d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan
personal autonomy. e.
Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak acttion situation
2.3 Perilaku Pemeliharan Kesehatan Gigi
Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya
pencegahannya. Dalam konsep ini yang dimaksud dengan kesehatan gigi adalah gigi dan semua jaringan yang ada di dalam mulut, termasuk gusi Budiharto, 2010.
Menurut Kegeles 1961 yang dikutip Budiharto 2010, ada empat faktor utama agar seseorang mau melakukan pemeliharaan kesehatan gigi yaitu:
a. Merasa mudah terserang penyakit gigi b. Percaya bahwa penyakit gigi dapat dicegah
c. Pandangan bahwa penyakit gigi dapat berakibat fatal d. Mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
Beberapa perilaku untuk pemeliharaan kesehatan gigi antara lain, memilih sikat gigi, menggunakan pasta gigi, melakukan kontrol plak, menggosok gigi dengan
waktu dan teknik yang benar, mencari upaya penyembuhan apabila ada keluhan ngilu atau sakit pada gigi, gusi mudah berdarah dan sebagainya Budiharto, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Karies Gigi 2.4.1 Pengertian Karies Gigi
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum, yang disebakan oleh aktivitas suatu jasa renik, dalam suatu karbohidrat
yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi
bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat
menyebabkan nyeri.
Walaupun demikian,
mengingat mungkinnya
remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini penyakit ini dapat dihentikan
Kidd dan Bechal, 1992; Pintauli dan Hamada, 2008.
WHO mendefinisikan karies gigi sebagai “localized, post-eruptive, pathologic process of external origin ilvolving softening of hard tooth tissue and proceeding to
the formation of a caviti”.
2.4.2 Etiologi Karies
Karies gigi disebut sebagai suatu penyakit multifaktor multi factorial disease dimana ada tiga faktor utama yang memegang peranan penting terhadap terjadinya
karies yaitu: host atau tuan rumah gigi dan saliva, agen atau mikroorganisme, subtrat diet karbohidrat dan faktor ke empat yaitu waktu. Untuk terjadinya karies,
maka kondisi dari setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang
lama Newburn,1978 dalam Suwelo, 1992; Tarigan, 1991; Panjaitan, 1995; Pintauli dan Hamada, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan glukosa dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga PH plak akan menurun
sampai dibawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan PH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan deminineralisasi permukaan gigi yang
rentan dan proses kariespun dimulai. Karies baru bisa terjadi hanya kalau keempat faktor tersebut ada. Interaksi keempat faktor penyebab tersebut digambarkan sebagai
empat lingkaran yang saling tumpang tindih, seperti terlihat pada gambar 2.1 berikut ini Kidd dan Bechal, 1992.
Gambar 2.1: Etiologi Karies Gigi a.
Host gigi dan saliva
Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi ukuran dan bentuk gigi, struktur enamel,
faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi Pintauli dan Hamada, 2008.
Kawasan gigi yang memudahkan perlekatan plak sangat mungkin diserang karies. Struktur anatomi gigi terdiri dari lapisan email di bagian terluar gigi dan
lapisan dentin yang terdapat di bawah lapisan email. Struktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies, dimana permukaan email yang terluar
lebih rentan terhadap terjadinya karies, terutama bentuk permukaan gigi yang sukar dibersihkan Kidd dan Bechal, 1992.
Dalam keadaan normal, gigi-geligi selalu dibasahi oleh saliva. Karena kerentanan gigi terhadap karies banyak dipengaruhi oleh lingkungannya terutama
saliva, maka peran saliva juga sangat menentukan dalam kejadian karies gigi. Saliva mampu meremineralisasi karies yang masih dini, karena banyak mengandung ion
kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi akan meningkat jika ada ion fluor. Selain memengaruhi komposisi mikroorganisme di
dalam plak, saliva juga memengaruhi PH dalam mulut. Karena itu jika aliran saliva berkurang, akibatnya karies akan tidak terkendali Kidd dan Bechal, 1992.
Keberadaan fluor dalam konsentrasi yang optimum pada jaringan gigi dan lingkungannya merangsang efek anti karies. Kadar fluor yang bergabung dengan
email selama pertumbuhan gigi bergantung kepada ketersediaan fluor tersebut di dalam air minum atau makanan lain yang mengandung fluor. Email yang mempunyai
kadar fluor lebih tinggi, tidak dengan sendirinya resisten terhadap serangan asam, akan tetapi tersedianya fluor disekitar gigi selama proses pelarutan email akan
Universitas Sumatera Utara
memengaruhi proses
remineralisasi dan
demineralisasi, terutama
proses demineralisasi. Disamping itu, fluor dapat memengaruhi proses pembentukan asam
oleh bakteri Kidd dan Bechal, 1992.
b. Mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri dari kumpulan mikroorganisme yang berkembang
biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada gigi yang tidak dibersihkan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam plak
berbeda-beda. Streptokokus diketahui merupakan penyebab utama karies karena mempunyai sifat asidogenik dan asidurik yaitu resisten terhadap asam Pintauli dan
Hamada, 2008. Menurut Tarigan 1995, plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air
ludah seperti mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa-sisa makanan serta bakteri. Plak merupakan awal terjadinya karies dimana kolonisiasi
bakteri pada plak gigi diketahui sebagai faktor etiologi kunci dalam penyakit mulut, termasuk juga karies.
Plak gigi merupakan bahan yang melekat berisi bakteri beserta produk- produknya, yang terbentuk pada semua permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini tidak
terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk melalui serangkaian tahapan. Jika email yang bersih terpapar rongga mulut maka akan ditutupi oleh lapisan organik yang
amorf yang disebut pelikel. Pelikel ini terutama terdiri atas glikoprotein yang diendapkan dari saliva dan terbentuk segera setelah penyikatan gigi. Sifatnya sangat
Universitas Sumatera Utara
lengket dan dapat membantu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi dan yang paling banyak adalah streptokokus. Organisme tersebut tumbuh,
berkembang biak dan mengeluarkan gel ekstrasel yang lengket dan akan mengikat berbagai bentuk bakteri yang lain Kidd dan Bechal, 1992.
c. Substrat