lengket dan dapat membantu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi dan yang paling banyak adalah streptokokus. Organisme tersebut tumbuh,
berkembang biak dan mengeluarkan gel ekstrasel yang lengket dan akan mengikat berbagai bentuk bakteri yang lain Kidd dan Bechal, 1992.
c. Substrat
Faktor substrat atau diet dapat memengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada
permukaan enamel. Selain itu, dapat memengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam dan
bahan lain yang aktif menyebabkan terjadinya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung
mengalami kerusakan gigi, sebaliknya orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi
Pintauli dan Hamada, 2008. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi bakteri mulut dan secara
langsung terlibat dalam penurunan PH. Karbohidrat menyediakan substrat untuk membuat asam bagi mikroorganisme dan sintesa polisakarida ekstra sel. Dibutuhkan
waktu tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel di gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Tidak semua karbohidrat
sama derajat kariogeniknya. Karbohidrat yang kompleks misalnya pati polisakarida relatif tidak berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna di dalam mulut,
sedangkan karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan meresap
Universitas Sumatera Utara
ke dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri, sehingga makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan PH plak dengan cepat sampai
level yang menyebabkan demineralisasi email. Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu, untuk kembali ke PH normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60
menit. Oleh karena itu, konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan PH plak dibawah normal dan menyebabkan demineralisasi email Kidd dan
Bechal, 1992.
d. Waktu
Secara umum, karies gigi dianggap suatu penyakit yang kronis pada manusia yang berkembang dalam beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan
karies untuk menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan Pintauli dan Hamada, 2008.
Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri dari
atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu, bila saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan
hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini Kidd dan bechal,
1992.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Indeks yang Dipergunakan pada Survey Kesehatan Gigi