30
4. Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga alat pengumpulan data yaitu : 1.  Pedoman  Wawancara  Interview  Guide. Untuk  mendukung  data  sekunder
maka diperlukan wawancara terhadap NotarisPPAT dan pegawai dari Kantor Pelayanan  Pajak  KPP  di  Kota  Banda  Aceh. Sebelum  dilakukan  wawancara
dengan  informan  tersebut  maka  terlebih  dahulu  dipersiapkan  pedoman wawancara.  Pedoman  wawancara  ini  mengacu  pada  substansi  masalah  dalam
penelitian. Ketika  dilakukan  wawancara  bisa  dapat  mengetahui  jawaban  atas permasalahan yang diajukan kepada para informan tersebut.
2. Studi  Kepustakaan  yaitu  menghimpun  data  dengan  melakukan  penelaahan bahan  kepustakaan  atau  data  sekunder  yang  meliputi  bahan  hukum primer,
bahan  hukum  sekunder  dan  bahan  hukum  tertier  mengenai    data-data  tentang pajak, khususnya mengenai PPh Pasal 21.
3. Kuesioner yang ditujukan kepada responden.
5. Analisis Data
Analisis  data  sebagai  tindak  lanjut  proses  pengolahan  data  merupakan kerja  seorang  peneliti  yang  memerlukan  ketelitian  dan  pencurahan  daya  pikir
secara  optimal.
50
Analisis  data  merupakan  suatu  proses  mengorganisasikan  dan mengurutkan  data  ke  dalam  pola,  kategori  dan  uraian  dasar  sehingga  dapat
ditemukan  tema  dan  dapat  dirumuskan  suatu  hipotesis  kerja  seperti  yang disarankan  oleh  data.
51
Analisis  data  merupakan  hal  yang  sangat  penting  dalam suatu penelitian dalam rangka memberikan jawaban terhadap permasalahan yang
50
Bambang  Waluyo, Penelitian  Hukum  Dalam  Praktek, Jakarta, Sinar  Grafika,  1996, Hal. 77
51
Lexy J.Moleong, Op.cit, hal. 101.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
diteliti. Analisis data terhadap data primer dan data sekunder mengenai kepatuhan hukum  NotarisPPAT  di Banda  Aceh  dalam  penyampaian  SPT Masa  PPh  Pasal
21,  setelah  diadakan  terlebih  dahulu  pemeriksaan,  pengelompokan,  pengolahan, lalu  dianalisis  dengan  menggunakan  metode  analisis kualitatif dengan  logika
silogisme  induktif,  yaitu logika berpikir  dari  hal  yang khusus menuju  hal  yang umum,  dengan  menggunakan  perangkat  normatif,  yaitu  dengan  cara  melakukan
interprestasi  dan  konstruksi  hukum  atas  peristiwa  hukum  konkrit  yang  terjadi terutama hal-hal yang berkaitan dengan kepatuhan hukum NotarisPPAT di Banda
Aceh dalam penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21, yang diperoleh, dikumpulkan dan  selanjutnya  evaluasi  data  secara  kualitatif. Dari  kegiatan  interprestasi  data
sekunder yang diperoleh diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian.
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
BAB II KEPATUHAN NOTARISPPAT BANDA ACEH TERHADAP
KEWAJIBAN MEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PPh PASAL 21 TERHADAP KARYAWAN
A. Pajak Penghasilan dan PPh Pasal 21
Pemerintah  menjalankan  fungsinya  dalam  mengusahakan  kesejahteraan dan  kemakmuran  rakyat.  Untuk    menjalankan  fungsinya  tersebut  pemerintah
memerlukan dana atau modal. Modal yang diperlukan itu salah satunya bersumber dari pungutan berupa pajak dari rakyatnya.
Pajak  adalah  kewajiban  rakyat  sebagai  warga  negara  yang  baik,  tetapi tidak sedikit  yang menyetujui bahwa pajak merupakan beban  yang  harus dipikul
rakyat  suatu  negara.  Pada  negara-negara  yang  menganut  demokrasi,  pajak  yang dibayar  oleh  penduduknya  harus  berdasarkan  atas  persetujuan  rakyat  melalui
Lembaga  Perwakilan  Rakyat.  Dengan  persetujuan  dari  rakyat  melalui perwakilannya  maka  disahkan  suatu  peraturan  perundang-undangan  perpajakan,
sebagai  dasar  hukum  kewajiban  perpajakan.  Ketentuan  tentang  subjek  pajak, objek pajak, tarif pajak dan prosedur perpajakan merupakan ketentuan yang harus
mendapat persetujuan rakyat karena itu harus diatur dalam undang-undang. Pajak tersebut kemudian akan digunakan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran
pemerintah,  fasilitas  publik  dan  membiayai  pembangunan  guna  usaha mensejahterakan rakyat.
Pajak dapat dibedakan menurut sifat dan cirinya. Pembagian menurut sifat akan  menghasilkan  jenis-jenis  pajak  sebagai  berikut  seperti  pajak  atas  kekayaan
dan  pendapatan,  pajak  atas  lalu  lintas  hukum,  kekayaan dan  barang,  pajak  atas kebendaan  dan  pajak  atas  pemakaian.  Sedangkan  menurut  cirinya,  Pajak  dapat
32
www.nitropdf.com
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA