Siklus II Deskripsi Hasil

72 adalah rata- rata kelas sebesar 75. Refleksi terhadap siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti bersama guru kelas 4 yaitu: Tabel 13. Refleksi siklus I No Evaluasi Siklus I Solusi 1. Suara guru saat mengajar kurang lantang, sehingga siswa yang duduk di belakang kurang mendengar. Melatih untuk bersuara keras saat di rumah, sehingga saat mengajar dapat mengeluarkan suara yang lantang dan dapat didengar seluruh siswa. 2. Pada saat pembentukan kelompok kurang kondusif, beberapa siswa gaduh saat pembentukan kelompok. Sebelum pembelajaran dimulai, siswa dikondisikan untuk lebih tertib. Guru terlebih dahulu menentukan tempat untuk semua kelompok, sehingga tidak saling berebut. Guru akan mengundi dengan mendatangi setiap siswa. 3. Siswa kurang percaya diri dengan jawaban mereka. Guru harus memastikan siswa memahami soal yang diberikan, sehingga siswa lebih percaya diri dalam menjawab. Guru menjelaskan maksud dari soal yang belum dipahami siswa dan memberikan motivasi kepada siswa agar percaya diri terhadap hasil jawaban mereka. Setelah refleksi terhadap siklus I selesai, peneliti akan melaksanakan siklus II pada penelitian berikutnya.

b. Siklus II

1 Tahap Perencanaan Tahap perencanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan perencanaan siklus I. Kelemahan dan kekurangan pada siklus I 73 diperbaiki pada siklus II dengan memperhatikan refleksi siklus I. Berdasarkan hasil refleksi siklus I maka perencanaan pada siklus II, meliputi: a Peneliti dan guru menentukan kapan penelitian siklus II akan dilakukan. b Peneliti menyusun masalah konstektual yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, dengan membuat soal cerita yang isinya terkait dengan kehidupan sehari- hari. c Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Penelitian RPP sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik PMR. d Menyiapkan lembar observasi untuk siswa yang digunakan sebagai alat untuk menilai Aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru yang disusun berdasarkan karakteristik Pendidikan Matematika Realistik. e Peneliti membuat kertas undian untuk membentuk kelompok dalam mengerjakan soal LKS yang nantinya akan di undi dengan cara guru mendatangi setiap siswa yang telah dikondisikan tertib dan masing- masing kelompok akan duduk di tempat yang telah ditentukan guru. f Peneliti membuat LKS dan media pembelajaran sebagai sarana yang disiapkan untuk siswa agar lebih cepat memahami materi 74 penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. LKS yang digunakan adalah Lembar Kerja Siswa yang berisi soal isian singkat dan soal- soal cerita yang penyelesainnya menggunakan media pembelajaran berupa daun dan apel bilangan. Media pembelajaran yang digunakan berupa daun bilangan dan apel bilangan beserta keterangannya. g Peneliti menyusun soal post test yang digunakan untuk mengukur prestasi siswa dalam setiap siklusnya. h Peneliti berlatih mengajar dengan suara yang keras di rumah. Dengan berlatih bersuara keras, diharapkan saat melakukaan siklus II, suara peneliti dapat didengar oleh semua siswa. 2 Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2017 dengan materi penjumlahan bilangan bulat menggunakan apel bilangan dan pertemuan kedua dilaksanakanpada tanggal 8 Februari 2017 dengan materi pengurangan bilangan bulat menggunakan apel bilangan. Secara rinci pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut ini. a Pertemuan Ke 1 Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2017 dengan materi penjumlahan bilangan bulat menggunakan apel 75 bilangan. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dengan suara yang lantang. Setelah itu guru menanyakan kabar, dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiraan siswa. Pada hari tersebut seluruh siswa kelas 4 SD N 1 Troso tidak ada yang izin sekolah. Selanjutnya guru menarik perhatian dengan mengajak seluruh siswa melakukan tepuk salut dan tepuk semangat secara bersama- sama, agar siswa dapat lebih bersemangat untuk memulai pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan kepada siswa untuk memperhatikan pembelajaran dengan baik, agar dapat mengerti materi pembelajaran yang berikutnya. Setelah itu guru menanyakan kepada siswa apakah pernah membeli apel di toko buah?, pernahkah kalian menemukan apel yang busuk berulat?, lalu dikaitkan dengan kegiatan yang akan dilakukan hari ini yaitu melakukan penjumlahan bilangan bulat menggunakan media apel bilangan. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Pada kegiatan inti guru mengawali dengan menyampaikan beberapa hal yaitu keterangan dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan apel bilangan. Apel yang tidak ada ulatnya artinya apel tidak berulat merupakan bilangan positif, sedangkan apel yang ada ulatnya artinya apel berulat merupakan bilangan negatif. Untuk membeli lagi berarti ditambah sedangkan untuk dimakan berarti dikurangi. Pasangan apel berulat dan apel tidak berulat merupakan bilangan nol. 76 Kegiatan berikutnya yaitu guru menyajikan soal 6+3=…, banyak siswa yang sudah menjawab dengan benar, namun ada beberapa siswa yang tidak menjawab. Kemudian guru menyajikan soal cerita yang berkaitan dengan materi dan kehidupan sehari- hari siswa. Soal tersebut mengenai kegiatan membeli apel di pasar, sejumlah 10 buah, namun 4 diantaranya berulat. Membeli lagi 5 buah apel, 2 diantaranya berulat, lalu ditanyakan sisa apel sekarang. Guru meminta salah satu siswa untuk membaca soal cerita tersebut dan meminta siswa lain yang sebelumnya tidak dapat menjawab soal tersebut untuk maju ke depan untuk memeragakan soal cerita itu. Siswa mengerjakan soal cerita dengan bimbingan guru. Siswa menulis di papan tulis mengenai apa yang diketahui, ditanyakan, lalu meminta siswa menjawab dengan menggunakan media berupa apel bilangan yang terdiri dari apel berulat dan apel yang tidak berulat dengan cara menempelkan sesuai soal cerita. Siswa menempelkan 10 buah apel yang tidak berulat dan 4 apel yang berulat. Lalu siswa mengatakan kepada guru bahwa terdapat 6 apel tidak berulat yang tidak berpasangan. Jadi bilangan 6. Siswa kembali melanjutkan membaca soal cerita yaitu ibu membeli lagi apel 5 buah, namun dua di antaranya busuk. Jadi siswa 77 menempelkan 5 buah apel tidak berulat dan 2 apel berulat. Terdapat 3 apel tidak berulat yang tidak berpasangan. Bilangannya yaitu 3. Siswa menggabungkan apel yang di atas dan di bawah. Terdapat 9 apel tidak berulat yang tidak berpasangan. Hasilnya yaitu 9. Saat jawaban telah dituliskan, langkah terakhir yaitu menuliskan kesimpulan yang diawali dengan kata jadi. Setelah dikerjakan menggunakan soal cerita dan daun bilangan, siswa lebih senang dan memahami penjumlahan bilangan bulat. Guru kemudian meminta siswa yang berani maju untuk duduk kembali dengan iringan tepuk salut dari seluruh teman- temannya. Ketika siswa sudah dapat memahami materi tersebut, siswa membentuk kelompok menjadi lima kelompok. Sebelum membentuk kelompok guru mengkondisikan siswa agar tertib dalam mengambil undian kelompok dengan tepuk semangat bersama- sama. Guru memberi aturan bagi yang tidak tertib dalam mengambil undian, akan mendapatkan hukuman. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengambil satu gambar yang terdapat 78 dalam kantong dengan cara guru mendatangi setiap meja. Dalam kantong tersebut terdapat lima jenis buah- buahan. Siswa yang memiliki jenis buah yang sama akan berkumpul membentuk satu kelompok. Siswa duduk dengan teman satu kelompoknya, kemudian guru membagikan soal LKS. Soal LKS berupa kegiatan siswa dengan membaca permasalahan yang berupa soal cerita, kelompok berdiskusi untuk menemukan apa yang diketahui, ditanya, dan dijawab. Kemudian memeragakan permasalahan menggunakan apel bilangan dan menyimpulkannya. Siswa mengerjakan soal LKS dengan cara berdiskusi selama 15 menit. Saat siswa berdiskusi, terkadang guru memberikan motivasi kepada siswa agar percaya diri dengan jawaban kelompok mereka. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS dengan diskusi, siswa mempresentasikan hasil diskusinya secara berkelompok, untuk kelompok yang tidak di depan mencocokkan hasil diskusinya dengan jawaban yang disampaikan kelompok yang maju. Saat kelompok maju membacakan hasilnya, guru juga memotivasi agar siswa membacakannya dengan suara keras dan percaya diri dengan jawabannya. Jika ada siswa yang berbeda jawaban, maka dapat langsung menyampaikan dan membahasnya untuk menentukan jawaban yang tepat secara bersama- sama. Pada pertemuan ini semua jawaban setiap kelompok hampir sama, namun ada beberapa soal yang perlu di bahas. Setelah semua kelompok maju 79 dan semua soal telah dicocokkan, guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk masing- masing. Kegiatan penutup dilakukan guru dengan menanyakan kepada siswa mengenai materi atau soal yang belum dipahami siswa. Apabila siswa sudah memahami, maka guru meminta siswa untuk memasukan buku matematika ke dalam laci dan menghapus papan tulis. Selanjutnya guru menyimpulkan pembelajaran bersama-dengan semua siswa. Siswa mendapatkan soal evaluasi dari guru dan mengerjakan soal tersebut selama 10 menit. Saat mengerjakan soal evaluasi guru mengingatkan siswa bahwa harus percaya diri dengan jawaban masing- masing, Jadi harus dikerjakan sendiri- sendiri tanpa melihat jawaban teman sebelahnya. Siswa yang sudah selesai dapat langsung mengumpulkan pada guru. Soal evaluasi tersebut dibawa guru untuk dikoreksi guru di rumah. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. b Pertemuan Ke- 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2017 dengan materi pengurangan bilangan bulat menggunakan apel bilangan. Kegiatan pembelajarn diawali dengan guru mengucapkan salam kepada seluruh siswa dengan suara penuh semangat, siswa juga menjawab dengan suara yang semangat. Salah satu siswa memimpin berdo’a dan memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Guru menanyakan kabar siswa dan mengecek kehadiran siswa. Untuk 80 menambah semangat sebelum memulai pembelajaran guru mengajak siswa menyanyikan lagu balonku, kemudian guru mengkaitkan dengan apa yang akan dipelajari hari tersebut yaitu berkaitan dengan pengurangan. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa denagn suara yang lantang agar sisswa memperhatikan pembelajaran, karena sangat penting bagi kehidupan siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan pada hari tersebut. Kegiatan selanjutnya yaitu menempelkan kertas berisi keterangan dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan apel bilangan. Apel yang tidak ada ulatnya artinya apel tidak berulat merupakan bilangan positif, sedangkan apel yang ada ulatnya artinya apel berulat merupakan bilangan negatif. Untuk membeli lagi berarti ditambah sedangkan untuk dimakan berarti dikurangi. Pasangan apel berulat dan apel tidak berulat merupakan bilangan nol. Guru menyajikan soal pengurangan yaitu -10 – -2= …, ada beberapa siswa yang menjawab dengan kurang tepat. Guru menyajikan soal cerita yaitu tentang apel di meja makan yang akan dimakan peliharaan Budi. Terdapat 10 apel berulat di meja makan. Budi ingin memberi makan burung. Burung Ina memakan 2 apel yang berulat tersebut. Ditanyakan apel yang tersisa di meja. Siswa yang kurang aktif saat pembelajaran, di tunjuk untuk maju memeragakan media pembelajaran dengan menempelkan pada kertas yang telah 81 disediakan guru di depan kelas. Pada saat menempelkan media tersebut, siswa dibantu teman- temannya dari belakang. Menempelkan media harus di sesuaikan dengan isi soal cerita. Siswa tersebut membaca soal cerita yang disediakan dan mengerjakan soal tersebut menggunakan langkah- langkah pengerjaan yang tepat Siswa memeragakan soal cerita dengan menempelkan 10 apel berulat dan 1. Siswa mengatakan kepada guru bahwa terdapat 10 apel berulat yang tidak berpasangan. Jadi bilangan matematikanya yaitu -10. Siswa melanjutkan membaca soal cerita tersebut yaitu burung Budi memakan 2 apel berulat, artinya dikurangi -2. Jadi terdapat 8 apel berulat yang tidak memiliki pasangan. Jadi hasilnya yaitu -8. Setelah itu siswa menuliskan kesimpulannya yaitu sisa apel di meja sekarang yaitu 8 apel berulat. Selesai mengerjakan soal cerita tersebut siswa kembali duduk. Guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang ingin ditanyakan atau belum paham terhadap hasil jawaban tersebut. Ternyata siswa lebih senang dan memahami pengurangan bilangan bulat menggunakan soal cerita dan apel bilangan. Guru melanjutkan pembelajaran dengan meminta siswa membentuk kelompok. Sebelumnya guru mengkondisikan siswa agar 82 tertib dalam mengambil undian kelompok dengan tepuk semangat bersama- sama. Guru memberi aturan bagi yang tidak tertib dalam mengambil undian, akan mendapatkan hukuman. Selanjutnya guru meminta siswa mengambil gambar secara acak dengan cara guru mendatangi setiap meja siswa. Siswa yang mendapatkan bentuk yang sama berkumpul dalam satu kelompok dan mendiskusikan LKS yang dibagikan oleh guru pada masing- masing kelompok. Soal LKS berupa kegiatan siswa dengan membaca permasalahan yang berupa soal cerita, kelompok berdiskusi untuk menemukan apa yang diketahui, ditanya, dan dijawab. Dilanjutkan dengan memeragakan permasalahan menggunakan daun bilangan dan menyimpulkannya. Waktu yang diberikan oleh guru untuk berdiskusi yaitu 15 menit. Saat siswa berdiskusi, terkadang guru memberikan motivasi kepada siswa agar percaya diri dengan jawaban kelompok mereka. Setelah waktu yang disediakan selesai, guru meminta salah satu kelompok untuk membacakan hasil diskusinya untuk yang nomor 1, sementara itu kelompok lain mencocokkan hasil diskusinya, jika ada yang berbeda dapat langsung mengacungkan jari dan dibahas bersama guru. Semua kelompok maju dengan semangat dan penuh percaya diri sampai soal terakhir selesai. Setelah itu guru meminta semua siswa untuk kembali duduk ke tempat duduk masing- masing. Guru menanyakan kepada siswa apakah semua siswa sudah paham mengenai matri pengurangan bilangan bulat, jika sudah guru 83 melanjutkan untuk menghapus papan tulis dan menyimpan media pembelajaran. Selanjutnya guru menyimpulkan pembelajaran bersama-dengan semua siswa. Guru membagikan sola evaluasi yang dikerjakan masing- maisng siswa secara mandiri tanpa melihat buku selama 20 menit. Saat mengerjakan soal evaluasi guru mengingatkan siswa untuk percaya diri dengan jawaban masing- masing, jadi siswa haus mengerjakan soal evaluasi sendiri- sendiri. Guru juga menambahkan banwa belum tentu jawaban teman yang benar, bisa jadi jawaban yang benar punya siswa itu sendiri. Soal evaluasi tersebut dibawa guru untuk dikoreksi guru di rumah. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. 3 Tahap Pengamatan Seperti halnya siklus pertama, pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran kelas berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observer I mengamati Aktivitas guru apakah sudah menerapakan PMR, dan mengamati Aktivitas setiap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi, Aktivitas sebagian besar siswa meningkat pada setiap pertemuan. Selain itu peneliti sudah mnenerapkan pendekatan PMR sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. 84 Hasil pengamatan atau observasi pada siklus II adalah sebagai berikut: a Prestasi Belajar Siswa Kelas 4 Pada Siklus II Tabel 13. Prestasi Belajar Siswa Siklus II No Nama Nilai Tuntas Belum Tuntas 1 IKW 100 Tuntas 2 MRNA 90 Tuntas 3 AP 95 Tuntas 4 EHP 80 Tuntas 5 RNP 80 Tuntas 6 AZ 75 Tuntas 7 AEAC 72,5 Belum Tuntas 8 APS 85 Tuntas 9 ASAA 100 Tuntas 10 AFK 100 Tuntas 11 EKC 95 Tuntas 12 IN 92,5 Tuntas 13 NRS 72,5 Belum Tuntas 14 OK 90 Tuntas 15 PTS 85 Tuntas 16 RO 90 Tuntas 17 SN 80 Tuntas 18 VAS 85 Tuntas 19 DAM 75 Tuntas 20 BW 95 Tuntas 21 NN 72,5 Belum Tuntas 85 22 PPP 90 Tuntas 23 RBS 50 Belum Tuntas 24 SPR 100 Tuntas 25 TH 90 Tuntas JUMLAH 2140 RATA- RATA 85,6 TERTINGGI 100 TERENDAH 50 TUNTAS 21 Siswa PRESENTASE 84 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar biangan bulat siswa kelas 4 pada siklus II adalah sebesar 84, artinya 21 siswa yang mendapatkan n ilai ≥ 75 serta rata- rata nilainya 85,6 Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan peneliti yakni ketuntasan belajar penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sebesar 84 dan nilai rata- rata kelas sebesar 75 sudah tercapai. Untuk memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini. 86 Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II 5 10 15 20 25 Siklus I Siklus II Tuntas KKM Gambar VI. Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II Pada penelitian ini terjadi peningkatan disetiap siklusnya. Prestasi belajar siklus I lebih baik dari pra siklus, dan prestasi belajar pada siklus II lebih baik dari pra siklus dan siklus I. Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 14. Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Siklus Jumlah Siswa Tuntas Nilai Rata- Rata Siswa Presentase Ketuntasan Pra 8 63,7 32 I 13 73,8 48 II 21 85,6 84 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa peningkatan prestasi belajar atau ketuntasan siswa dari jumlah siswa yang tuntas KKM pada pratindakan yaitu 8 siswa dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 32, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 13 siswa dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 87 48 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 21 dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 84. Untuk memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini. Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Gambar VII. Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II b Sajian Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Pendekatan PMR Selama Proses Pembelajaran Siklus II Tabel 15. Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Pendekatan PMR Siklus II Pertemuan Ke- Skor Presentase Skor Perolehan 1 50 83 2 55 92 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan PMR selama proses pembelajaran mengalami peningkatan. Skor perolehan pada pertemuan ke- 1 adalah 50 dan meningkat menjadi 55 pada pertemuan ke- 2. Menurut Wijaya Kususma dan Dedi Dwitagama Skor 83 menunjukkan baik dan 92 termasuk predikat sangat baik, sehingga mengalami perubahan predikat. 88 Untuk memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini. Diagram Aktivitas Guru Siklus II Gambar VIII. Diagram Aktivitas Guru Siklus II c Sajian Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II Tabel 16. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II Pertemuan Ke- Skor Presentase Skor Perolehan 1 46 77 2 53 88 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Aktivitas siswa selama pembelajaran mengalami peningkatan. Skor perolehan pada pertemuan pertama adalah 46 dan meningkat menjadi 53 Pada pertemuan ke- 2. Menurut Wijaya Kususma dan Dedi Dwitagama Skor 77 menunjukkan baik dan 88 termasuk predikat sangat baik, sehingga mengalami perubahan predikat. Untuk memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini. 89 Diagram Aktivitas Siswa Siklus II Gambar IX. Diagram Aktivitas Guru Siklus II 4 Tahap Refleksi Setelah siklus kedua selesai, peneliti melakukan refleksi atas penelitian yang telah dilakukan. Hasilnya dapat dilihat di bawah ini: a Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan, apabila dibandingkan dengan siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendekatan PMR, prestasi siswa menjadi meningkat. b Aktivitas siswa pada siklus kedua mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Peningkatan juga terjadi pada setiap pertemuannya. Dari hasil pengamatan ini, dapat dikatakan bahwa siswa bisa berpartisipasi aktif pada pembelajaran sesuai dengan karakteristik Pendidikan Matematika Realistik. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan skor hasil observasi Aktivitas siswa. 90

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menngkatkan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan Pendididkan Matematika Realistik pada siswa kelas 4 SD N 1 Troso. Dari analisis yang telah dilakukan ternyata hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini telah terbukti benar bahwa pendekatan Pendidikan Matemetika Realistik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 4 SD N 1 Troso terutama dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hasil penelitian pada kondisi awal menunjukkan bahwa peningkatan prestasi belajar atau ketuntasan siswa dari rata- rata pratindakan sebesar 63,7 kemudian pada siklus I menjadi 73,8 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 85,6. Dengan presentase ketuntasan belajar masing- masing sebesar 32, 52 dan 84. Untuk ketuntasan nilai pada tahap pra siklus terdapat 8 siswa yang sudah mencapai KKM, sementara itu pada siklus I terdapat peningkatan yaitu 13 siswa yang telah mencapai KKM, pada siklus II juga terjadi peningkatan dari siklus I yaitu terdapat 21 siswa yang telah mencapai KKM. Berdasarkaan hasil observasi pembelajaran pada siklus I, sebagian besar siswa masih sulit memahami mengenai materi bilangan bulat dan beberapa siswa ada yang belum aktif dalama pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan siswa yang terakadang masih bertanya kepada peneliti langkah dan cara pengerjaannya, oleh karena itu peneliti menekankan kembali kepada siswa mengenai materi tersebut dan peneliti menginstruksikan kegiatan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DI SD NEGERI NO 101802 NAMORAMBE TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 19

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS VI SDN 03 SROYO.

0 0 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT (PenelitianTindakanKelas di Kelas IV SDNegeri Purbaratu I KecamatanPurbaratu Kota Tasikmalaya).

0 6 29

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 36

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA TENTANG MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL).

0 0 23

Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika dalam menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat dengan pendekatan PMRI siswa kelas IV SDN Kadisobo 3.

0 3 105

Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika dalam menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat dengan pendekatan PMRI siswa kelas IV SDN Kadisobo 3

0 0 103

Materi Bilangan Bulat BILANGAN BULAT

0 5 24

Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Pola Bilangan dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Suherman

0 0 10

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT DENGAN MENERAPKAN MODEL BELAJAR KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WONOREJO KECAMATAN GANDUSARI TRENGGALEK TAHUN 20142015

0 0 11