Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21

61 gaji yang mereka terima setiap bulannya. Faktor ini disebabkan karena adanya ketidak pahaman dari pegawai tetap NotarisPPAT itu sendiri mengenai PPh Pasal 21 dan NotarisPPAT itu sendiri tentang kewajiban PPh Pasal 21. Kedua faktor diatas menjelaskan mengapa tidak semua dari 10 sepuluh orang atau 47,61 empat puluh tujuh koma enam puluh satu persen NotarisPPAT yang mengetahui kewajibannya sebagai pemotong dan telah melakukan penghitungan, tetapi tidak melanjutkan untuk melakukan pemotongan PPh Pasal 21 terhadap pegawai tetapnya.

D. Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21

Tahapan setelah NotarisPPAT melakukan penghitungan dan pemotongan adalah ia harus melakukan penyetoran. Penyetoran PPh Pasal 21 dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak SSP. 91 Surat Setoran Pajak adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang ke kas Negara. Pembayaran Surat setoran pajak dibagi menjadi 2 dua bagian, yaitu : 1. SSP Standar adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan atau berfungsi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kantor Penerima Pembayaran dan digunakan sebagai bukti pembayaran. 2. SSP Khusus adalah bukti pembayaran dan penyetoran pajak terutang ke Kantor Penerima Pembayaran yang dicetak oleh Kantor Penerima Pembayaran dengan menggunakan mesin transaksi danatau alat lainnya, yang isinya sesuai dengan yang ditetapkan dalam keputusan Dirjen Pajak dan mempunyai fungsi yang sama dengan SPP Standar dalam administrasi perpajakan. 91 Early Suandy, Hukum Pajak, Jakarta, Salemba Empat,, 2008, hal. 147 www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 62 PPh Pasal 21 yang dipotong oleh Pemotong untuk setiap Masa Pajak wajib disetor ke Kantor Pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. 92 Penyetoran PPh Pasal 21 ini dilakukan mulai dari tanggal 1 sampai tanggal 10 setiap bulannya. Apabila pemotong tidak melakukan penyetoran pada jangka waktu tersebut maka akan diberi waktu paling lama 10 sepuluh hari setelah masa pajak berakhir. Penyetoran PPh Pasal 21 dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya, dalam hal tanggal jatuh tempo penyetoran PPh Pasal 21 bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional,. 93 Gambaran tentang NotarisPPAT di Banda Aceh yang melakukan Penyetoran atas PPh Pasal 21 dapat di lihat pada Tabel II.5 di bawah ini: Tabel II.5 Penyetoran PPh Pasal 21 oleh NotarisPPAT Banda Aceh No Keterangan Jumlah 1 NotarisPPAT yang melakukan penyetoran PPh Pasal 21 terhadap pegawainya tepat waktu 1 4,76 2 NotarisPPAT yang melakukan penyetoran PPh Pasal 21 terhadap pegawainya tetapi terlambat 1 4,76 3 NotarisPPAT yang tidak melakukan penyetoran PPh Pasal 21 terhadap pegawainya 19 90,48 Total 21 100 Sumber : Hasil wawancara dengan para NotarisPPAT Banda Aceh pada tanggal 21 Juli 2011 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hanya 2 dua orang atau 9,52 sembilan koma lima puluh dua persen dari 21 dua puluh satu orang NotarisPPAT yang melakukan penyetoran. Keduanya melakukan kewajiban penyetoran hanya saja ada yang melakukan dengan tepat waktu dan ada yang tidak. NotarisPPAT yang melakukan penyetoran PPh Pasal 21 secara tepat waktu 92 Didik Budi Waluyo, Op. Cit., hal. 16 93 Pasal 24 ayat 3, PER-31PJ2009 www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 63 hanya 1 satu orang atau 4,76 empat koma tujuh puluh enam persen atau 50 lima puluh persen dari 2 dua orang NotarisPPAT yang melakukan penyetoran. Dan NotarisPPAT yang melakukan penyetoran tidak tepat waktu, yaitu terlambat beberapa hari setelah tanggal yang ditentukan, juga 1 satu orang atau 4,76 empat koma tujuh puluh enam persen. Seharusnya menurut ketentuan Undang-Undang, pemotong yang melakukan penyetoran tidak tepat waktu dapat dikenakan sanksi yaitu sanksi administrasi. Sebanyak 19 sembilan belas orang atau 90,48 sembilan puluh koma empat puluh delapan persen NotarisPPAT lainnya yang tidak melakukan pemotongan, terdiri dari 8 delapan orang atau yang mengetahui kewajiban sebagai pemotong dan melakukan penghitungan PPh Pasal 21 terhadap penghasilan pegawai tetapnya, tetapi tidak melakukan pemotongan, karena penghasilan pegawai di bawah PTKP dan adanya keberatan dari pegawai tetapnya sendiri serta tidak melakukan penyetoran dan 11 sebelas orang lainnya karena tidak mengetahui kewajiban sebagai pemotong PPh Pasal 21. Apabila pembayaran atau penyetoran Pajak Penghasilan dilakukan setelah tanggal jatuh tempo maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen sebulan yang dihitung dari saat jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 satu bulan. 94 Selanjutnya untuk tahap akhir, NotarisPPAT harus menyampaikan pelaporan atas penghitungan, pemotongan dan penyetoran yang telah ia lakukan terhadap PPh Pasal 21 atas para pegawainya. Pemotong wajib melaporkan 94 Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum Perpajakan dan Tata Cara Perpajakan www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 64 pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 21 ini untuk setiap masa pajak yang dilakukan melalui penyampaian Surat Pemberitahuan Masa SPT Masa Pasal 21 ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pemotong PPh Pasal 21 terdaftar. Jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Masa ini dilakukan paling lama 20 dua puluh hari setelah masa pajak berakhir. 95 Surat Pemberitahuan SPT adalah dokumen yang memuat data-data dalam menetapkan secara tepat jumlah pajak yang terutang berupa surat atau fomulir atau sarana yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 96 Dalam memahami Surat Pemberitahuan, ada beberapa pengertian, yaitu : 1. Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 2. Pajak terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak, tahun pajak atau bagian tahun pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 3. Tahun pajak adalah jangka waktu 1 satu tahun takwim, kecuali Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim. 4. Bagian tahun pajak adalah bagian dari jangka waktu satu tahun pajak. Pengertian SPT dalam Pasal 1 butir 10 Undang-Undang tentang Ketentuan Umum Perpajakan dijelaskan bahwa, Surat Pemberitahuan adalah surat yang 95 Pasal 24 ayat 2 PER-31PJ2009 96 Billy Ivan Tansuria, Op.Cit., hal. 101 www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 65 oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan peundang-undangan perpajakan. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT, baik dalam bentuk formulir kertas atau elektronik dengan benar, lengkap, dan jelas dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. 97 Pada dasarnya SPT adalah surat yang yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk menyampaikan laporan perhitungan dan pembayaran pajaknya ke Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar menurut peraturan peundang-undangan perpajakan yang berlaku yang telah diatur di dalam Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP dan Keputusan Menteri Keuangan atau Direktur Jenderal Pajak. Fungsi SPT dapat dikategorikan ke dalam tiga hal yaitu bagi wajib pajak penghasilan, bagi pengusaha kena pajak, dan bagi pemotong atau pemungut pajak, sebagai berikut : 98 1. Bagi wajib pajak penghasilan. Fungsi SPT adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: 97 Ibid., hal. 101 98 Ibid., hal. 102 www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 66 a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri danatau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. b. Penghasilan yang merupakan objek pajak danatau bukan objek pajak c. Harta dan kewajiban. d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 Masa Pajak sesuai dengan ketentuan UU perpajakan. 2. Bagi Pengusaha Kena Pajak. Fungsi SPT adalah sebagai sarana untuk melporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah PPN PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: a. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran b. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak danatau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 3. Bagi pemotong dan pemungut pajak. Fungsi SPT adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya. SPT pada dasarnya ada 2 dua macam yaitu SPT Masa dan SPT Tahunan. Surat Pemberitahuan Masa adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk memberitahukan pajak yang terutang dalam suatu masa pajak atau pada suatu saat. Surat Pemberitahuan Masa terdiri dari 2 dua macam yaitu SPT Masa Pajak Penghasilan PPh dan SPT Masa PPN. Untuk kelengkapan dokumen yang harus www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 67 dilampirkan pada SPT Masa PPh berupa Surat Setoran Pajak SSP, daftar Bukti Pemotongan, dan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 dan Bukti Pemotongan PPh Pasal 26. Lampiran yang harus disertakan pada SPT Masa PPN adalah SSP Bukti Pembayaran pelunasan dan Faktur Pajak Masukan. 99 Dalam pengisian SPT Pajak Penghasilan, ada hal-hal yang harus diperhatikan yaitu : 100 1. Benar. Benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, meliputi seluruh objek pajak yang dimiliki, benar dalam perhitungan maupun pengisian kolom pada setiap lampiran formulir surat pemberitahuan, dalam penerapan tarif pajak maupun pengkreditan pajak yang telah dibayar melalui pihak lain. 2. Jelas. Dalam arti tidak menimbulkan penafsiran lain bagi fiskus. Jelas dalam melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT. 3. Lengkap. Seluruh lampiran yang telah ditentukan maupun yang diperlukan harus dilampirkan yang memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT. SPT Masa PPh Pasal 21 yang disampaikan setelah jangka waktu yang ditetapkan akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp. 100.000,00.- seratus ribu rupiah. 101 99 Sunarto, Op. Cit., hal. 52-53 100 Billy Ivan Tansuria, Op.Cit., hal. 101 101 Didik Budi Waluyo, Op.Cit, hal. 27 www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 68 Tata cara penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21 ini dapat dilakukan oleh pemotong PPh Pasal 21 dengan cara penyampaian secara langsung ataupun secara elektronik. Penyampaian secara langsung dilakukan dengan menyampaikan SPT dalam bentuk fisik langsung ke Kantor Pelayanan Pajak atau dikirim melalui pos. Sedangkan penyampaian SPT melalui elektronik adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan dengan sistem on-line melalui media internet, hal ini melalui beberapa perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang ditunjuk oleh Direktur jenderal Pajak. 102 Berikut adalah tabel tentang batas akhir penyampaian SPT Masa : Tabel II.6 Batas Akhir Penyampaian SPT Masa Jenis SPT Masa Batas Waktu Penyampaian SPT Terakhir PPh Pasal 21 Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir PPh Pasal 22-Bendaharawan 14 Empat belas hari setelah akhir masa pajak PPh Pasal 22-Bea Cukai PPh Pasal 22-Badan Tertentu Tujuh hari setelah pembayaran Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir PPh Pasal 2326 Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir PPh Pasal 25 Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir PPNPPn.BM PKP Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir PPNPPn.BM Bendaharawan 14 Empat belas hari setelah akhir masa pajak PPNPPn.BM Yang dipungut Bea Cukai Tujuh hari setelah pembayaran 102 Djoko Mulyono, Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Lengkap dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Yogyakarta, ANDI, 2008, hal 15-71. www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 69 Gambaran tentang NotarisPPAT di Banda Aceh yang memberikan Pelaporan atas Pajak Penghasilan Pasal 21 dapat di lihat pada Tabel II.7 di bawah ini: Tabel II.7 NotarisPPAT Banda Aceh yang menyampaikan pelaporan PPh Pasal 21 No Keterangan Jumlah 1 NotarisPPAT yang menyampaikan pelaporan Pasal 21 terhadap pegawainya tepat waktu 1 4,76 2 NotarisPPAT yang menyampaikan pelaporan Pasal 21 tetapi tidak tepat waktu 1 4,76 3 NotarisPPAT yang tidak pernah menyampaikan pelaporan Pasal 21 19 90,48 Total 21 100 Sumber : Hasil wawancara dengan para NotarisPPAT Banda Aceh pada tanggal 21 Juli 2011 Berdasarkan tabel di atas, NotarisPPAT yang menyampaikan pelaporan PPh Pasal 21 secara tepat waktu hanya 1 satu orang dari 21 dua puluh satu responden atau 4,76 empat koma tujuh puluh enam persen. Sedangkan NotarisPPAT yang menyampaikan pelaporan tidak tepat waktu, yaitu terlambat beberapa hari dari waktu yang telah ditentukan, juga 1 satu orang dari 21 dua puluh satu responden atau 4,76 empat koma tujuh puluh enam persen. Sebanyak 19 sembilan belas orang dari 21 dua puluh satu responden atau 90,48 sembilan puluh koma empat puluh delapan persen NotarisPPAT lainnya yang tidak menyampaikan pelaporan, terdiri dari 8 delapan orang yang mengetahui kewajiban sebagai pemotong dan melakukan penghitungan PPh Pasal 21 terhadap penghasilan pegawai tetapnya, tetapi tidak melakukan kewajiban perpajakannya hingga tuntas yaitu memotong, menyetor hingga melaporkan dan 11 sebelas orang lainnya karena tidak mengetahui kewajiban sebagai pemotong PPh Pasal 21. www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 70 Tata cara penyampaian SPT Masa dengan menggunakan jasa pos dan dengan surat elektronik dapat diterima yang mana hal ini telah diatur dalam pasal 6 ayat 2 Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Pasal ini mengatakan bahwa penyampaian Surat Pemberitahuan dapat dikirimkan melalui pos dengan tanda bukti pengiriman surat atau dengan cara lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. 103 Diperlukan cara lain bagi wajib pajak untuk memenuhi kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, misalnya penyampaian secara elektronik. Pasal 6 ayat 3 menambahkan bahwa tanda bukti dan tanggal penerimaan surat untuk penyampaian surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatas dianggap sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan sepanjang Surat Pemberitahuan tersebut telah lengkap. 104 Kedua NotarisPPAT di Kota Banda Aceh menyampaikan pelaporan menggunakan sarana SPT Masa Pasal 21. Hanya saja yang menyampaikan SPT Masa secara tepat waktu pada setiap bulan sampai tanggal 20 bulan berikutnya hanya 1 satu orang. Sedangkan 1 satu orang lainnya tidak menyampaikan SPT Masa secara tepat waktu. Dan keduanya menyampaikan langsung SPT Masa ke Kantor Pelayanan Pajak setempat. 103 Casavera, Seri Perpajakan Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP ; Perubahan dan Peraturan Terkini, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2009, hal. 67 . 104 Ibid, hal. 68. www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 71

E. Kepatuhan NotarisPPAT Banda Aceh Terhadap Memungut Pajak

Dokumen yang terkait

Analisis Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota Tahun 20111-2013

7 95 50

Kepatuhan Hukum Notaris/Ppat Di Kota Banda Aceh Terhadap Kewajiban Menyampaikan Spt Pph Pasal 21 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

2 71 132

Pelaksanaan Kewajiban Mengisi Dan Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Koperasi Swadharma Medan

1 65 51

Pengawasan Pelunasan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

0 45 68

Analisis Hukum Terhadap Letter Of Credit Syariah Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

6 58 151

Mekanisme Perhitungan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan ( Pph ) Pasal 21 Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan

4 65 73

Akuntansi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Dinas Pertamanan Kota Medan

0 19 61

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republ

0 0 6

BAB II KEPATUHAN NOTARISPPAT BANDA ACEH TERHADAP KEWAJIBAN MEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP KARYAWAN A. Pajak Penghasilan dan PPh Pasal 21 - Kepatuhan Hukum Notaris/Ppat Di Kota Banda Aceh Terhadap Kewajiban Menyampaikan Spt Pph Pasal 21

0 1 44

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kepatuhan Hukum Notaris/Ppat Di Kota Banda Aceh Terhadap Kewajiban Menyampaikan Spt Pph Pasal 21 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

0 0 31