33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Menurut Soekidjo Notoatmodjo, 2003:43 kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaidah antara konsep satu terhadap konsep yang
lainya dari masalah yang diteliti. Variabel Bebas
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Gambar 3.1: Krangka Konsep Penelitian
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga sementara yang kebenaranya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut Soekidjo
Notoatmodjo,2003:72. Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
3.2.1 Ada hubungan antara kemempuan koordinator penggerak JPKM Desa dengan kinerja koordinator penggerak JPKM Desa.
¾
Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa
¾ Persepsi Koordinator Penggerak
JPKM Desa tentang JPKM ¾
Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa
¾ Kepemimpinan atasan
¾ Imbalan yang diberikan
Kinerja Koordinator Penggerak
JPKM Desa
34
3.2.2 Ada hubungan antara persepsi koordinator penggerak JPKM Desa tentang JPKM dengan kinerja koordinator penggerak JPKM Desa.
3.2.3 Ada hubungan antara motivasi koordinator penggerak JPKM Desa dengan kinerja koordinator penggerak JPKM Desa.
3.2.4 Ada hubungan antara kepemimpinan atasan dengan kinerja koordinator penggerak JPKM Desa.
3.2.5 Ada hubungan antara imbalan yang diberikan dengan kinerja koordinator penggerak JPKM Desa.
3.3 Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey explanatory yaitu suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan
kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok dengan maksud menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey dengan desain studi cross sectional dimana variable-variabel penelitian diobservasi
sekaligus pada waktu yang sama Notoatmodjo,2002.
3.4 Variabel Penelitian
Dalam suatu penelitian terdapat beberapa variabel yang harus ditetapkan dengan jelas sebelum pengumpulan data. Variabel merupakan objek atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian Arikunto, 1997. Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :
35
3.4.1. Variabel Bebas Independent
3.4.1.1 Kemampuan Koordinator Penggerak JPKM Desa 3.4.1.2 Persepsi Koordinator Penggerak JPKM Desa tentang JPKM
3.4.1.3 Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa 3.4.1.4 Kepemimpinan atasan
3.4.1.5 Imbalan yang diberikan
3.4.2 Variabel Terikat Dependent
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja koordinator pengerak JPKM Desa.
3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Devinisi operasional adalah sekala pengukuran variabel kepada suatu variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan
ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur kontak atau variabel tersebut Moh.Nazir,2006.
Tabel 3.1. Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Cara Pengukuran
Kriteriaskor Skala 1
Kemampuan Koordinator
Penggerak JPKM Desa
Kapasitas yang dimiliki oleh
koordinator untuk mengerjakan tugas
yang diberikan meliputi ketrampilan
yang dimiliki , lama kerja, pendidikan,
dan kesanggupan. Kuesioner
Baik; 16-20
Cukup; 10-15
Buruk; 5-9
Saifudin Azwar, 2008
Ordinal
36
No Variabel Definisi
Cara Pengukuran
Kriteriaskor Skala 2
Persepsi Koordinator
Pengerak JPKM Desa
tentang JPKM Pandangan
koordinator mengenai program
JPKM meliputi pengertian, manfaat,
tujuan dan kepesertaan JPKM.
Kuesioner Baik; 19-24
Cukup; 12-18
Buruk; 6-11
Saifudin A, 2008
Ordinal
3 Motivasi
Koordinator Penggerak
JPKM Desa Pandangan
Koordinator Penggerak JPKM
Desa mengenai dorongan yang
berasal dari dalam dan luar yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
kinerjanya yang meliputi beban kerja,
kepercayaan dan dukungan yang
diberikan, posisi koordinator dalam
perekrutan peserta serta kesulitan yang
dialami dalam menjalankan tugas.
Kuesioner Tinggi;
16-20 Sedang;
10-15 Rendah;
5-9 Ordinal
4 Kepemimpinan
atasan Penilaian
Koordinator Penggerak JPKM
Desa dalam kemampuan yang
dimiliki oleh kepala puskesmas, camat,
kepala desa, dan Bapel JPKM dalam
melakukan pengarahan,
komunikasi, koordinasi,
pengawasan monitoring, dan
evaluasi. Kuesioner Baik;
16-20 Cukup;
10-15 Buruk;
5-9 Ordinal
37
No Variabel Definisi
Cara Pengukuran
Kriteriaskor Skala 5
Imbalan yang diberikan
Penilaian Koordinator
Penggerak JPKM Desa mengenai
penghargaan yang diberikan kepada
koordinator baik dalam betuk psikis
maupun fisik yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kinerja koordinator.
Kuesioner Memuaskan;
19-24 Cukup
memuaskan; 12-18
Tidak memuaskan;
6-11 ordinal
6 Kinerja
Koordinator Penggerak
JPKM Desa Kemampuan
Koordinator Pengerak JPKM
Desa dalam merekrut peserta, meliputi
kemampuan berkomunikasi,
berkoordinasi, bersosialisasi dan
berinisiatif serta jumlah peserta yang
berhasil direkrut. Kuesioner Baik;
28-36 Cukup;
18- 27 Buruk; 9-17
ordinal
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian