83
4.1.3 Penentuan Faktor Kelerengan LS
Peta kelerengan yang telah dibuat sesuai dengan penjelasan point 3.8.3 diatas kemudian ditumpangsusunkan. Proses tumpang susun ini akan menyatukan atribut-
atribut peta kelerengan dengan atribut peta yang dioverlay. Proses selanjutnya ialah menghitung nilai faktor LS yang dianggap mewakili tiap-tiap satuan lahan. Logika
berfikirnya sama dengan penentuan faktor indeks erodibilitas tanah K dimana untuk satu unit satuan lahan akan memiliki satu nilai faktor kelerengan LS yang
dianggap mewakili meskipun pada satu unit satuan lahan tersebut terdapat beberapa jenis bentuk kelas lereng. Tabel di bawah ini menunjukkan perhitungan nilai faktor
kelerengan yang dianggap mewakili untuk satuan unit lahan 3 pada subdas Hilir SUL3H sebagai berikut:
Tabel 4.5 Tabel Perhitungan Nilai LS untuk SUL2H
KETERANGAN KELANDAIAN
1 2
3 1x3
Rata2 Tengah Luas Ha
A Atot Semak Belukar
8 -15 11,5
0,225 0,002287
0,02630 Semak Belukar
15 -25 20,0
0,038 0,000386
0,00772 Semak Belukar
15 -25 20,0
0,058 0,000589
0,01178 Semak Belukar
15 -25 20,0
0,090 0,000915
0,01830 Semak Belukar
8 -15 11,5
2,814 0,028597
0,32887 Semak Belukar
8 -15 11,5
0,336 0,003415
0,03927 Semak Belukar
8 -15 11,5
1,194 0,012134
0,13954 Semak Belukar
15 -25 20,0
0,712 0,007236
0,14472 Semak Belukar
8 -15 11,5
0,062 0,000630
0,00725 Semak Belukar
0 - 8 4,0
0,036 0,000366
0,00146 Semak Belukar
8 -15 11,5
2,513 0,025538
0,29369 Semak Belukar
15 -25 20,0
0,159 0,001616
0,03232 Semak Belukar
0 - 8 4,0
0,058 0,000589
0,00236 Semak Belukar
8 -15 11,5
0,360 0,003658
0,04207 Semak Belukar
15 -25 20,0
0,739 0,007510
0,15020 Semak Belukar
25 - 45 35,0
0,090 0,000915
0,03202 Semak Belukar
8 -15 11,5
1,048 0,010650
0,12248 Semak Belukar
25 - 45 35,0
0,360 0,003658
0,12803 Semak Belukar
15 -25 20,0
0,450 0,004573
0,09146
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
84
Semak Belukar 15 -25
20,0 0,180
0,001829 0,03658
Semak Belukar 25 - 45
35,0 0,090
0,000915 0,03202
Semak Belukar 25 - 45
35,0 0,450
0,004573 0,16006
Semak Belukar 25 - 45
35,0 0,090
0,000915 0,03202
Semak Belukar 15 -25
20,0 0,814
0,008272 0,16544
Semak Belukar 15 -25
20,0 0,712
0,007236 0,14472
Semak Belukar 0 - 8
4,0 2,775
0,028201 0,11280
Semak Belukar 8 -15
11,5 0,180
0,001829 0,02103
Semak Belukar 25 - 45
35,0 0,304
0,003089 0,10812
Semak Belukar 0 - 8
4,0 0,212
0,002154 0,00862
Semak Belukar 15 -25
20,0 1,185
0,012043 0,24086
Semak Belukar 8 -15
11,5 1,110
0,011280 0,12972
Semak Belukar 15 -25
20,0 0,130
0,001321 0,02642
Semak Belukar 25 - 45
35,0 0,540
0,005488 0,19208
Semak Belukar 8 -15
11,5 0,217
0,002205 0,02536
Semak Belukar 0 - 8
4,0 0,107
0,001087 0,00435
Semak Belukar 8 -15
11,5 0,901
0,009156 0,10529
Semak Belukar 15 -25
20,0 0,787
0,007998 0,15996
Semak Belukar 0 - 8
4,0 76,275
0,775145 3,10058
Total 98,40100
1 6,42587
Sumber: Hasil Analisis Perangkat SIG Ket: Kolom 3 = Kolom 2 dibagi dengan ∑ Kolom 2
Kolom 1x3 adalah merupakan nilai rata-rata tertimbang kelerengan pada daerah tinjauan.
Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai total atau ∑ kolom1x3 adalah 6,42587. Berdasarkan pada tabel 2.3 nilai LS dengan variasi kemiringan lereng
antara 0 - 8 Datar adalah 0,4. Maka untuk satuan unit lahan 2 sub DAS Hilir SUL2H nilai faktor LS yang mewakili adalah 0,4. Untuk satuan lahan yang lainnya
disajikan pada tabel di berikut ini:
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
85 Tabel 4.6 Nilai LS yang mewakili setiap satuan lahan
Sub DAS Kode
Keterangan LS
Buaya SUL1B Tanah Terbuka
0,4 SUL2B Semak Belukar
3,1 SUL3B Sawah
1,4 SUL4B Pertanian Lahan Kering Campur
1,4 SUL5B Pertanian Lahan Kering
1,4 SUL6B Perkebunan
1,4 SUL7B Pemukiman
0,4 SUL8B Hutan Lahan Kering Sekunder
6,8
Karai SUL1K Tanah Terbuka
1,4 SUL2K Semak Belukar
1,4 SUL3K Pertanian Lahan Kering Campur
1,4 SUL4K Pertanian Lahan Kering
1,4 SUL5K Perkebunan
1,4 SUL6K Hutan Tanaman
1,4 SUL7K Hutan Lahan Kering Sekunder
3,1
Hilir SUL1H Tanah Terbuka
1,4 SUL2H Tambak
0,4 SUL3H Semak Belukar
0,4 SUL4H Sawah
0,4 SUL5H Pertanian Lahan Kering Campur
0,4 SUL6H Pertanian Lahan Kering
0,4 SUL7H Perkebunan
0,4 SUL8H Pemukiman
0,4 SUL9H Hutan Rawa Sekunder
0,4 SUl10H Belukar Rawa
0,4 Sumber: Hasil Analisis Perangkat SIG
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
86
4.1.4 Penentuan Faktor Erosivitas Hujan R