Pengalaman Kerja Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kinerja

21 2.3.2.1 Ketrampilan Teknis Pengetahuan dan penguasaan kegiatan yang bersangkutan dengan cara, proses dan prosedur yang menyangkut pekerjaan dengan alat-alat. 2.3.2.2 Ketrampilan Manusiawi Kemampuan untuk bekerja dengan kelompok, menciptakan suasana dimana orang merasa aman dan bebas, maka mereka menyatakan pendapat. 2.3.2.3 Ketrampilan Konseptual Kemampuan untuk melihat gambaran kasar, mengenai dan menyadari adanya unsur yang penting dalam situasi serta memahami hubungan dantaranya unsur-unsur tersebut.

2.3.3 Pengalaman Kerja

Pengalaman masa lampau mengenai pekerjaan-pekerjaan yang sama atau hampir sama merupakan titik tolak dalam mengerjakan pekerjaan berikutnya. Hal ini menunjukan bahwa kinerja masa lampau, dengan kata lain banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tugasnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan kerja karyawan tersebut. Pengalaman kerja di sini dapat di lihat dari lamanya masa kerja, sejauh mana manfaat dari pengalaman kerja tersebut dapat mempengaruhi kelancaran tugasnya dan berhasil mengatasi masalah sehubungan dengan tugas pekerjaan Siagian, 2000. 2.3.2 Persepsi Koordinator Penggerak JPKM Desa terhadap Program JPKM Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin 1998, adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan 22 informasi dan menafslrkan pesan. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard 1991 mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Gibson1994 menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu. Persepsi mencakup penerimaan stimulus inputs, pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya sendiri Gibson, 1986. Pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan interpretation, begitu juga berinteraksi dengan closure. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh. Persepsi meliputi juga kognisi pengetahuan, yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan Gibson, 1986. Selaras dengan pernyataan tersebut Krech, dkk. dalam Sri Tjahjorini Sugiharto 2001 mengemukakan bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yakni pengalaman masa lalu dan faktor pribadi. 23 3.2.3.1 Proses Terbentuknya Persepsi Manusia secara umum menerima informasi dari lingkungan lewat proses yang sama, oleh karena itu dalam memahami persepsi harus ada proses dimana ada informasi yang diperoleh lewat memori organisme yang hidup. Fakta ini memudahkan peningkatan persepsi individu, adanya stimulus yang mempengaruhi individu yang mencetus suatu pengalaman dari organisme, sehingga timbul berpikir yang dalam proses perceptual merupakan proses yang paling tinggi. Menurut Mulyana 2005, persepsi sosial adalah proses menangkap arti obyek-obyek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap mereka mengandung resiko. Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. 3.2.3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi persepsi Menurut Wilson dalam Sri Tjahjorini Sugiharto, 2001, mengemukakan ada faktor dari luar dan dari dalam yang mempengaruhi persepsi diantaranya sebagai berikut : 3.2.3.2.1 Faktor eksternal atau dari luar : 1. Concreteness yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan dibandingkan dengan yang obyektif. 2. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk di persepsikan dibanding dengan hal-hal yang baru. 3. Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif di bandingkan dengan gerakan yang lambat. 24 4. Conditioned stimuli, stimuli yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain-lain. 3.2.3.2.2. Faktor internal atau dari dalam : 1. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon untuk istirahat. 2. Interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan dari pada yang tidak menarik 3. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian 4. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain. Menurut Krech dan Crutchfield dalam Sri Tjahjorini Sugiharto 2001, menyebutkan persepsi ditentukan oleh faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor-faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, kesiapan mental, suasana emosi dan latar belakang budaya, atau sering disebut faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut. Penelitian mengenai persepsi masyarakat tentang pengertian JPKM diperoleh hasil bahwa ternyata persepsi responden tentang hal tersebut cukup variatif. Sejumlah responden berpendapat bahwa JPKM adalah JPSBK dalam pengertian program bantuan sosial kesehatan yang dananya disediakan oleh pemerintah, ynag dikelola oleh suatu badan yang disebut Bapel yang PPK-nya adalah Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Pemerintah. Inilah juga yang menyebabkan JPKM makin sulit untuk dikembangkan , karena masyarakat beranggapan bahwa pelayanan kesehatan yang disediakan oleh JPKM merupakan hak dan bebas bea atau gratis Ilyas, 2003. 25

2.3.3 Motivasi Koordinator Penggerak JPKM Desa

Dokumen yang terkait

Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) Menuju Kepesertaan Semesta (Universal Coverage) Di Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah

0 32 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM JAMINAN KESEHATAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Masyarakat Dalam Jaminan Kesehatan Nasional Di Desa Tegalsari Kabupaten Ponorogo.

0 6 15

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Masyarakat Dalam Jaminan Kesehatan Nasional Di Desa Tegalsari Kabupaten Ponorogo.

0 2 14

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Masyarakat Dalam Jaminan Kesehatan Nasional Di Desa Tegalsari Kabupaten Ponorogo.

1 9 8

DAFTAR PUSTAKA Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Masyarakat Dalam Jaminan Kesehatan Nasional Di Desa Tegalsari Kabupaten Ponorogo.

0 8 4

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ( Jpkm) : Strategi Aksesitas Pelayanan Kesehatan Di Masa Depan.

0 0 9

PERANAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT (JPKM) DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pada Masyarakat Di Desa Selaganggeng Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga).

0 0 94

(ABSTRAK) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KOORDINATOR PENGGERAK JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT (JPKM) DESA DI KABUPATEN BANJARNEGARA.

0 0 3

TAP.COM - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU ... 9801 22014 1 SM

0 1 13

18376 ID analisis faktor faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan senam hamil di wilaya

0 0 9