47 dalam menurunkan kecepatan aliran permukaan dan mengurangi kandungan air tanah
melalui transpirasi. 5. Manusia
Manusia dapat mencegah dan mempercepat terjadinya erosi, tergantung bagaimana manusia mengelolahnya. Manusialah yang menentukan apakah tanah
yang dihasilkannya akan merusak dan tidak produktif atau menjadi baik dan produktif secara lestari. Banyak faktor yang menentukan apakah manusia akan
mempertahankan dan merawat serta mengusahakan tanahnya secara bijaksana sehingga menjadi lebih baik dan dapat memberikan pendapatan yang cukup untuk
jangka waktu yang tidak terbatas. Pembuatan teras, penanaman secara berjalur, penanaman atau pengolahan
tanah menurut kontur, perlindungan tanah dengan mulsa adalah kegiatan manusia yang dapat menurunkan erosi. Di lain pihak, penanaman searah lereng, perladangan
dan penggunaan lahan tanpa memperhatikan kaidah konservasi akan meningkatkan bahaya erosi. Pengolahan tanah menurut kontur secara umum mengurangi erosi
secara efektif terutama bila terjadi hujan lebat dengan intensitas sedang sampai rendah. Pembuatan teras berfungsi mengurangi panjang lereng sehingga kecepatan
aliran permukaan bisa dikurangi dan memungkinkan penyerapan air oleh tanah lebih besar, akibatnya erosi menjadi berkurang.
2.3.3 Dampak Erosi
Erosi akan menyebabkan menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan degradasi lahan. Akibat
lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air infiltrasi. Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
48 meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai.
Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai sedimentasi yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi
akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
2.4 Metode USLE Sebagai Model Pendugaan Erosi Erosi sangat menentukan berhasil tidaknya suatu pengelolaan lahan. Oleh
karena itu, erosi merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan penggunaan lahan dan pengelolaannya. Salah satu alat bantu yang dapat digunakan
dalam perencanaan penggunaan lahan adalah model prediksi erosi. Secara ideal, metode prediksi erosi harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang nampaknya
bertentangan, yaitu: dapat diandalkan, secara universal dapat dipergunakan, mudah digunakan dengan data yang minimum, konprehensif dalam hal faktor-faktor yang
digunakan, dan mempunyai kemampuan untuk mengikuti perubahan-perubahan tata guna lahan dan tindakan konservasi tanah. Karena rumitnya sistem erosi tanah
dengan berbagai faktor yang berinteraksi, maka pendekatan yang paling memberi harapan dalam pengembangan metode dan prediksi adalah dengan merumuskan
model konseptual proses erosi itu. Pemodelan erosi tanah adalah penggambaran secara matematik proses-proses
penghancuran, transport, dan deposisi partikel tanah di atas permukaan lahan. Paling tidak terdapat tiga alasan dilakukannya pemodelan erosi, yaitu:
a. Model erosi dapat digunakan sebagai alat prediksi untuk menilaimenaksir kehilangan tanah yang berguna untuk perencanaan konservasi tanah soil
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
49 conservation planning, perencanaan proyek project planning, inventarisasi
erosi tanah, dan untuk dasar pembuatan peraturan regulation; b. model-model matematik yang didasarkan pada proses fisik physically-based
mathematical models dapat memprediksi erosi dimana dan kapan erosi terjadi, sehingga dapat membantu para perencana konservasi tanah dalam menentukan
targetnya untuk menurunkan erosi; c. model dapat dijadikan sebagai alat untuk memahami proses-proses erosi dan
interaksinya, dan untuk penetapan prioritas penelitian. USLE adalah model erosi yang dirancang untuk memprediksi rata-rata erosi
tanah suatu areal dengan sistem pertanaman dan pengelolaan lahan tertentu.
2.4.1 Menghitung Perkiraaan Erosi Menggunakan Model USLE