswa agar lebih cepat memahami materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. LKS yang digunakan adalah Lembar Kerja Siswa yang berisi soal isian
singkat dan
soal- soal
cerita yang
penyelesainnya menggunakan media pembelajaran berupa daun dan apel
bilangan. Media pembelajaran yang digunakan berupa daun bilangan dan apel bilangan beserta keterangannya.
g Peneliti menyiapkan soal post test yang digunakan untuk
mengukur prestasi siswa dalam setiap siklusnya.
59
2 Tahap Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 30
Januari 2017 dengan materi penjumlahan bilangan bulat menggunakan daun bilangan dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 1
Februari 2017 dengan materi pengurangan bilangan bulat menggunakan daun bilangan. Secara rinci pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
pada siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
a Pertemuan Ke- 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2017 dengan materi penjumlahan bilangan bulat menggunakan daun
bilangan. Pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdo’a, menanyakan
kabar, dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiraan siswa. Pada hari tersebut seluruh siswa kelas 4 hadir ke sekolah. Selanjutnya guru
mengajak siswa menyanyikan lagu menanam jagung yang telah diubah liriknya, agar siswa semakin semangat dalam kegiatan
pembelajaran. Di dalam lagu tersebut terdapat ulasan mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari, sehingga setelah selesai menyanyikan
lagu tersebut guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Kemudian guru memengkaitkan materi yang akan dipelajari
dengan materi yang sebelumnya dipelajari yaitu mengenai letak
60 bilangan. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menyampaikan manfaat mempelajarinya. Pada kegiatan inti guru mengawali dengan menyampaikan
beberapa hal yaitu keterangan dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan daun bilangan. Daun berwarna hijau
adalah bilangan positif, daun berwarna kuning adalah bilangan negatif, menaruh kembali berarti ditambah, diambil berarti dikurangi,
dan pasangan daun kuning dan daun hijau merupakan bilangan nol. Kegiatan berikutnya yaitu guru menyajikan permasalahan
berupa soal mengenai bilangan bulat yaitu 4+ - 2 =…, guru
menanyakan kepada siswa hasil dari soal tersebut. Awalnya banyak siswa yang menjawab ragu- ragu dan kurang tepat. Kemudian guru
menyajikan soal cerita yang berkaitan dengan materi dan kehidupan sehari- hari siswa yaitu mengenai bibit pohon talok yang memiliki
daun hijau 7 dan daun kuning 3, lalu budi menemukan 2 daun kuning lagi dan menaruhnya di dekat pohon tersebut, kemudian budi ingin
memasangkan daun tersebut dan mengetahui daun yang tidak berpasangan. Guru meminta salah satu siswa untuk membaca soal
cerita tersebut dan meminta siswa lain untuk maju ke depan untuk menjawab pertanyaan tersebut menggunakan daun bilangan. Siswa
mengerjakan soal cerita dengan bimbingan guru. Siswa menulis di papan tulis mengenai apa yang diketahui, ditanyakan, lalu meminta
siswa menjawab dengan menggunakan media berupa daun bilangan
61 yang terdiri dari daun hijau dan daun kuning dengan cara
menempelkan sesuai soal cerita. Siswa menempelkan daun berwarna hijau sejumlah 7 dan daun
berwarna kuning sejumlah 3. Lalu guru memancing siswa dengan menanyakan daun yang tidak berpasangan. Siswa menjawab 4 daun
hijau, jadi merupakan bilangan 4.
Lalu siswa melanjutkan membaca soal cerita yaitu menaruh 2 daun kuning. Menaruh artinya ditambah, jadi siswa menambah -2.
Siswa mengatakan kepada guru bahwa terdapat 2 daun hijau yang tidak berpasangan, jadi hasilnya 2.
Siswa menuliskan operasi hitungnya yaitu 4 + -2 = 2. Terakhir menuliskan kesimpulan bahwa daun yang tidak berpasangan yaitu 2
daun hijau. Setelah dikerjakan menggunakan soal cerita dan daun bilangan, siswa lebih senang dan memahami penjumlahan bilangan
bulat. Ketika siswa sudah memahami materi tersebut , guru meminta
62 siswa untuk berhitung dari 1 sampai 5 dan meminta siswa untuk
duduk berkelompok sesuai nomor yang sama. Siswa duduk dengan teman satu kelompoknya, kemudian guru membagikan soal LKS. Soal
LKS berupa kegiatan siswa dengan membaca permasalahan yang berupa soal cerita, kelompok berdiskusi untuk menemukan apa yang
diketahui, ditanya, dan dijawab. Siswa memeragakan permasalahan menggunakan
daun bilangan
dan menyimpulkannya.
Siswa mengerjakan soal LKS dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya
masing- masing selama 15 menit. Setiap kelompok berdiskusi dengan semangat saat mengerjakan soal LKS. Setelah seluruh kelompok
selesai mendiskusikan soal LKS, setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas, mulai dari kelompok 1 hingga
kelompok 5. Saat ada kelompok yang menyampaikan hasil diskusinya, kelompok lain menanggapi jawaban dari kelompok yang maju jika
ada jawaban yang berbeda. Ada beberapa kelompok yang memiliki jawaban berbeda dengan kelompok lain, lalu guru dan seluruh
kelompok membahas soal tersebut. Setelah membacakan hasil diskusi setiap kelompok mendapatkan tepuk salut dari kelompok lain. Setelah
itu guru meminta siswa untuk kembali duduk di tempat semula. Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum
dipahami oleh siswa, namun siswa telah paham materi yang dipelajari sebelumnya. Guru dan siswa menyimpulkan mengenai yang dipelajari
hari tersebut dan aturan- aturan mengenai daun bilangan, serta
63 langkah- langkah mengerjakan soal cerita. Guru menghapus semua
yang ada di papan tulis dan membagikan soal evaluasi untuk setiap siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi selama 15 menit. Soal
evaluasi siswa tersebut dikoresksi oleh guru di luar pembelajaran. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
b Pertemuan Ke- 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2017 dengan materi pengurangan bilangan bulat menggunakan daun
bilangan. Pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dengan salam, menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdo’a. Ketua kelas
memimpin do’a agar dalam belajar diberi kemudahan. Guru menanyakan kabar siswa dan mengecek kehadiran siswa dengan
meminta siswa menengok kanan dan kiri, apakah ada teman yang tidak berangkat hari tersebut. Selanjutnya guru menanyakan kepada
siswa adakah siswa yang pernah pergi ke laut?, apakah siswa tahu perbedaan suhu di bawah laut dengan di di atas laut seperti apa?.
Selanjutnya guru memotivasi kepada siswa dengan meminta siswa mempeerhatikan pembelajaran dengan baik karena berguna dalam
kehidupan sehari- hari. Guru kembali mengingatkan macam- macam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Kemudian menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
64 Kegiatan inti diawali dengan menempelkan kertas berisi
keterangan dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan daun bilangan. Daun berwarna hijau adalah bilangan
positif, daun berwarna kuning adalah bilangan negatif, menaruh kembali berarti ditambah, diambil berarti dikurangi, dan pasangan
daun kuning dan daun hijau merupakan bilangan nol. Guru menyajikan soal 4
– -2 = …, kemudian guru meminta siswa untuk mengacungkaan tangan yang mengetahui jawaban dari
soal tersebut. Namun tidak ada siswa yang mengacungkan tangan. Kemudian guru meminta siswa absen duabelas untuk maju
memeragakan media pembelajaran yang telah disediakan guru. Dengan menyajikan soal cerita, yang berkaitan dengan pengurangan
siswa langsung membaca soal tersebut dan salah satu siswa maju memeragakan media sesuai soal cerita menggunakan langkah-
langkah yang tepat, yaitu dengan menuliskan yang diketahui, ditanya, jawab peragaan dan angka. Soal cerita tersebut mengenai pohon
cabai yang memiliki beberapa daun. Terdapat 8 daun hijau dan 4 daun kuning. Lalu diambil 2 daun kuning, lalu mencari tahu daun yang
tersisa. Siswa menempelkan daun berwarna hijau sejumlah 8 dan daun
berwarna kuning sejumlah 4 pada kertas yang tersedia di papan tulis. Siswa mengatakan kepada guru bahwa terdapat 4 daun hijau yang
65 tidak berpasangan, daun hijau merupakan bilangan positif. Jadi
bilangan matematikanya yaitu positif 4 atau dapat ditulis 4.
Siswa melanjutkan membaca soal cerita yaitu diambil 2 daun kuning artinya dikurangi -2. Dengan demikian terdapat 6 daun hijau
yang tidak berpasangan, artinya hasilnya yaitu 6. Jadi 4 – -2 = 6
Langkah terakhir yaitu menulis kesimpulan yaitu daun yang tersisa adalah 6 daun hijau. Setelah dikerjakan menggunakan soal
cerita dan daun bilangan, siswa lebih senang dan memahami pengurangan bilangan bulat. Ketika siswa sudah dapat memahami
materi tersebut, siswa membentuk kelompok menjadi lima kelompok. Pembentukan kelompok dilakukan dengan cara memilih satu macam
warna kertas dari lima macam warna yang disediakan guru. Lalu siswa yang mendapatkan warna kertas yang sama berkumpul
membentuk kelompok dengan tempat yang telah ditentukan guru. Guru membagikan LKS pada masing- masing kelompok dan
66 memberikan waktu pengerjaan selama 15 menit. Soal LKS berupa
kegiatan siswa dengan membaca permasalahan yang berupa soal cerita, kelompok berdiskusi untuk menemukan apa yang diketahui,
ditanya, dan
dijawab. Siswa
memeragakan permasalahan
menggunakan daun
bilangan dan
menyimpulkannya. Siswa
mendiskusikan jawaban dari soal LKS secara berkelompok. Seluruh kelompok selesai mendiskusikan soal LKS, setiap
kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas, mulai dari kelompok 1 hingga kelompok 5. Saat kelompok lain menyampaikan
hasil diskusi, kelompok lain menanggapi jawaban dari kelompok yang maju. Dalam pertemuan ini terdapat beberapa kelompok yang
memiliki jawaban berbeda dengan kelompok lain, sehingga guru dan seluruh kelompok membahasnya kembali dan menemukan jawaban
yang tepat. Setelah membacakan hasil diskusi setiap kelompok mendapatkan tepuk salut dari kelompok lain. Setelah itu guru meminta
siswa untuk kembali duduk di tempat semula. Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum
dipahami oleh siswa, namun siswa telah paham materi yang dipelajari sebelumnya. Guru menyimpulkan pembelajaran dengan menanyakan
kepada siswa materi apa saja yang dipelajari hari tersebut dan aturan- aturan mengenai apel bilangan, serta langkah- langkah mengerjakan
soal cerita. Guru menghapus semua yang ada di papan tulis dan membagikan soal evaluasi untuk setiap siswa. Siswa mengerjakan soal
67 evaluasi selama 15 menit. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan
kepada guru. Soal evaluasi tersebut dibawa guru untuk dikoreksi guru di rumah. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
3 Tahap Pengamatan
Dalam tahap ini peneliti meminta bantuan wali kelas 4 untuk melakukan pengamatan terhadap peneliti dan siswa yang melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Adapun hasil observasi berupa keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dan hasil evaluasi yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran
pada tiap pertemuan. Hasil pengamatan atau observasi pada siklus I adalah sebagai berikut ini.
a Prestasi Belajar Siswa Kelas 4 Pada Siklus I
Tabel 10. Prestasi Belajar Siswa Siklus I No
Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1 IKW
72,5 Belum Tuntas
2 MRNA
80 Tuntas
3 AP
77,5 Tuntas
4 EHP
67,5 Belum Tuntas
5 RNP
62,5 Belum Tuntas
6 AZ
67,5 Belum Tuntas
7 AEAC
62,5 Belum Tuntas
8 APS
60 Belum Tuntas
68 9
ASAA 90
Tuntas 10 AFK
100 Tuntas
11 EKC 92,5
Tuntas 12 IN
85 Tuntas
13 NRS 60
Belum Tuntas 14 OK
87,5 Tuntas
15 PTS 80
Tuntas 16 RO
75 Tuntas
17 SN 62,5
Belum Tuntas 18 VAS
85 Tuntas
19 DAM 75
Tuntas 20 BW
70 Belum Tuntas
21 NN 52,5
Belum Tuntas 22 PPP
70 Belum Tuntas
23 RBS 47,5
Belum Tuntas 24 SPR
85 Tuntas
25 TH 77,5
Tuntas
JUMLAH
1845
RATA- RATA 73,8
TERTINGGI 100
TERENDAH 47,5
TUNTAS 13 Siswa
PRESENTASE 52
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar bilangan bulat siswa kelas 4 pada siklus I adalah sebesar
52, artinya 13 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 serta rata-
69 rata nilainya 73,8. Hal ini menunjukkan bahwa indikator
keberhasilan peneliti yakni ketuntasan belajar penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sebesar 50 sudah tercapai namun
nilai rata- rata sebesar 75 belum tercapai. Untuk memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini.
Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus dan Siklus I
2 4
6 8
10 12
14
Pra Siklus Siklus I
Tuntas KKM
Gambar III. Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus dan Siklus I
b Sajian Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Pendekatan PMR
Selama Proses Pembelajaran Siklus I
Tabel 11. Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Pendekatan PMR
Siklus I Pertemuan Ke-
Skor Presentase Skor
Perolehan
1 37
62 2
42 70
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Aktivitas guru dalam
menerapkan pendekatan
PMR selama
proses pembelajaran mengalami peningkatan. Skor perolehan pada
pertemuan ke- I adalah 37 dan meningkat menjadi 42 pada
70 pertemuan ke- 2. Menurut Wijaya Kususma dan Dedi
Dwitagama Skor 62 menunjukkan cukup dan 70 termasuk predikat baik, sehingga mengalami perubahan predikat. Untuk
memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini.
Diagram Aktivitas Guru Siklus I
Gambar 4. Diagram Aktivitas Guru Siklus I
c Sajian Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I
Tabel 12. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I
Pertemuan Ke- Skor
Presentase Skor Perolehan
1 36
68 2
41 73
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Aktivitas siswa selama pembelajaran mengalami peningkatan. Skor perolehan
pada pertemuan ke- I adalah 36 dan meningkat menjadi 41 pada pertemuan ke- 2. Menurut Wijaya Kususma dan Dedi
Dwitagama Skor 68 menunjukkan cukup dan 73 termasuk
71 predikat baik, sehingga mengalami perubahan predikat. Untuk
memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini.
Diagram Aktivitas Siswa Siklus I
Gambar V. Diagram Aktivitas Siswa Siklus I
4 Tahap Refleksi
Setelah siklus I selesai, peneliti mengolah dan menganalisa hasil lembar observasi Aktivitas siswa, serta hasil post test. Aktivitas siswa
selama proses pembelajaran siklus I mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah perolehan skor
Aktivitas siswa yang mengalami peningkatan. Pada siklus I pertemuan 1 diperoleh skor 36 dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 44
Berdasarkan hasil post test siklus I, terdapat 13 siswa yang tuntas mencapai KKM atau mendapat nilai ≥7,5, sehingga ketuntasan
belajar mencapai 52 dari total jumlah siswa. Akan tetapi rata- rata kelas baru mencapai 73,8. Hasil tersebut tentu saja belum mencapai
target yang sudah ditetapkan sebelumnya, yakni ketuntasan belajar
72 adalah rata- rata kelas sebesar 75. Refleksi terhadap siklus pertama
yang dilakukan oleh peneliti bersama guru kelas 4 yaitu:
Tabel 13. Refleksi siklus I
No Evaluasi Siklus I
Solusi 1.
Suara guru saat mengajar kurang lantang, sehingga
siswa yang
duduk di
belakang kurang
mendengar. Melatih untuk bersuara keras
saat di rumah, sehingga saat mengajar dapat mengeluarkan
suara yang lantang dan dapat didengar seluruh siswa.
2. Pada saat pembentukan
kelompok kurang
kondusif, beberapa siswa gaduh saat pembentukan
kelompok. Sebelum
pembelajaran dimulai, siswa dikondisikan
untuk lebih
tertib. Guru
terlebih dahulu menentukan tempat untuk semua kelompok,
sehingga tidak saling berebut. Guru akan mengundi dengan
mendatangi setiap siswa.
3. Siswa kurang percaya diri
dengan jawaban mereka. Guru harus memastikan siswa
memahami soal
yang diberikan, sehingga siswa lebih
percaya diri dalam menjawab. Guru menjelaskan maksud dari
soal yang belum dipahami siswa
dan memberikan
motivasi kepada siswa agar percaya diri terhadap hasil
jawaban mereka.
Setelah refleksi terhadap siklus I selesai, peneliti akan melaksanakan siklus II pada penelitian berikutnya.
b. Siklus II