Pencegahan Karies Gigi Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

Semakin kecil indeks DMF-T semakin baik, yang artinya keparahan karies semakin rendah, dihitung dengan rumus : DMF-T rata-rata = Keterangan: D = Decayed gigi berlubang M = Missing gigi telah dicabut karena karies F = Filling gigi dengan tumpatan baik T = Tooth gigi tetap N = Jumlah orang yang diperiksa Tabel 2.1 berikut ini menjelaskan klasifikasi angka keparahan karies gigi menurut WHO : Tabel 2.1 Klasifikasi Keparahan Karies Menurut Indeks DMF-T Tingkat Keparahan DMF-T Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 0,8-1,1 1,2-2,6 2,7-4,4 4,5-6,5 6,6 ke atas

2.6 Pencegahan Karies Gigi

Karies merupakan penyakit yang dapat dicegah. Dasar-dasar pencegahan karies adalah modifikasi satu atau lebih dari tiga faktor utama penyebab karies yaitu: Universitas Sumatera Utara plak, substrat karbohidrat yang sesuai serta kerentanan gigi. Secara teori ada tiga cara dalam mencegah karies yaitu, pertama menghilangkan substrat karbohidrat dengan mengurangi frekwensi komsumsi gula dan membatasinya pada saat makan saja, kedua dengan meningkatkan ketahanan gigi dengan memaparkannya dengan fluor secara tepat, dan ketiga dengan menghilangkan plak bakteri. Sedangkan faktor waktu adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh individu, mengingat bahwa karies membutuhkan waktu bulanan bahkan tahunan untuk dapat menghancurkan gigi Kidd dan Bechal, 1992. Menurut Tarigan 1995, resiko kerusakan gigi yang berkaitan dengan karbohidrat akan sangat berkurang, bila permukaan gigi secara teratur dibersihkan dari plak dan bakteri. Makin sering makan karbohidrat yang mudah difermentasikandipecah makan makin cepat terjadi proses demineralisasi dari jaringan keras gigi. Frekwensi komsumsi makanan yang mengandung gula harus sangat dikurangi dengan menghindari makanan kecil diantara jam makan. Pencegahan yang paling mudah dan relatif murah adalah dengan melakukan sikat gigi secara berkesinambungan dan benar, dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor. Upaya ini dapat memutuskan tali ikatan perkembangan bakteri penyebab karies. Hasil uji coba klinik dari pasta gigi yang mengandung fluor memperlihatkan adanya penurunan insidensi karies yang bervariasi antara 17 pada penduduk yang tinggal di daerah mengandung kadar fluor optimum sampai 34 pada penduduk di daerah yang kandungan fluornya nol. Oleh karena itu penggunaan pasta gigi yang Universitas Sumatera Utara mengandung fluor harus dianjurkan pada semua orang Kidd dan Bechal, 1992. Fluor, diketahui mempunyai kemampuan untuk mengubah susunan kimiawi gigi sehingga tidak mudah larut oleh pengaruh asam Panjaitan, 1995. Pencegahan karies gigi dapat dilakukan dengan memutus rantai tiga faktor utama penyebab karies yaitu host, agent dan substrat untuk saling bertemu dan berinteraksi Tarigan, 1991; Panjaitan, 1995. Menurut Tarigan 1991, pencegahan karies yang dapat dilakukan individu antara lain; pengaturan diet karbohidrat, melakukan kontrol plak dengan menyikat gigi dengan cara yang benar atau meliputi seluruh permukaan gigi dan waktu yang tepat, penggunaan fluor antara lain dengan pemakaian pasta gigi yang mengandung fluor. Menurut Panjaitan 1995, pencegahan karies gigi dapat dilakukan dengan prosedur menyikat gigi yang benar serta aplikasi fluor baik secara topikal melalui pemakaian pasta gigi mengandung fluor, kumur-kumur fluor maupun secara sistemik melalui tablet fluor dan fluoridasi air minum. Houwink 1993, menggambarkan beberapa intervensi perilaku yang berperan dalam mekanisme pencegahan karies, mulai dari tahap awal terjadinya karies sampai perawatannya, dalam skema gambar 2.2 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Peranan Faktor Perilaku dalam Pencegahan Karies Sesuai dengan Urutan Proses Terjadinya Karies Sumber: Houwink 1993 Universitas Sumatera Utara Sebagian besar masalah kesehatan gigi dan mulut, termasuk di dalamnya karies gigi, sebenarnya dapat dicegah. Ada banyak cara untuk mengurangi dan mencegah penyakit gigi dan mulut dengan berbagai pendekatan meliputi pencegahan yang dimulai pada masyarakat, perawatan oleh diri sendiri dan perawatan oleh tenaga kesehatan. Usaha-usaha pencegahan penyakit gigi dan mulut, terdiri dari pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier, seperti penjelasan yang dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini Putri, dkk, 2011: Tabel 2.2 Usaha-Usaha Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut PENCEGAHAN PRIMER PENCEGAHAN SEKUNDER PENCEGAHAN TERTIER INTERVENSI OLEH TIM KESEHATAN GIGI: Pendekatan Individual - Anjuran diet - Konseling kontrol plak - Pemeriksaan gigi - Skrining kanker mulut - Diagnostik radiografi - Penutupan ceruk dan fisura - Fluoridasi topikal swa aplikasi dan perawatan dirumah - Probing periodontal - Menghilangkan faktor sekunder lokal, misalnya tambalan yang menggantung overhang - Profilaksis - Pemeriksaan,misalnya tes vitalitas pulpa - Restorasi sealant - Restorasi minimal - Diagnostik radiografi untuk memantau perkembangan penyakit - Pulp capping - Mengisi kartu probing poket periodontal - Skaling sub dan supragingiva - Anjuran menghentikan kebiasaan merokok - Penambalan gigi yang lebih kompleks - Protesa lepas atau cekat - Ekstraksi gigi - Pulpotomi - Gigi sulung - Bedah periodontal - Pemberian bahan anti mikroba Pendekatan Berbasis Masyarakat - Fluoridasi air minum - Program menghentikan merokok - Skrining kesehatan gigi Anjuran berhenti merokok melalui media seperti TV dan radio di sekolah - Penutupan fisura Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Lanjutan Pencegahan kecelakaan wajah dan mulut dengan menggunakan mouthgurd INTERVENSI KESEHATAN UMUM Program “Menyikat Gigi untuk kehidupan yang lebih Sehat” Skrining untuk kanker Penyediaan perawatan dan dukungan bekelanjutan untuk penyakit terminal Pendekatan Individual - Imunisasi - Pendidikan tentang gizi Pendekatan Berbasis Masyarakat - Program imunisasi - Program imunisasi - Program imunisasi - Kampanye pencegahan kecelakaaan - - Program gizi seimbang bagi masyarakat 2.7 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS 2.7.1 Pengertian UKGS

Dokumen yang terkait

Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009

7 92 144

PERBEDAAN KASUS KARIES GIGI PADA MURID SEKOLAH DASAR YANG MEMILIKI KEGIATAN UKGS DAN TIDAK MEMILIKI KEGIATAN UKGS DI KECAMATAN ENGGAL BANDAR LAMPUNG

12 50 63

PERBEDAAN KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR YANG SUDAH MELAKSANAKAN UKGS DAN BELUM Perbedaan Keparahan Karies Gigi Pada Anak di Sekolah Dasar yang Sudah Melaksanakan UKGS dan Belum Melaksanakan UKGS di Kecamatan Kradenan Tahun 2016 (Observ

0 2 16

PERBEDAAN KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR YANG SUDAH MELAKSANAKAN UKGS DAN BELUM Perbedaan Keparahan Karies Gigi Pada Anak di Sekolah Dasar yang Sudah Melaksanakan UKGS dan Belum Melaksanakan UKGS di Kecamatan Kradenan Tahun 2016 (Observ

1 4 12

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

0 0 17

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

0 0 2

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

0 0 8

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

0 0 30

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012 Chapter III VI

0 0 29

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

0 0 3