52 Tabel 2.2 Nilai K untuk berbagai jenis tanah
No Jenis Tanah
Nilai K Rataan 1
Latosol Haplorthox 0,09
2 Latosol merah Humox
0,12 3
Latosol merah kuning Typic haplorthox 0,26
4 Latosol coklat Typic tropodult
0,23 5
Latosol Epiaquic tropodult 0,31
6 Regosol Troporthents
0,14 7
Regosol Oxic dystropept 0,12
– 0,16 8
Regosol Typic entropept 0,29
9 Regosol Typic dystropept
0,31 10
Gley humic Typic tropoquept 0,13
11 Gley humic Tropaquept
0,20 12
Gley humic Aquic entropept 0,26
13 Lithosol Litic eutropept
0,16 14
Lithosol Orthen 0,29
15 Grumosol Chromudert
0,21 16
Hydromorf abu-abu Tropofluent 0,20
17 Podsolik Tropudults
0,16 18
Podsolik Merah Kuning Tropudults 0,32
19 Mediteran Tropohumults
0,10 20
Mediteran Tropaqualfs 0,22
21 Mediteran Tropudalfs
0,23 Sumber: Arsyad, 1989 dan Asdak, 1995
2.4.1.3 Kemiringan Lereng LS
Kemiringan dan panjang lereng adalah dua unsur topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Unsur lain yang mungkin
berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman dan rah lereng. Semakin miring suatu lahan dan semakin panjang lereng maka erosi akan semakin besar.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
53 Evaluasi garis kontur dari peta DEM-SRTM Digital Elevation Model-Shuttle
Radar Topographic Mission akan menghasilkan peta kemiringan lereng yang dianalisis menggunakan perangkat lunak Global Mapper Versi 11.0 dan ArcView
3.3. Dalam pembuatan nilai indeks panjang dan kemiringan lereng LS ini hanya ditentukan berdasarkan kemiringan lereng saja slope. Adapun nilai LS untuk
berbagai macam bentuk kelerengan ditentukan pada tabel di bawah ini: Tabel 2.3 Nilai LS untuk variasi kemiringan lereng
No Kemiringan rata-rata
Nilai LS
1 0 - 8
0,4 2
8 - 15 1,4
3 15 - 25
3,1 4
25 - 45 6,8
5 45
9,5 Sumber: Arsyad 1989 dan Asdak 1995
2.4.1.4 Indeks Pengelolaan Tanaman C dan Faktor Konservasi Tanah P
Faktor C ditunjukan sebagai angka perbandingan yang berhubungan dengan tanah hilang tahunan pada areal yang bervegetasi dengan areal yang sama jika areal
tersebut kosong dan ditanami secara teratur. Nilai faktor C berkisar antara 0,001 pada hutan tak terganggu hingga 1,0 pada tanah kosong. penentuan Indeks pengolalaan
tanaman ini ditentukan dari peta tata guna lahan dan keterangan tata guna lahan pada peta satuan tata guna lahan ataupun data yang langsung diperoleh dari lapangan.
Faktor konservasi tanah P merupakan tindakan pengawetan yang meliputi usaha-usaha untuk mengurangi erosi tanah yaitu secara mekanis maupun biologis
vegetasi.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
54 Indeks penutupan vegetasi C dan Indeks pengolahan lahan atau tindakan
konservasi tanah P dapat digabung menjadi faktor CP. Tabel di bawah ini menunjukkan Nilai CP untuk berbagai faktor penggunaan lahan
.
Tabel 2.4 Nilai CP untuk berbagai faktor penggunaan lahan
No Jenis Tata Guna Lahan
CP 1
Belukar Rawa 0.010
2
Rawa 0.010
3 SemakBelukar
0.300
4 Pertanian Lahan Kering Campur
0.190
5 Pertanian Lahan Kering
0.280
6
Perkebunan 0,500
7
Pemukiman 0.950
8 Hutan Lahan Kering Sekunder
0,010
9 Hutan Mangrove Sekunder
0.010
10 Hutan Rawa Sekunder
0.010
11
Hutan Tanaman 0.050
12
Sawah 0,010
13 Tambak
0.001
14 Tanah Terbuka
0.950 Sumber: - BPDAS Wampu-Sei Ular
- Hasil Analisis Spasial Perangkat SIG
2.4.2 Penentuan Tingkat Bahaya Erosi