64
5.2.6 Kinerja Koordinator Penggerak JPKM Desa
Hasil penelitian menunjukan bahwa 69,9 responden berpendapat memiliki kinerja yang cukup, 24,7 mengatakan memiliki kinerja yang baik, dan
5,5 responden memiliki kinerja yang buruk. Indikator kinerja dalam penelitian ini dimulai dari persiapan sebelum bertugas hingga hasil yang dicapai. Pada
permulaan sebelum bertugas, sebagian besar responden mengatakan mereka membuat rencana kerja terlebih dahulu, meskipun tidak tertulis. Dalam
pelaksanaanya rencana kerja ini sering tidak sesui dengan kenyataan di lapangan. Sebagian besar responden merasa tidak dapat merekrut peserta sesuai
dengan target puskesmas. Meskipun demikian berbagi usaha mereka lakukan untuk dapat meningkatkan jumlah peserta yang direkrut, usaha ini misalnya
dalam bentuk kerja sama dengan koordinator penggerak JPKM desa lain.
5.3 Analisis Bivariat
5.3.1 Hubungan Kemampuan Koordinator JPKM dengan Kinerja
Koordinator JPKM
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai p adalah 0,000 0,05 sehingga Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang signifikan antara kemempuan
koordinator JPKM dengan kinerja koordinator JPKM. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Jatmiko 2006 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
kemempuan pegawaidengan kinerja pegawai pada dinas pendidikan Kabupaten Banyumas. Hal ini serupa juga dikemukakan oleh Siagian 2003 berkaitan
65
dengan penelitian yang dilakukanya di RSUD Sidoarjo yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan perawat pelaksana dengan kinerja perawat
pelaksana di ruang rawat inap RSUD Sidoarjo. Kemampuan seseorang dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan
pengalaman kerja Gibson, 1996. Responden dalam penelitian ini rata-rata lama kerjanya adalah 2 tahun. Hal inilah yang menyebabkan kinerja koordinator JPKM
rendah. Selain itu kemampuan koordinator JPKM untuk berkoordinasi dengan kader dan kemampuan dalam merekrut peserta juga menyebabkan kinerja rendah.
Seorang koordinator JPKM akan dapat membantu pelaksanaan kegiatan dengan baik apabila mempunyai pengalaman menjadi koordinator JPKM sekurangnya 60
bulan 5 tahun. Koordinator JPKM yang aktif lebih dari 5 tahun pada umumnya mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan koordinator JPKM yang
aktif kurang dari 5 tahun ini dikarenakan mereka belum mendapat pelatihan. Hal lain yang turut menyebabkan kinerja koordinator JPKM dalam
merekrut peserta rendah adalah adanya berbagai alasan dari masyarakat untuk menolak mengikuti JPKM. Salah satu penyebabnya adalah budaya masyarakat
yang belum dapat menerima konsep asuransi, pemahaman terhadap program JPKM yang masih rendah dan biaya pelayanan kesehatan, khususnya di
puskesmas yang biayanya relative murah dan terjangkau sehingga masyarakat merasa tidak perlu ikut program JPKM untuk menjamin kesehatan keluarganya.
66
5.3.2 Hubungan Persepsi Koordinator JPKM tentang Program JPKM
dengan Kinerja Koordinator JPKM
Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa nilai p adalah 0,168 0,05 sehingga Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang signifika antara
persepsi koordinator tentang program JPKM dengan kinerja koordinator JPKM. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini
2006 yang menyatakan ada hubungan antara persepsi perawat tentang kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala ruangan dengan kinerja perawat di
RSUD Purbalingga. Hal serupa juga dikemukakan oleh Nofrinaldi 2006 dalam penelitianya yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
persepsi terhadap system pembagian jasa pelayanan dengan kinerja karyawan di RS Madani.
Sikap seseorang berhubungan erat dengan persepsi. Sikap yang baik dari seseorang akan berpengaruh terhadap persepsi mereka, yang dapat menunjukan
apakah seseorang termotivasi, yang nantinya digunakan untuk meningkatkan kinerjanya Gibson,1996. Pengukuran sikap secara langsung dapat dinyatakan
dengan pernyataan atau pendapat seseorang terhadap suatu obyek Ahmadi,1991. Berdasarkan hasil pngukuran sikap diperoleh rata-rata responden setuju
dengan adanya JPKM. Mereka merasa JPKM sangat bermanfaat ini dibuktikan dengan semakin mudahnya mereka dalam memperoleh pelayanan kesehatan,
walaupun terkadang mereka merasa mendapat perbedaan dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
67
Persepsi yang baik dari koordinator JPKM bila tidak didukung dengan persepsi yang baik pula dari masyarakat akan menyebabkan kinerja koordinator
JPKM dalam merekrut peserta rendah. Salah satu yang menyebabkan persepsi yang buruk dari masyarakat tentang JPKM yang berimbas terhadap keenganan
menjadi peserta adalah tingkat pengetahuan kesehatan masyarakat yang jauh dari cukup dimana masyarakat menggangap kesehatan bukan merupakan perioritas
utama. Didukung dengan adanya budaya mereka dalam menghadapi risiko sakit yang masih kurang menguntungkan dan diperparah dengan keterbatasan kondisi
kemampuan ekonomi masyarakat Ghufron,2000.
5.3.3 Hubungan Motivasi Koordinator JPKM dengan Kinerja Koordinator