72 adalah rata- rata kelas sebesar 75. Refleksi terhadap siklus pertama
yang dilakukan oleh peneliti bersama guru kelas 4 yaitu:
Tabel 13. Refleksi siklus I
No Evaluasi Siklus I
Solusi 1.
Suara guru saat mengajar kurang lantang, sehingga
siswa yang
duduk di
belakang kurang
mendengar. Melatih untuk bersuara keras
saat di rumah, sehingga saat mengajar dapat mengeluarkan
suara yang lantang dan dapat didengar seluruh siswa.
2. Pada saat pembentukan
kelompok kurang
kondusif, beberapa siswa gaduh saat pembentukan
kelompok. Sebelum
pembelajaran dimulai, siswa dikondisikan
untuk lebih
tertib. Guru
terlebih dahulu menentukan tempat untuk semua kelompok,
sehingga tidak saling berebut. Guru akan mengundi dengan
mendatangi setiap siswa.
3. Siswa kurang percaya diri
dengan jawaban mereka. Guru harus memastikan siswa
memahami soal
yang diberikan, sehingga siswa lebih
percaya diri dalam menjawab. Guru menjelaskan maksud dari
soal yang belum dipahami siswa
dan memberikan
motivasi kepada siswa agar percaya diri terhadap hasil
jawaban mereka.
Setelah refleksi terhadap siklus I selesai, peneliti akan melaksanakan siklus II pada penelitian berikutnya.
b. Siklus II
1 Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan perencanaan siklus I. Kelemahan dan kekurangan pada siklus I
73 diperbaiki pada siklus II dengan memperhatikan refleksi siklus I.
Berdasarkan hasil refleksi siklus I maka perencanaan pada siklus II, meliputi:
a Peneliti dan guru menentukan kapan penelitian siklus II akan
dilakukan. b
Peneliti menyusun masalah konstektual yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, dengan membuat soal cerita yang
isinya terkait dengan kehidupan sehari- hari. c
Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Penelitian RPP sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik PMR.
d Menyiapkan lembar observasi untuk siswa yang digunakan
sebagai alat untuk menilai Aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru yang disusun berdasarkan
karakteristik Pendidikan Matematika Realistik. e
Peneliti membuat kertas undian untuk membentuk kelompok dalam mengerjakan soal LKS yang nantinya akan di undi dengan
cara guru mendatangi setiap siswa yang telah dikondisikan tertib dan masing- masing kelompok akan duduk di tempat yang telah
ditentukan guru. f
Peneliti membuat LKS dan media pembelajaran sebagai sarana yang disiapkan untuk siswa agar lebih cepat memahami materi
74 penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. LKS yang
digunakan adalah Lembar Kerja Siswa yang berisi soal isian singkat dan soal- soal cerita yang penyelesainnya menggunakan
media pembelajaran berupa daun dan apel bilangan. Media pembelajaran yang digunakan berupa daun bilangan dan apel
bilangan beserta keterangannya. g
Peneliti menyusun soal post test yang digunakan untuk mengukur prestasi siswa dalam setiap siklusnya.
h Peneliti berlatih mengajar dengan suara yang keras di rumah.
Dengan berlatih bersuara keras, diharapkan saat melakukaan siklus II, suara peneliti dapat didengar oleh semua siswa.
2 Tahap Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 6
Februari 2017 dengan materi penjumlahan bilangan bulat menggunakan apel bilangan dan pertemuan kedua dilaksanakanpada
tanggal 8 Februari 2017 dengan materi pengurangan bilangan bulat menggunakan apel bilangan. Secara rinci pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas pada siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
a Pertemuan Ke 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2017 dengan materi penjumlahan bilangan bulat menggunakan apel
75 bilangan. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
dengan suara yang lantang. Setelah itu guru menanyakan kabar, dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiraan siswa. Pada hari tersebut
seluruh siswa kelas 4 SD N 1 Troso tidak ada yang izin sekolah. Selanjutnya guru menarik perhatian dengan mengajak seluruh siswa
melakukan tepuk salut dan tepuk semangat secara bersama- sama, agar siswa dapat lebih bersemangat untuk memulai pembelajaran.
Kemudian guru menyampaikan kepada siswa untuk memperhatikan pembelajaran dengan baik, agar dapat mengerti materi pembelajaran
yang berikutnya. Setelah itu guru menanyakan kepada siswa apakah pernah membeli apel di toko buah?, pernahkah kalian menemukan
apel yang busuk berulat?, lalu dikaitkan dengan kegiatan yang akan dilakukan hari ini yaitu melakukan penjumlahan bilangan bulat
menggunakan media apel bilangan. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru mengawali dengan menyampaikan beberapa hal yaitu keterangan dalam penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat menggunakan apel bilangan. Apel yang tidak ada ulatnya artinya apel tidak berulat merupakan bilangan positif,
sedangkan apel yang ada ulatnya artinya apel berulat merupakan bilangan negatif. Untuk membeli lagi berarti ditambah sedangkan
untuk dimakan berarti dikurangi. Pasangan apel berulat dan apel tidak berulat merupakan bilangan nol.
76 Kegiatan berikutnya yaitu guru menyajikan soal 6+3=…,
banyak siswa yang sudah menjawab dengan benar, namun ada beberapa siswa yang tidak menjawab. Kemudian guru menyajikan
soal cerita yang berkaitan dengan materi dan kehidupan sehari- hari siswa. Soal tersebut mengenai kegiatan membeli apel di pasar,
sejumlah 10 buah, namun 4 diantaranya berulat. Membeli lagi 5 buah apel, 2 diantaranya berulat, lalu ditanyakan sisa apel sekarang.
Guru meminta salah satu siswa untuk membaca soal cerita tersebut dan meminta siswa lain yang sebelumnya tidak dapat
menjawab soal tersebut untuk maju ke depan untuk memeragakan soal cerita itu. Siswa mengerjakan soal cerita dengan bimbingan guru.
Siswa menulis di papan tulis mengenai apa yang diketahui, ditanyakan, lalu meminta siswa menjawab dengan menggunakan
media berupa apel bilangan yang terdiri dari apel berulat dan apel yang tidak berulat dengan cara menempelkan sesuai soal cerita.
Siswa menempelkan 10 buah apel yang tidak berulat dan 4 apel yang berulat. Lalu siswa mengatakan kepada guru bahwa terdapat 6
apel tidak berulat yang tidak berpasangan. Jadi bilangan 6.
Siswa kembali melanjutkan membaca soal cerita yaitu ibu membeli lagi apel 5 buah, namun dua di antaranya busuk. Jadi siswa
77 menempelkan 5 buah apel tidak berulat dan 2 apel berulat. Terdapat 3
apel tidak berulat yang tidak berpasangan. Bilangannya yaitu 3.
Siswa menggabungkan apel yang di atas dan di bawah. Terdapat 9 apel tidak berulat yang tidak berpasangan. Hasilnya yaitu 9.
Saat jawaban telah dituliskan, langkah terakhir yaitu menuliskan kesimpulan yang diawali dengan kata jadi. Setelah dikerjakan
menggunakan soal cerita dan daun bilangan, siswa lebih senang dan memahami penjumlahan bilangan bulat. Guru kemudian meminta
siswa yang berani maju untuk duduk kembali dengan iringan tepuk salut dari seluruh teman- temannya. Ketika siswa sudah dapat
memahami materi tersebut, siswa membentuk kelompok menjadi lima kelompok. Sebelum membentuk kelompok guru mengkondisikan
siswa agar tertib dalam mengambil undian kelompok dengan tepuk semangat bersama- sama. Guru memberi aturan bagi yang tidak tertib
dalam mengambil undian, akan mendapatkan hukuman. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengambil satu gambar yang terdapat
78 dalam kantong dengan cara guru mendatangi setiap meja. Dalam
kantong tersebut terdapat lima jenis buah- buahan. Siswa yang memiliki jenis buah yang sama akan berkumpul membentuk satu
kelompok. Siswa duduk dengan teman satu kelompoknya, kemudian guru membagikan soal LKS. Soal LKS berupa kegiatan siswa dengan
membaca permasalahan yang berupa soal cerita, kelompok berdiskusi untuk menemukan apa yang diketahui, ditanya, dan dijawab.
Kemudian memeragakan permasalahan menggunakan apel bilangan dan menyimpulkannya. Siswa mengerjakan soal LKS dengan cara
berdiskusi selama 15 menit. Saat siswa berdiskusi, terkadang guru memberikan motivasi kepada siswa agar percaya diri dengan jawaban
kelompok mereka. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS dengan diskusi,
siswa mempresentasikan
hasil diskusinya
secara berkelompok, untuk kelompok yang tidak di depan mencocokkan
hasil diskusinya dengan jawaban yang disampaikan kelompok yang maju. Saat kelompok maju membacakan hasilnya, guru juga
memotivasi agar siswa membacakannya dengan suara keras dan percaya diri dengan jawabannya. Jika ada siswa yang berbeda
jawaban, maka dapat langsung menyampaikan dan membahasnya untuk menentukan jawaban yang tepat secara bersama- sama. Pada
pertemuan ini semua jawaban setiap kelompok hampir sama, namun ada beberapa soal yang perlu di bahas. Setelah semua kelompok maju
79 dan semua soal telah dicocokkan, guru meminta siswa untuk kembali
ke tempat duduk masing- masing. Kegiatan penutup dilakukan guru dengan menanyakan kepada
siswa mengenai materi atau soal yang belum dipahami siswa. Apabila siswa sudah memahami, maka guru meminta siswa untuk memasukan
buku matematika ke dalam laci dan menghapus papan tulis. Selanjutnya guru menyimpulkan pembelajaran bersama-dengan semua
siswa. Siswa mendapatkan soal evaluasi dari guru dan mengerjakan soal tersebut selama 10 menit. Saat mengerjakan soal evaluasi guru
mengingatkan siswa bahwa harus percaya diri dengan jawaban masing- masing, Jadi harus dikerjakan sendiri- sendiri tanpa melihat
jawaban teman sebelahnya. Siswa yang sudah selesai dapat langsung mengumpulkan pada guru. Soal evaluasi tersebut dibawa guru untuk
dikoreksi guru di rumah. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
b Pertemuan Ke- 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2017 dengan materi pengurangan bilangan bulat menggunakan apel
bilangan. Kegiatan pembelajarn diawali dengan guru mengucapkan salam kepada seluruh siswa dengan suara penuh semangat, siswa juga
menjawab dengan suara yang semangat. Salah satu siswa memimpin berdo’a dan memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Guru
menanyakan kabar siswa dan mengecek kehadiran siswa. Untuk
80 menambah semangat sebelum memulai pembelajaran guru mengajak
siswa menyanyikan lagu balonku, kemudian guru mengkaitkan dengan apa yang akan dipelajari hari tersebut yaitu berkaitan dengan
pengurangan. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa denagn suara yang lantang agar sisswa memperhatikan pembelajaran, karena
sangat penting bagi kehidupan siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan pada hari tersebut.
Kegiatan selanjutnya yaitu menempelkan kertas berisi keterangan dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
menggunakan apel bilangan. Apel yang tidak ada ulatnya artinya apel tidak berulat merupakan bilangan positif, sedangkan apel yang ada
ulatnya artinya apel berulat merupakan bilangan negatif. Untuk membeli lagi berarti ditambah sedangkan untuk dimakan berarti
dikurangi. Pasangan apel berulat dan apel tidak berulat merupakan bilangan nol.
Guru menyajikan soal pengurangan yaitu -10 – -2= …, ada
beberapa siswa yang menjawab dengan kurang tepat. Guru menyajikan soal cerita yaitu tentang apel di meja makan yang akan
dimakan peliharaan Budi. Terdapat 10 apel berulat di meja makan. Budi ingin memberi makan burung. Burung Ina memakan 2 apel yang
berulat tersebut. Ditanyakan apel yang tersisa di meja. Siswa yang kurang aktif saat pembelajaran, di tunjuk untuk maju memeragakan
media pembelajaran dengan menempelkan pada kertas yang telah
81 disediakan guru di depan kelas. Pada saat menempelkan media
tersebut, siswa dibantu teman- temannya dari belakang. Menempelkan media harus di sesuaikan dengan isi soal cerita. Siswa
tersebut membaca soal cerita yang disediakan dan mengerjakan soal tersebut menggunakan langkah- langkah pengerjaan yang tepat
Siswa memeragakan soal cerita dengan menempelkan 10 apel berulat dan 1. Siswa mengatakan kepada guru bahwa terdapat 10 apel
berulat yang tidak berpasangan. Jadi bilangan matematikanya yaitu -10.
Siswa melanjutkan membaca soal cerita tersebut yaitu burung Budi memakan 2 apel berulat, artinya dikurangi -2. Jadi terdapat 8
apel berulat yang tidak memiliki pasangan. Jadi hasilnya yaitu -8.
Setelah itu siswa menuliskan kesimpulannya yaitu sisa apel di meja sekarang yaitu 8 apel berulat. Selesai mengerjakan soal cerita
tersebut siswa kembali duduk. Guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang ingin ditanyakan atau belum paham terhadap hasil
jawaban tersebut. Ternyata siswa lebih senang dan memahami pengurangan bilangan bulat menggunakan soal cerita dan apel
bilangan. Guru melanjutkan pembelajaran dengan meminta siswa membentuk kelompok. Sebelumnya guru mengkondisikan siswa agar
82 tertib dalam mengambil undian kelompok dengan tepuk semangat
bersama- sama. Guru memberi aturan bagi yang tidak tertib dalam mengambil undian, akan mendapatkan hukuman. Selanjutnya guru
meminta siswa mengambil gambar secara acak dengan cara guru mendatangi setiap meja siswa. Siswa yang mendapatkan bentuk yang
sama berkumpul dalam satu kelompok dan mendiskusikan LKS yang dibagikan oleh guru pada masing- masing kelompok. Soal LKS
berupa kegiatan siswa dengan membaca permasalahan yang berupa soal cerita, kelompok berdiskusi untuk menemukan apa yang
diketahui, ditanya, dan dijawab. Dilanjutkan dengan memeragakan permasalahan menggunakan daun bilangan dan menyimpulkannya.
Waktu yang diberikan oleh guru untuk berdiskusi yaitu 15 menit. Saat siswa berdiskusi, terkadang guru memberikan motivasi kepada siswa
agar percaya diri dengan jawaban kelompok mereka. Setelah waktu yang disediakan selesai, guru meminta salah satu kelompok untuk
membacakan hasil diskusinya untuk yang nomor 1, sementara itu kelompok lain mencocokkan hasil diskusinya, jika ada yang berbeda
dapat langsung mengacungkan jari dan dibahas bersama guru. Semua kelompok maju dengan semangat dan penuh percaya diri sampai soal
terakhir selesai. Setelah itu guru meminta semua siswa untuk kembali duduk ke tempat duduk masing- masing.
Guru menanyakan kepada siswa apakah semua siswa sudah paham mengenai matri pengurangan bilangan bulat, jika sudah guru
83 melanjutkan untuk menghapus papan tulis dan menyimpan media
pembelajaran. Selanjutnya
guru menyimpulkan
pembelajaran bersama-dengan semua siswa. Guru membagikan sola evaluasi yang
dikerjakan masing- maisng siswa secara mandiri tanpa melihat buku selama 20 menit. Saat mengerjakan soal evaluasi guru mengingatkan
siswa untuk percaya diri dengan jawaban masing- masing, jadi siswa haus mengerjakan soal evaluasi sendiri- sendiri. Guru juga
menambahkan banwa belum tentu jawaban teman yang benar, bisa jadi jawaban yang benar punya siswa itu sendiri. Soal evaluasi
tersebut dibawa guru untuk dikoreksi guru di rumah. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
3 Tahap Pengamatan
Seperti halnya siklus pertama, pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran kelas berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dibuat. Observer I mengamati Aktivitas guru apakah sudah menerapakan PMR, dan mengamati Aktivitas setiap
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi, Aktivitas sebagian besar siswa
meningkat pada setiap pertemuan. Selain itu peneliti sudah mnenerapkan pendekatan PMR sesuai dengan RPP yang telah disusun
sebelumnya.
84 Hasil pengamatan atau observasi pada siklus II adalah sebagai
berikut: a
Prestasi Belajar Siswa Kelas 4 Pada Siklus II
Tabel 13. Prestasi Belajar Siswa Siklus II No
Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1 IKW
100 Tuntas
2 MRNA
90 Tuntas
3 AP
95 Tuntas
4 EHP
80 Tuntas
5 RNP
80 Tuntas
6 AZ
75 Tuntas
7 AEAC
72,5 Belum Tuntas
8 APS
85 Tuntas
9 ASAA
100 Tuntas
10 AFK 100
Tuntas 11 EKC
95 Tuntas
12 IN 92,5
Tuntas 13 NRS
72,5 Belum Tuntas
14 OK 90
Tuntas 15 PTS
85 Tuntas
16 RO 90
Tuntas 17 SN
80 Tuntas
18 VAS 85
Tuntas 19 DAM
75 Tuntas
20 BW 95
Tuntas 21 NN
72,5 Belum Tuntas
85 22 PPP
90 Tuntas
23 RBS 50
Belum Tuntas 24 SPR
100 Tuntas
25 TH 90
Tuntas
JUMLAH
2140
RATA- RATA 85,6
TERTINGGI 100
TERENDAH
50
TUNTAS 21 Siswa
PRESENTASE 84
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar biangan bulat siswa kelas 4 pada siklus II adalah sebesar
84, artinya 21 siswa yang mendapatkan n ilai ≥ 75 serta rata- rata
nilainya 85,6 Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan peneliti yakni ketuntasan belajar penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat sebesar 84 dan nilai rata- rata kelas sebesar 75 sudah tercapai. Untuk memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat
dilihat dalam diagram berikut ini.
86
Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II
5 10
15 20
25
Siklus I Siklus II
Tuntas KKM
Gambar VI. Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II
Pada penelitian ini terjadi peningkatan disetiap siklusnya. Prestasi belajar siklus I lebih baik dari pra siklus, dan prestasi
belajar pada siklus II lebih baik dari pra siklus dan siklus I. Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 14. Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Siklus Jumlah Siswa
Tuntas Nilai Rata-
Rata Siswa Presentase
Ketuntasan
Pra 8
63,7 32
I 13
73,8 48
II 21
85,6 84
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa peningkatan prestasi belajar atau ketuntasan siswa dari jumlah siswa yang tuntas
KKM pada pratindakan yaitu 8 siswa dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 32, kemudian pada siklus I meningkat
menjadi 13 siswa dengan presentase ketuntasan belajar sebesar
87 48 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 21 dengan
presentase ketuntasan belajar sebesar 84. Untuk memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini.
Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Gambar VII. Diagram Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
b Sajian Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Pendekatan PMR
Selama Proses Pembelajaran Siklus II
Tabel 15. Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Pendekatan PMR
Siklus II Pertemuan Ke-
Skor Presentase Skor
Perolehan
1 50
83 2
55 92
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan PMR selama proses pembelajaran
mengalami peningkatan. Skor perolehan pada pertemuan ke- 1 adalah 50 dan meningkat menjadi 55 pada pertemuan ke- 2.
Menurut Wijaya Kususma dan Dedi Dwitagama Skor 83 menunjukkan baik dan 92 termasuk predikat sangat baik, sehingga
mengalami perubahan predikat.
88 Untuk memperjelas pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat
dalam diagram berikut ini.
Diagram Aktivitas Guru Siklus II
Gambar VIII. Diagram Aktivitas Guru Siklus II
c Sajian Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II
Tabel 16. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II
Pertemuan Ke- Skor
Presentase Skor Perolehan
1 46
77 2
53 88
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa Aktivitas siswa selama pembelajaran mengalami peningkatan. Skor perolehan pada
pertemuan pertama adalah 46 dan meningkat menjadi 53 Pada pertemuan ke- 2. Menurut Wijaya Kususma dan Dedi Dwitagama
Skor 77 menunjukkan baik dan 88 termasuk predikat sangat baik, sehingga mengalami perubahan predikat. Untuk memperjelas
pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam diagram berikut ini.
89
Diagram Aktivitas Siswa Siklus II
Gambar IX. Diagram Aktivitas Guru Siklus II
4 Tahap Refleksi
Setelah siklus kedua selesai, peneliti melakukan refleksi atas penelitian yang telah dilakukan. Hasilnya dapat dilihat di bawah ini:
a Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan, apabila
dibandingkan dengan siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendekatan PMR, prestasi siswa menjadi
meningkat. b
Aktivitas siswa pada siklus kedua mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Peningkatan juga terjadi pada setiap
pertemuannya. Dari hasil pengamatan ini, dapat dikatakan bahwa siswa bisa berpartisipasi aktif pada pembelajaran sesuai dengan
karakteristik Pendidikan
Matematika Realistik.
Hal ini
ditunjukkan dengan peningkatan skor hasil observasi Aktivitas siswa.
90
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menngkatkan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan Pendididkan Matematika Realistik pada siswa
kelas 4 SD N 1 Troso. Dari analisis yang telah dilakukan ternyata hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini telah terbukti benar bahwa pendekatan
Pendidikan Matemetika Realistik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 4 SD N 1 Troso terutama dalam materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. Hasil penelitian pada kondisi awal menunjukkan bahwa peningkatan
prestasi belajar atau ketuntasan siswa dari rata- rata pratindakan sebesar 63,7 kemudian pada siklus I menjadi 73,8 dan meningkat lagi pada siklus II
menjadi 85,6. Dengan presentase ketuntasan belajar masing- masing sebesar 32, 52 dan 84. Untuk ketuntasan nilai pada tahap pra siklus terdapat 8
siswa yang sudah mencapai KKM, sementara itu pada siklus I terdapat peningkatan yaitu 13 siswa yang telah mencapai KKM, pada siklus II juga
terjadi peningkatan dari siklus I yaitu terdapat 21 siswa yang telah mencapai KKM.
Berdasarkaan hasil observasi pembelajaran pada siklus I, sebagian besar siswa masih sulit memahami mengenai materi bilangan bulat dan beberapa
siswa ada yang belum aktif dalama pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan siswa yang terakadang masih bertanya kepada peneliti langkah dan
cara pengerjaannya, oleh karena itu peneliti menekankan kembali kepada siswa mengenai materi tersebut dan peneliti menginstruksikan kegiatan