17
Adapun kinerja menurut Mulyadi 1999 adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal
dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan oleh organisasi. Penilaaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak
semstinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta pemberian
penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Illyas 1999 berpendapat bahwa tenaga profesional adalah sumber daya
terbaik suatu organisasi sehingga evaluasi kinerja mereka menjadi salah satu variabel yang penting bagi efektifitas organisasi. Sangatlah penting untuk
memiliki instrumen penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga kerja profesional yang menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk meningkatkan
kinerja organisasi yang efektif. Menurut teori Gibson yang dikutip oleh Illyas
1999, ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu:
2.2.1 Variabel individu
Kemampuan dan keterampialan merupakan variable individu yang dapat mempengaruhi kinerja. Kemampuan merupakan potensi atau kecakapan seseorang
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sekaligus sebagai hasil dari pengetahuan.
18
Ketrampilan dipengaruhi oleh tingakat pendidikan, latihan dan pengembangan dalam hubunganya dengan tugas yang dimiliki.
Kemempuan fisik macamnya adalah kesehatn karyawan, faktor usia, jenis kelamin dan pengalaman kerja. Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja
yang lagsung berhubungan dengan pelaksanaan tugas, tetapi juga sebagai landasan untuk mengembangkan diri dalam proses kelancaran tugas. Semakin
tinggi pendidikan seseorang dalam hal ini koordinator penggerak JPKM maka semakin tinggi pula prestasi yang dimiliki yang tentunya akan semakin tinggi pula
kinerjanya.
2.2.2 Variabel Organisasi
Sumber daya manusia, kepemimpinan dan kompensasi reward upahimbalan termasuk dalam variabel organisasi. Manusia adalah sumber daya
yang berharga, karena melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan memudahkan organisasi mencapai tujuan yang diharapkan. Kepemimpinan
merupakan aspek yang paling penting karena suatu organisasi akan menjadi kurang efisien tanpa adanya pemimpin. Bawahan memandang seseorang
pemimpin efektif atau tidak efektif dari sudut kepuasan yang mereka peroleh selama bekerja. Salah satunya adalah reward yang diterima.
2.2.3 Variabel Psikologis
Pemupukan motivasi dan minat kerja bawahan yang berorientasi pada peningkatan prestasi atau hasil kerja membutuhkan waktu yang lama dan
memerlukan teknik tertentu. Teknik ini antara lain adalah dengan menciptakan
19
iklim kerja dan lingkungan kerja yang menyenangkan serta adanya komunikasi dan hubungan kerja yang kondusif.
Sikap merupakan salah satu faktor penentu perilaku bawahan dalam bekerja. Hal ini dikarenakan sikap berhubungan erat dengan persepsi dan
motivasi. Sikap yang dimiliki oleh seorang pekerja dapat menunjukan apakah pekerja tersebut termotivasi dalam bekerja yang nantinya digunakan untuk
meningkatkan kinerjanya.
Diagram skematis teori prilaku dan kinerja Gambar 2.2 : Diagram skematis teori prilaku dan kinerja Gibson, 1986
2.3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kinerja