Efektifitas Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

83 Sebaliknya, terdapat 19 sembilan belas NotarisPPAT yang tidak memenuhi kewajiban menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 21, yang terdiri dari 8 delapan orang atau 42,10 empat puluh dua koma sepuluh persen NotarisPPAT yang tidak memenuhi kewajibannya secara penuh melainkan hanya sampai pada tahap penghitungan. Sementara 11 sebelas orang atau 57,90 lima puluh tujuh koma sembilan puluh persen lainnya tidak memenuhi kewajiban karena tidak mengetahui dan memahami tentang PPh Pasal 21. Faktor-faktor yang menyebabkan 8 delapan orang dari 19 sembilan belas NotarisPPAT Banda Aceh tidak memenuhi kewajibannya sebagai pemotong PPh Pasal 21, yakni : 1. Sebanyak 6 enam orang atau 75 tujuh puluh lima persen yang tidak memenuhi kewajibannya sebagai pemotong PPh Pasal 21 karena mereka beranggapan bahwa kewajiban perpajakan ini tidak mempengaruhi hubungan baik dengan pihak lain apabila mereka tidak melakukan pemotongan atas penghasilan atau gaji pegawai tetapnya. 2. Sebanyak 2 dua orang atau 25 dua puluh lima persen lainnya tidak memenuhi kewajibannya sebagai pemotong PPh Pasal 21 karena merasa kurang setuju dengan peraturan perundang-undangan yang menyangkut Pajak Penghasilan atas penghasilan pegawai.

B. Efektifitas Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

Kesadaran hukum merupakan konsepsi abstrak didalam diri manusia, tentang keserasian antara ketertiban dan ketentraman yang dikehendaki atau sepantasnya. Kesadaran hukum sering dikaitkan dengan pentaatan hukum, www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 84 pembentukan hukum, dan efektivitas hukum. Kesadaran hukum merupakan kesadarannilai-nilai yang terdapat dalam manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan. Kesadaran hukum berkaitan dengan kepatuhan hukum, hal yang membedakannya yaitu dalam kepatuhan hukum ada rasa takut akan sanksi. Efektivitas hukum merupakan proses yang bertujuan agar supaya hukum berlaku efektif. Keadaan tersebut dapat ditinjau atas dasar beberapa tolok ukur efektivitas, seperti diantaranya adalah hukumnya, penegak hukum, fasilitas, kesadaran hukum masyarakat dan budaya hukum masyarakat. Efektivitas hukum dalam tindakan atau realita hukum dapat diketahui apabila seseorang menyatakan bahwa suatu kaidah hukum berhasil atau gagal mencapai tujuanya, maka hal itu biasanya diketahui apakah pengaruhnya berhasil mengatur sikap tindak atau perilaku tertentu sehingga sesuai dengan tujuannya atau tidak. Efektivitas hukum artinya efektivitas hukum akan disoroti dari tujuan yang ingin dicapai, yakni efektivitas hukum. Salah satu upaya yang biasanya dilakukan agar supaya masyarakat mematuhi kaidah hukum adalah dengan mencantumkan sanksi-sanksinya. Sanksi-sanksi tersebut bisa berupa sanksi negatif atau sanksi positif, yang maksudnya adalah menimbulkan rangsangan agar manusia tidak melakukan tindakan tercela atau melakukan tindakan yang terpuji. Efektivitas adalah merupakan hubungan antara output dan tujuan atau dapat juga dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output tertentu, kebijakan dan prosedur dari organisasi. Efektivitas juga berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor publik sehingga suatu kegiatan www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 85 dapat dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditentukan. Efektivitas digunakan untuk mengukur hubungan antara hasil pungutan suatu pajak dengan tujuan atau target yang telah ditetapkan. Efektifitas hukum menurut Suryono harus memenuhi beberapa kriteria, yang terdiri dari beberapa hal yakni : 110 1. Bahwa suatu hukum harus memenuhi syarat yuridis, sosiologis dan filosofis. 2. Penegak hukumnya harus tegas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang telah digariskan oleh hukum yang berlaku. 3. Adanya fasilitas sarana dan pra sarana yang mendukung pada saat proses penegakan hukum dilakukan. Menurut analisis normatif dalam pelaksanaan pemungutan PPh Pasal 21, pemotong melakukan pemotongan dan pelaporan pajak melalui penyampaian SPT Masa sesuai dengan yang diharuskan hanya karena menghindari terkena sanksi. Memang peraturan hukum itu bersifat mengikat dan memaksa, oleh karena itu memiliki sanksi untuk mendorong orang untuk mematuhi peraturan tersebut. Tetapi dengan adanya sanksi tidak menjamin orang tersebut patuh atau tidaknya terhadap hukum, sebab setiap orangmemiliki kehendak bebas freewill untuk memutuskan taat atau tidak pada hukum. Dengan adanya sanksi pun, banyak wajib pajak yang tidak patuh terhadap hukumnya bahkan berusaha memanipulasi agar tidak terkena sanksi tersebut, bukan membuat semua wajib pajak mematuhi hukumnya. Sanksi terhadap pelanggaran di bidang perpajakan ini, penegakkannya pun kurang tegas dan jelas dikarenakan beberapa petugasnya yang tidak konsisten terhadap hukum. Apabila dilihat dari adanya sanksi bagi orang yang melanggar peraturan perpajakan, sanksi tersebut kurang efektif untuk mendorong orang 110 Konsep-Konsep Sosiologi Hukum, http:balianzahab.wordpress.commakalah- hukumsosiologi-hukum-2sosiologi-hukum diakses pada tanggal 25 Oktober 2011 www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 86 mematuhi ketentuan yang diharuskan. Menurut analisis sosiologis , peran sanksi dalam penegakan hukum memang sangat diperlukan, walaupun bukan menjadi yang utama. Berbicara mengenai efektivitas hukum tidak terlepas membicarakan dan mengkaji mengenai ketaatan manusia terhadap hukum yang berlaku. Jika suatu aturan hukum ditaati maka dapat dikatakan aturan hukum tersebut efektif. Namun tetap dapat dipertanyakan lebih jauh mengenai derajat efektifitasnya. Untuk mengetahui mengenai derajat efektifitas suatu aturan hukum dapat kita lihat pada hubungan teori ketaatan hukum dari H.C. Kelman yaitu Compliance taat karena sanksi, identification taat karena menjaga hubungan baik, internalization taat karena nilai instrinsik yang dianut. Sehingga berbicara efektif tidaknya suatu aturan hukum dilihat dari seberapa besarnya masyarakat mentaati aturan hukum tersebut dan tergantung dari kepentingannya, jika masyarakat taat hukum karena kepentingan compliance taat karena sanksi, identification taat karena menjaga hubungan baik, maka derajat ketaatanya sangat rendah dan dapat disimpulkan bahwa suatu aturan hukum tidak efektif dimasyarakat tersebut. Tetapi apabila ketaatan masyarakat karena internalization taat karena nilai intrinsik yang dianut m a k a d a p a t d i a r t i k a n b a h w a masyarakat tersebut sudah taat hukum dan aturan hukum tersebut sangat efektif. 111 Terdapat dua hal yang dapat dikaji dalam efektifitas hukum : 1. Bagaimana ketaatan terhadap hukum secara umum dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya ; 111 Achmad Ali, Op.Cit, hal. 347-348 www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 87 2. Bagaimana ketaatan terhadap suatu aturan hukum tertentu dan faktor-faktor apa yangmempengaruhinya. Mengkaji faktor-faktor apa yang mempengaruhi ketaatan terhadap hukum umum, menurut Achmad Ali, C.G Howard dan R.S Mumners antara lain : 112 1. Relevansi aturan hukum umum dengan kebutuhan hukum dari orang-orang yang menjadi target aturan hukum secara umum itu. Oleh karena itu jika yang dimaksud adalah undang-undang, maka pembuat undang-undang dituntut untuk mampu memahami kebutuhan hukum dari target pemberlakuan undang-undang itu dalam hal ini masyarakat dan badan hukum. 2. Kejelasan dari rumusan substansi dari aturan hukum, sehingga mudah dipahami oleh target diberlakukannya aturan hukum. Jadi perumusan substansi aturan hukum itu harus dirancang dengan baik, jika aturannya tertulis maka harus ditulis dengan jelas dan mampu dipahami secara pasti. Meskipun nantinya akan membutuhkan interpretasi dari penegak hukum yang akan menerapkannya dalam artian untuk menghindari multitafsir. 3. Sosialisasi yang optimal kepada seluruh target atau masyarakat aturan hukum itu. 4. Jika yang dimaksud adalah perundang-undangan maka lebih baik yang bersifat melandasi pada yang mengharuskan karena aturan yang bersifat melarang prohibitur lebih mudah dilaksanakan ketimbang yang mengharuskan mandatur. 5. Sanksi yang diancamkan oleh aturan hukum itu harus dipadankan dengan sifat aturan hukum yang dilanggar. 6. Berat ringannya sanski yang diancamkan dalam aturan hokum, harus proporsional dan memungkinkan untuk dilaksanakan. Sanksi yang terlalu berat akan sulit untuk dilaksanakan dan dapat membuat rasa ketidakadilan sebaliknya sanksi yang terlalu ringan membuat target aturan hukum tidak segan untuk melakukan kejahatan atau pelanggaran 7. Kemungkinan bagi penegak hukum untuk memproses jika terjadi pelanggaran terhadap aturan hukum itu adalah memang memungkinkan karena tindakan yang diatur dan diancam sanksi, memang tindakan yang konkret, dapat dilihat, diamati, oleh karenanya memungkinkan untuk diproses disetiap tahapan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pembuktian, dan penghukuman. 8. Aturan hukum yang mengandung norma moral berwujud larangan, relative akan jauh lebih efektif ketimbang aturan hukum yang bertentangan atau tidak diatur sebagai norma moral yang dianut oleh orang-orang yang menjadi target diberlakukannya aturan tersebut.Aturan hukum yang sangat efektif adalah aturan hukum yang melarang dan mengancam sanksi bagi tindakan atau perbuatan yang juga dilarang dan diancamkan sanksi 112 http:fathudin.blogspot.com201002efektivitas-hukum-dalam-masyarakat.html , diakses pada tanggal 15 Oktober 2011 www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 88 oleh norma lain, seperti : Norma agama, Norma adat istiadat, Norma moral dan lainnya. 9. Efektif tidak suatu aturan hukum secara umum tergantung pada optimal dan professional tidaknya aparat penegak hukum dalam menegakkan berlakunya aturan hukum secara umum. 10. Efektif tidaknya suatu aturan hukum secara umum juga mensyartkan adanya standar hidup sosio-ekonomi yang minimal didalam masyarakat. 11. Efektif tidaknya suatu aturan hukum secara umum juga . Jika kita ingin kita kaji adalah efekfitas aturan tertentu atau maka akan tampak perbedaan factor-faktor yang mempengaruhi efektifitas dari setiap aturan hukum yang berbeda tersebut. H.C. Kelman mengatakan, jika yang ingin mengkaji efektifitas perundang- undangan, maka efektifnya suatu perundang-undangan tergantung pada beberapa faktor antara lain : 113 1. Pengetahuan terhadap substansi isi dari perundang-undangan tersebut. 2. Cara-cara memperoleh pengetahuan tersebut . 3. Institusi yang terkait perundang-undangan dalam masyarakatnya. 4. Bagaimana proses lahirnya suatu undang -undang secara tergesa-gesa untuk kepentingan yang instant atau sesaat sehingga m emiliki kualitas yang buruk dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Salah satu upaya yang biasanya dilakukan agar warga masyarakat mematuhi kaidah hukum pajak termasuk mengenai Pajak Penghasilan, adalah dengan mencantumkan sanksi-sanksinya, baik berupa sanksi positif maupun sanksi negatif. Kita berharap sanksi-sanksi negatif dapat menekan terjadinya kejahatan atau pelanggaran di bidang perpajakan. Dengan seringnya menerapkan sanksi pidana dibandingkan sanksi administrasi, efektivitas sanksi pidana di bidang perpajakan diharapkan akan menghasilkan suatu kekuatan tersendiri sebagai penangkal tindakan-tindakan berikutnya, sekaligus dengan harapan dan tujuan akhir pengumpulan dana pajak bagi pembangunan bisa tercapai dengan baik. 113 Achmad Ali, Op.Cit, hal.347-348. www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 89 Sehubungan dengan pelaksanaan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 oleh NotarisPPAT sebagai pemotong, dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat efektivitas hukum NotarisPPAT diBanda Aceh dalam menjalankan kewajibannya sebagai pemotong masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan faktor penyebab sebagian besar NotarisPPAT tersebut dalam menaati Undang-Undang Pajak Penghasilan. Mereka menaati kewajiban perpajakannya karena takut akan dikenakan sanksi perpajakan. Melihat atau mengetahui kapan suatu aturan hukum atau perundang- undangan dianggap tidak efektif berlakunya, maka ukurannya adalah : 114 a. Jika sebagian besar warga masyarakat tidak menaatinya. b. Jika ketaatan sebagian besar warga masyarakat hanya ketaatan yang bersifat karena adanya sanksi atau karena takut hubungan dengan pihak lain menjadi rusak. Dengan kata lain walaupun sebagian besar warga masyarakat terlihat menaati aturan hukum atau perundang-undangan, namun ukuran atau kualitas efektifitas aturan perundang-undangan itu masih dapat dipertanyakan. Dengan mengetahui adanya 3 tiga jenis ketaatan tersebut, maka dapat digunakan ukuran ditaatinya suatu aturan hukum atau perundang-undangan sebagai bukti efektif aturan tersebut, Semakin banyak seseorang yang menaati suatu aturan hukum atau perundang-undangan hanya dengan ketaatan yang bersifat karena adanya sanksi atau ketaatan karena takut hubungan dengan pihak lain menjadi rusak, berarti kualitas efektifitasnya masih rendah. Sebaliknya semakin banyak yang ketaatannya disebabkan karena setuju dengan aturan hukum atau perundang-undangan tersebut karena ia merasa bahwa aturan itu sesuai 114 Achmad Ali, Op.Cit, hal. 350 www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 90 dengan nilai-nilai yang dianutnya, maka semakin tinggi kualitas efektifitas aturan hukum atau perundang-undangan itu. www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 91

BAB IV AKIBAT HUKUM BAGI NOTARISPPAT YANG TIDAK MEMATUHI

Dokumen yang terkait

Analisis Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota Tahun 20111-2013

7 95 50

Kepatuhan Hukum Notaris/Ppat Di Kota Banda Aceh Terhadap Kewajiban Menyampaikan Spt Pph Pasal 21 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

2 71 132

Pelaksanaan Kewajiban Mengisi Dan Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Koperasi Swadharma Medan

1 65 51

Pengawasan Pelunasan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

0 45 68

Analisis Hukum Terhadap Letter Of Credit Syariah Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

6 58 151

Mekanisme Perhitungan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan ( Pph ) Pasal 21 Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan

4 65 73

Akuntansi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Dinas Pertamanan Kota Medan

0 19 61

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republ

0 0 6

BAB II KEPATUHAN NOTARISPPAT BANDA ACEH TERHADAP KEWAJIBAN MEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP KARYAWAN A. Pajak Penghasilan dan PPh Pasal 21 - Kepatuhan Hukum Notaris/Ppat Di Kota Banda Aceh Terhadap Kewajiban Menyampaikan Spt Pph Pasal 21

0 1 44

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kepatuhan Hukum Notaris/Ppat Di Kota Banda Aceh Terhadap Kewajiban Menyampaikan Spt Pph Pasal 21 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

0 0 31