61
gaji yang mereka terima setiap bulannya. Faktor ini disebabkan karena adanya ketidak pahaman dari pegawai tetap NotarisPPAT itu sendiri mengenai PPh
Pasal 21 dan NotarisPPAT itu sendiri tentang kewajiban PPh Pasal 21. Kedua faktor diatas menjelaskan mengapa tidak semua dari 10 sepuluh
orang atau 47,61 empat puluh tujuh koma enam puluh satu persen NotarisPPAT yang mengetahui kewajibannya sebagai pemotong dan telah
melakukan penghitungan, tetapi tidak melanjutkan untuk melakukan pemotongan PPh Pasal 21 terhadap pegawai tetapnya.
D. Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21
Tahapan setelah NotarisPPAT melakukan penghitungan dan pemotongan adalah ia harus melakukan penyetoran. Penyetoran PPh Pasal 21 dilakukan
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak SSP.
91
Surat Setoran Pajak adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran dan
penyetoran pajak yang terutang ke kas Negara. Pembayaran Surat setoran pajak dibagi menjadi 2 dua bagian, yaitu :
1. SSP Standar adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan atau berfungsi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kantor
Penerima Pembayaran dan digunakan sebagai bukti pembayaran. 2. SSP Khusus adalah bukti pembayaran dan penyetoran pajak terutang ke Kantor
Penerima Pembayaran yang dicetak oleh Kantor Penerima Pembayaran dengan menggunakan mesin transaksi danatau alat lainnya, yang isinya sesuai dengan
yang ditetapkan dalam keputusan Dirjen Pajak dan mempunyai fungsi yang sama dengan SPP Standar dalam administrasi perpajakan.
91
Early Suandy, Hukum Pajak, Jakarta, Salemba Empat,, 2008, hal. 147
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
62
PPh Pasal 21 yang dipotong oleh Pemotong untuk setiap Masa Pajak wajib disetor ke Kantor Pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
92
Penyetoran PPh Pasal 21 ini dilakukan mulai dari tanggal 1 sampai tanggal 10 setiap bulannya. Apabila pemotong tidak melakukan penyetoran pada jangka
waktu tersebut maka akan diberi waktu paling lama 10 sepuluh hari setelah masa pajak berakhir.
Penyetoran PPh Pasal 21 dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya, dalam hal tanggal jatuh tempo penyetoran PPh Pasal 21 bertepatan dengan hari libur
termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional,.
93
Gambaran tentang NotarisPPAT di Banda Aceh yang melakukan Penyetoran atas PPh Pasal 21 dapat di lihat pada Tabel II.5 di bawah ini:
Tabel II.5 Penyetoran PPh Pasal 21 oleh NotarisPPAT Banda Aceh
No Keterangan
Jumlah 1
NotarisPPAT yang melakukan penyetoran PPh Pasal 21 terhadap pegawainya tepat waktu
1 4,76
2 NotarisPPAT yang melakukan penyetoran PPh
Pasal 21 terhadap pegawainya tetapi terlambat 1
4,76
3 NotarisPPAT yang tidak melakukan penyetoran
PPh Pasal 21 terhadap pegawainya 19
90,48 Total
21 100
Sumber : Hasil wawancara dengan para NotarisPPAT Banda Aceh pada tanggal 21 Juli 2011
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hanya 2 dua orang atau 9,52 sembilan koma lima puluh dua persen dari 21 dua puluh satu orang
NotarisPPAT yang melakukan penyetoran. Keduanya melakukan kewajiban penyetoran hanya saja ada yang melakukan dengan tepat waktu dan ada yang
tidak. NotarisPPAT yang melakukan penyetoran PPh Pasal 21 secara tepat waktu
92
Didik Budi Waluyo, Op. Cit., hal. 16
93
Pasal 24 ayat 3, PER-31PJ2009
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
hanya 1 satu orang atau 4,76 empat koma tujuh puluh enam persen atau
50 lima puluh persen dari 2 dua orang NotarisPPAT yang melakukan penyetoran. Dan NotarisPPAT yang melakukan penyetoran tidak tepat waktu,
yaitu terlambat beberapa hari setelah tanggal yang ditentukan, juga 1 satu orang atau 4,76 empat koma tujuh puluh enam persen. Seharusnya menurut
ketentuan Undang-Undang, pemotong yang melakukan penyetoran tidak tepat waktu dapat dikenakan sanksi yaitu sanksi administrasi.
Sebanyak 19 sembilan belas orang atau 90,48 sembilan puluh koma empat puluh delapan persen NotarisPPAT lainnya yang tidak melakukan
pemotongan, terdiri dari 8 delapan orang atau yang mengetahui kewajiban
sebagai pemotong dan melakukan penghitungan PPh Pasal 21 terhadap penghasilan pegawai tetapnya, tetapi tidak melakukan pemotongan, karena
penghasilan pegawai di bawah PTKP dan adanya keberatan dari pegawai tetapnya sendiri serta tidak melakukan penyetoran dan 11 sebelas orang lainnya karena
tidak mengetahui kewajiban sebagai pemotong PPh Pasal 21. Apabila pembayaran atau penyetoran Pajak Penghasilan dilakukan setelah
tanggal jatuh tempo maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen sebulan yang dihitung dari saat jatuh tempo pembayaran
sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 satu bulan.
94
Selanjutnya untuk tahap akhir, NotarisPPAT harus menyampaikan pelaporan atas penghitungan, pemotongan dan penyetoran yang telah ia lakukan
terhadap PPh Pasal 21 atas para pegawainya. Pemotong wajib melaporkan
94
Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum Perpajakan dan Tata Cara Perpajakan
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 21 ini untuk setiap masa pajak yang dilakukan melalui penyampaian Surat Pemberitahuan Masa SPT Masa Pasal 21
ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pemotong PPh Pasal 21 terdaftar. Jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Masa ini dilakukan paling lama 20 dua
puluh hari setelah masa pajak berakhir.
95
Surat Pemberitahuan SPT adalah dokumen yang memuat data-data dalam menetapkan secara tepat jumlah pajak yang terutang berupa surat atau
fomulir atau sarana yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek
pajak, dan atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
96
Dalam memahami Surat Pemberitahuan, ada beberapa pengertian, yaitu :
1. Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 2. Pajak terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa
pajak, tahun pajak atau bagian tahun pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
3. Tahun pajak adalah jangka waktu 1 satu tahun takwim, kecuali Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim.
4. Bagian tahun pajak adalah bagian dari jangka waktu satu tahun pajak. Pengertian SPT dalam Pasal 1 butir 10 Undang-Undang tentang Ketentuan
Umum Perpajakan dijelaskan bahwa, Surat Pemberitahuan adalah surat yang
95
Pasal 24 ayat 2 PER-31PJ2009
96
Billy Ivan Tansuria, Op.Cit., hal. 101
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan peundang-undangan
perpajakan. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT, baik dalam bentuk formulir kertas
atau elektronik dengan benar, lengkap, dan jelas dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta
menyampaikannya ke kantor Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
97
Pada dasarnya SPT adalah surat yang yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk menyampaikan laporan perhitungan dan pembayaran pajaknya ke
Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar menurut peraturan peundang-undangan perpajakan yang berlaku yang
telah diatur di dalam Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP dan Keputusan Menteri Keuangan atau Direktur Jenderal
Pajak. Fungsi SPT dapat dikategorikan ke dalam tiga hal yaitu bagi wajib pajak
penghasilan, bagi pengusaha kena pajak, dan bagi pemotong atau pemungut pajak, sebagai berikut :
98
1. Bagi wajib pajak penghasilan. Fungsi SPT adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang
sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
97
Ibid., hal. 101
98
Ibid., hal. 102
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
66
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri danatau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 Tahun Pajak atau
Bagian Tahun Pajak. b. Penghasilan yang merupakan objek pajak danatau bukan objek pajak
c. Harta dan kewajiban. d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 Masa Pajak sesuai dengan ketentuan UU perpajakan.
2. Bagi Pengusaha Kena Pajak. Fungsi SPT adalah sebagai sarana untuk melporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah PPN PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
a. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran b. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh
Pengusaha Kena Pajak danatau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
3. Bagi pemotong dan pemungut pajak. Fungsi SPT adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut
dan disetorkannya. SPT pada dasarnya ada 2 dua macam yaitu SPT Masa dan SPT Tahunan.
Surat Pemberitahuan Masa adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk memberitahukan pajak yang terutang dalam suatu masa pajak atau pada suatu
saat. Surat Pemberitahuan Masa terdiri dari 2 dua macam yaitu SPT Masa Pajak Penghasilan PPh dan SPT Masa PPN. Untuk kelengkapan dokumen yang harus
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67
dilampirkan pada SPT Masa PPh berupa Surat Setoran Pajak SSP, daftar Bukti Pemotongan, dan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 dan Bukti Pemotongan PPh
Pasal 26. Lampiran yang harus disertakan pada SPT Masa PPN adalah SSP Bukti Pembayaran pelunasan dan Faktur Pajak Masukan.
99
Dalam pengisian SPT Pajak Penghasilan, ada hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :
100
1. Benar. Benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, meliputi seluruh objek pajak yang dimiliki, benar dalam perhitungan maupun pengisian kolom pada setiap lampiran
formulir surat pemberitahuan, dalam penerapan tarif pajak maupun pengkreditan pajak yang telah dibayar melalui pihak lain.
2. Jelas. Dalam arti tidak menimbulkan penafsiran lain bagi fiskus. Jelas dalam melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang
harus dilaporkan dalam SPT. 3. Lengkap. Seluruh lampiran yang telah ditentukan maupun yang diperlukan
harus dilampirkan yang memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT.
SPT Masa PPh Pasal 21 yang disampaikan setelah jangka waktu yang ditetapkan akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp.
100.000,00.- seratus ribu rupiah.
101
99
Sunarto, Op. Cit., hal. 52-53
100
Billy Ivan Tansuria, Op.Cit., hal. 101
101
Didik Budi Waluyo, Op.Cit, hal. 27
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
68
Tata cara penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21 ini dapat dilakukan oleh pemotong PPh Pasal 21 dengan cara penyampaian secara langsung ataupun secara
elektronik. Penyampaian secara langsung dilakukan dengan menyampaikan SPT dalam bentuk fisik langsung ke Kantor Pelayanan Pajak atau dikirim melalui pos.
Sedangkan penyampaian SPT melalui elektronik adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan dengan sistem on-line melalui media internet, hal ini melalui
beberapa perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang ditunjuk oleh Direktur jenderal Pajak.
102
Berikut adalah tabel tentang batas akhir penyampaian SPT Masa : Tabel II.6
Batas Akhir Penyampaian SPT Masa
Jenis SPT Masa Batas Waktu Penyampaian
SPT Terakhir
PPh Pasal 21 Tanggal 20 bulan takwim berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir PPh Pasal 22-Bendaharawan
14 Empat belas hari setelah akhir masa pajak
PPh Pasal 22-Bea Cukai PPh Pasal 22-Badan Tertentu
Tujuh hari setelah pembayaran Tanggal 20 bulan takwim berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir PPh Pasal 2326
Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
PPh Pasal 25 Tanggal 20 bulan takwim berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir PPNPPn.BM PKP
Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
PPNPPn.BM Bendaharawan 14 Empat belas hari setelah akhir
masa pajak PPNPPn.BM Yang dipungut Bea
Cukai Tujuh hari setelah pembayaran
102
Djoko Mulyono, Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Lengkap dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Yogyakarta, ANDI, 2008, hal 15-71.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69
Gambaran tentang NotarisPPAT di Banda Aceh yang memberikan Pelaporan atas Pajak Penghasilan Pasal 21 dapat di lihat pada Tabel II.7 di bawah
ini: Tabel II.7
NotarisPPAT Banda Aceh yang menyampaikan pelaporan PPh Pasal 21 No
Keterangan Jumlah
1 NotarisPPAT yang menyampaikan pelaporan
Pasal 21 terhadap pegawainya tepat waktu 1
4,76 2
NotarisPPAT yang menyampaikan pelaporan Pasal 21 tetapi tidak tepat waktu
1 4,76
3 NotarisPPAT yang tidak pernah menyampaikan
pelaporan Pasal 21 19
90,48 Total
21 100
Sumber : Hasil wawancara dengan para NotarisPPAT Banda Aceh pada tanggal 21 Juli 2011
Berdasarkan tabel di atas, NotarisPPAT yang menyampaikan pelaporan PPh Pasal 21 secara tepat waktu hanya 1 satu orang dari 21 dua puluh satu
responden atau 4,76 empat koma tujuh puluh enam persen. Sedangkan NotarisPPAT yang menyampaikan pelaporan tidak tepat waktu, yaitu terlambat
beberapa hari dari waktu yang telah ditentukan, juga 1 satu orang dari 21 dua puluh satu responden atau 4,76 empat koma tujuh puluh enam persen.
Sebanyak 19 sembilan belas orang dari 21 dua puluh satu responden atau 90,48 sembilan puluh koma empat puluh delapan persen NotarisPPAT
lainnya yang tidak menyampaikan pelaporan, terdiri dari 8 delapan orang yang mengetahui kewajiban sebagai pemotong dan melakukan penghitungan PPh Pasal
21 terhadap penghasilan pegawai tetapnya, tetapi tidak melakukan kewajiban perpajakannya hingga tuntas yaitu memotong, menyetor hingga melaporkan dan
11 sebelas orang lainnya karena tidak mengetahui kewajiban sebagai pemotong PPh Pasal 21.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
70
Tata cara penyampaian SPT Masa dengan menggunakan jasa pos dan dengan surat elektronik dapat diterima yang mana hal ini telah diatur dalam pasal
6 ayat 2 Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Pasal ini mengatakan bahwa penyampaian Surat Pemberitahuan dapat dikirimkan
melalui pos dengan tanda bukti pengiriman surat atau dengan cara lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
103
Diperlukan cara lain bagi wajib pajak untuk memenuhi kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam rangka meningkatkan pelayanan
kepada wajib pajak dan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, misalnya penyampaian secara elektronik. Pasal 6 ayat 3 menambahkan bahwa
tanda bukti dan tanggal penerimaan surat untuk penyampaian surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatas dianggap sebagai tanda bukti dan
tanggal penerimaan sepanjang Surat Pemberitahuan tersebut telah lengkap.
104
Kedua NotarisPPAT di Kota Banda Aceh menyampaikan pelaporan menggunakan sarana SPT Masa Pasal 21. Hanya saja yang menyampaikan SPT
Masa secara tepat waktu pada setiap bulan sampai tanggal 20 bulan berikutnya hanya 1 satu orang. Sedangkan 1 satu orang lainnya tidak menyampaikan SPT
Masa secara tepat waktu. Dan keduanya menyampaikan langsung SPT Masa ke Kantor Pelayanan Pajak setempat.
103
Casavera, Seri Perpajakan Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP ; Perubahan dan Peraturan Terkini,
Yogyakarta, Graha Ilmu, 2009, hal. 67 .
104
Ibid, hal. 68.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
71
E. Kepatuhan NotarisPPAT Banda Aceh Terhadap Memungut Pajak