1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Dasar merupakan salah satu penyelenggara tingkat pendidikan yang mengembangkan potensi siswa guna menghadapi tuntutan pendidikan dan
guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Guru dalam pembelajaran menggunakan metode, pendekatan dan teknik mengajar yang relevan. Selain itu
guru juga menggunakan alat peraga dan media pembelajaran sebagai penunjang dalam proses belajar mengajar, sehingga guru dapat kreatif, aktif dan inovatif
untuk menciptakan perkembangan baru di dunia pendidikan. Selama ini guru di Sekolah Dasar selama ini masih banyak yang
menggunakan metode ekpositori. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan guru memberikan ceramah secara dominan kepada peserta didik. Pembelajaran
lebih berpusat kepada guru dan kurang melibatkan keaktifan siswa. Selain itu beberapa guru masih belum menggunakan alat peraga dan media pembelajaran
sebagai penunjang pelaksanaan pembelajaran. Selama ini siswa hanya mendengarkan materi yang diberikan guru, menyalin materi yang ditulis guru di
papan tulis, serta menghafalkan materi tersebut untuk menyelesaikan. Pembelajaran terlihat menjadi kurang menarik dan kurang bermakna bagi siswa.
Hal tersebut juga terjadi pada pembelajaran matematika di SD N 1 Troso. Mata Pelajaran matematika selama ini dipandang sebagai alat yang siap
pakai. Pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung memberi tahu konsep dan cara menggunakannya, sehinga pembelajaran hanya berpusat pada guru tanpa
2 melibatkan aktivitas siswa dalam mencari, menemukan, dan membangun sendiri
pengetahuan yang siswa miliki. Pembelajaran matematika adalah upaya memfasilitasi peserta didik dalam memperoleh ilmu universal yang bertujuan
memajukan daya pikir peserta didik untuk menghadapi kehidupannya di masa sekarang dan mendatang.
Pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 Depdiknas, 2006 mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan memperoleh, mengelola,
dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Mata pelajaran matematika sangatlah penting
bagi siswa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari- hari siswa. Melalui belajar matematika siswa menjadi lebih mudah untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi terutama dalam kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.
Mata pelajaran matematika dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 Depdiknas, 2006 bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan 1
memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah, 2 menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3 memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
3 menyelesaikan
model dan
menafsirkan solusi
yang diperoleh,
3 mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah, 4 memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan- tujuan mata pelajaran matematika tersebut haruslah
dapat dicapai oleh siswa melalui pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru. Dengan demikian siswa dapat mencapai semua tujuan yang harus dicapai.
Mata pelajaran matematika diberikan kepada peserta didik agar terampil menggunakan matematika dalam kehidupan sehari- hari dan masa mendatang.
Oleh karena itu, pembelajaran matematika yang berkaitan dengan kehidupan nyata di lingkungan peserta didik, mampu meningkatkan minat belajar
matematika. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Kelas 4 di SD N 1 Troso
menunjukkan bahwa ketika guru menyampaikan materi pelajaran, awalnya siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, namun di tengah- tengah
pembelajaran terkadang siswa ramai sendiri dan tidak mendengarkan pejelasan dari guru. Hal tersebut dikarenakan guru terlalu lama memberikan penjelasan
mengenai materi pembelajaran. Oleh karena itu guru selalu memberi nasihat kepada seluruh siswa untuk mendengarkan penjelasan dari guru agar siswa
kembali fokus pada materi pembelajaran. Guru terkadang kekurangan waktu dalam pembelajaran matematika, sehingga guru dan siswa harus melakukan
pembelajaran setelah pulang sekolah guna melanjutkan materi matematika yang
4 belum selesai. Selain itu dalam pembelajaran matematika, guru terkadang tidak
menggunakan media saat menyampaikan materi dan tidak melibatkan materi dengan pengalaman kehidupan sehari- hari siswa. Siswa menjadi merasa
kesulitan memahami suatu materi tertentu.
Mata Pelajaran matematika yang dirasa sulit siswa yaitu pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Guru melakukan pembelajaran
pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan didominasi ceramah dan menggunakan garis bilangan dan biji sawo. Siswa masih merasa
kesulitan pada materi tersebut, sehinga nilai matematika siswa pada materi tersebut rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan rata- rata nilai mata pelajaran
matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tahun pelajaran 20152016 yaitu 72,15. KKM yang ditetapkan di SD N 1 Troso yaitu 75. Dari 20
siswa 60 siswa sudah mencapai KKM yaitu sebanyak 12 siswa, sedangkan 40 belum mencapai KKM yaitu 8 siswa harus melakukan remidi. Jika
dibandingkan dengan mata pelajaran IPA materi Gaya tahun pelajaran 20152016 yaitu 78,05. Dari 20 siswa 70 siswa sudah mencapai KKM yaitu
sebanyak 14 siswa, sedangkan 30 belum mencapai KKM sebanyak 6 siswa Oleh karena itu dalam menyampaikan materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat diperlukan pembelajaran yang realistik, dimana pembelajaran mudah dibayangkan oleh siswa dan dikaitkan dengan kehidupan sehari- hari
siswa. Metode yang melibatkan pengalaman sehari- hari siswa sangatlah penting. Guru dapat mengkaitkan pengalaman sehari- hari siswa dengan materi
5 pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi bilangan
bulat karena sudah pernah dilakukan dan terkait dengan kehidupan sehari- hari. Dari beberapa masalah yang ada di SD N 1 Troso tersebut salah satunya
yaitu siswa merasa kesulitan dalam memahami mata pelajaran matematika khususnya pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sampai
dengan angka puluhan. Pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat diberikan dengan menjelaskan dan memberi contoh
dengan menggunakan garis bilangan yang kurang melibatkan siswa dan hal baru bagi siswa tidak terkait kehidupan sehari- hari siswa dan tidak menyajikan suatu
situasi yang dapat dibayangkan siswa. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang
tepat, efektif, dan menyenangkan dalam menyampaikan materi pelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, sehingga kemampuan peserta
didik meningkat. Pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik PMR.
Menurut Wijaya 2012: 20- 21 Pendidikan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang tidak harus
selalu menyajikan masalah yang ada di dunia nyata dan bisa ditemukan dalam kehidupan sehari- hari, namun suatu masalah yang dapat dibayangkan atau nyata
dalam pikiran siswa. Pembelajaran Matematika Realistik adalah pendekatan pada mata pelajaran matematika dengan mengaitkan pengalaman siswa dan
menyajikan situasi yang dapat dibayangkan secara nyata oleh siswa. Menurut Asmin dalam Tandililing 2010 Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
6 PMR ini memiliki beberapa keunggulan yaitu 1 siswa tidak akan mudah lupa
dengan pengetahuannya karena siswa membangun sendiri pengetahuannya, 2 suasana dalam proses pembelajaran juga menjadi menyenangkan karena
menggunakan realitas kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan belajar matematika, 3 siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap
jawaban siswa ada nilainya, 4 saling memupuk kerjasama dalam kelompok, 5 melatih keberanian siswa karena harus menjelaskan jawabannya, 6 melatih
siswa terbiasa berpkir dan mengemukakan pendapat.
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, perlu dilakukan suatu penelitian. Penelitian yang sesuai dengan latar belakang tersebut yaitu
“Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas 4 SD N 1 Troso Pada Mata Pelajaran Matematika Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Menerapkan
Pendekatan Pendidikan Matematika Re alistik”.
B. Identifikasi Masalah