Faktor Erosivitas Hujan R Faktor Erodibilitas Tanah K Faktor Panjang Kemiringan Lereng LS

67

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Sesuai dengan model USLE Universal Soil Loss Equation pendugaan erosi memerlukan beberapa faktor yang kemudian dihubungkan dengan data-data bersifat geografis. Faktor-faktor penduga erosi ini kemudian dikonversi menjadi peta tematik sehingga menghasilkan 4 buah peta tematik, yaitu peta erosivitas hujan R, peta erodibilitas tanah K, peta kemiringan dan panjang lereng LS, peta penutupan dan pengelolaan lahan CP. Setelah peta-peta ini terbentuk kemudian dilakukan proses overlay pada tiap-tiap satuan lahan yang akan menghasilkan suatu peta erosi.

3.8 Penentuan Nilai Faktor-faktor Erosi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dimana faktor-faktor erosi ini akan dikonversi dalam bentuk peta yang kemudian akan ditumpangtindihkan menjadi satu kesatuan peta yaitu peta erosi.

3.8.1 Faktor Erosivitas Hujan R

Langkah-langkah pembuatan peta erosivitas hujan dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data curah hujan bulanan dari tiga stasiun penakar hujan yang masing-masing koordinatnya dibumi harus sudah diketahui selama sepuluh tahun yaitu dari tahun 2002 sampai dengan 2011. 2. Menghitung nilai erosivitas hujan R dengan persamaan 2.3 untuk masing- masing staisun penakar hujan dengan memanfaatkan software Microsoft Excel 2007. 3. Untuk mendapatkan titik-titik koordinat ketiga staisun penakar hujan pada peta DAS Ular digunakan bantuan software Google Earth yaitu dengan cara UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 68 memasukkan koordinat tiap stasiun tadi kemudian di “add placemark” pada Google Earth kemudian di “save” yang menghasilkan format KML. 4. Open data format KML tersebut pada perangkat lunak Global Mapper V.11. Proyeksi kedalam sistem koordinat Geographic LatitudeLongitude, Datum WGS84, Planar Units ARC DEGREES . 5. Lakukan digitasi kembali untuk mengkoresksi hasil digitasi sebelumnya. Dengan menggunakan Digitizer tool untuk stasiun curah hujan sebagai titik point. Kemudian di export ke dalam format shp shapefile agar data tersebut dapat diolah dalam perangkat lunak ArcView 3.3. 6. Open data dengan format shp tersebut pada perangkat lunak ArcView 3.3. Data yang tersedia dalam tipe titik point yang mewakili stasiun curah hujan. 7. Aktifkan Polygon Thiessen untuk membagi DAS menjadi tiga bagian. 8. Masukkan nilai R untuk tiap bagian peta sesuai dengan stasiun penakar hujannya

3.8.2 Faktor Erodibilitas Tanah K

Peta erodibilitas tanah dibuat dengan bantuan peta digital jenis tanah yang diperoleh dari BPDAS Wampu-Sei Ular. Dengan adanya informasi mengenai jenis tanah ini maka dapat ditentukan indeks erodibilitas tanah K.

3.8.3 Faktor Panjang Kemiringan Lereng LS

Pembuatan peta LS dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Buka peta DEM-SRTM Digital Elevation Model-Shuttle Radar Topographic Mission , buka “open control center” kemudian matikan semua ekstensi “num_tif”. Sehingga tampilan akan seperti gambar berikut: UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 69 Gambar 3.7 Tampilan Pembuatan Kontur Perangkat SIG Globbal Mapper 2. Buka peta DAS Ular dalam format shp pada layer yang sama yang digunakan untuk mengetahui batasan kontur yang akan dibuat. 3. Sebagai langkah awal kita akan membuat kontur dari peta DEM-SRTM Digital Elevation Model-Shuttle Radar Topographic Mission, dengan interval 10 m lalu pada menu “Countur Bounds” pilih draw box kemudian plotlah kotak yang mewakili batasan DAS Ular 4. Simpan kontur yang telah dibuat dalam format shp agar dapat dijalankan pada program arcview 3.3. 5. Buka thema kontur pada perangkat lunak ArcView 3.3, sebelumnya karena menggunakan koordinat UTM terlebih dahulu masukan Map Unit : Meters dan Distance Units : Meter, lalu aktifkan extension : “3D-Analyst, Spatial Analysist dan Xtools Extension ”. 6. Pilih menu “Surface” dilanjutkan dengan memilih “Create TIN from Feature” setelah muncul kotak dialog “Create new TIN” kemudian dalam “Height UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 70 source“ pilih “Tinggi” dimana field tinggi ini yaitu garis tinggi dalam kontur atau elevasi, dilanjutk an dengan mengklik “OK”. 7. Setelah mendapatkan TIN, maka langkah selanjutnya adalah membuat kelerengan “Derive slope”. Untuk membuat kelas lereng ini klik menu “Surface” kemudian klik “Derive Slope”, maka akan muncul kotak dialog “Output Grid Specification” dimana isi dalam kotak dialog ini adalah “Output Grid Extent : Same As kelerengan” dan “Output Grid Cell Size : 90” nilai ini adalah dalam 1 pixel adalah lebar dan panjangnya adalah 90 meter, kemudian “ENTER” 8. Tahapan selanjutny a adalah pilih menu “Analysis” kemudian “Reclassify” maka akan muncul kotak dialog “Reclassify Values” dan klik “Classify” yang dimaksudkan untuk membagi kelerengan menjadi 5 kelas berdasarkan nilai kemiringan lereng tabel 2.3.

3.8.4 Faktor Penggunaan dan Pengelolaan Lahan CP