Solusi Hukum Bagi NotarisPPAT Yang Lalai Melaporkan SPT Masa PPh Pasal 21

109 laporan karena disengaja sehingga dapat merugikan negara maka terhadap NotarisPPAT tersebut sebagai pemotong, maka akan dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 6 enam bulan dan paling lama 6 enam tahun dan denda paling sedikit 2 dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. Selama tahun pajak 2010, tidak ada NotarisPPAT di Banda Aceh yang dikenakan sanksi baik sanksi administrasi, baik yang berupa denda, bunga, kenaikan maupun sanksi pidana seperti pidana kurungan. Kantor Pelayanan Pajak belum pernah melakukan pemeriksaan untuk tahun pajak 2010, terhadap NotarisPPAT di Banda Aceh, dalam kapasitasnya sebagai pemotong PPh Pasal 21. 122 Kantor Pelayanan Banda Aceh masih memberikan kelonggaran terhadap NotarisPPAT dalam melaksanakan kewajiban mereka sebagai pemotong pajak. Padahal pemeriksaan yang ketat sangat berperan dalam meningkatkan jumlah NotarisPPAT di Banda Aceh, dalam menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 21.

C. Solusi Hukum Bagi NotarisPPAT Yang Lalai Melaporkan SPT Masa PPh Pasal 21

Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif pemotong dalam menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan kepatuhan pemotong yang tinggi termasuk kepatuhan dalam melaporkan SPT Masa setiap bulannya. Berdasarkan Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, setiap NotarisPPAT sebagai pemotong harus melaporkan setiap pemotongan dan 122 Wawancara dengan Bapak Khairul, Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banda Aceh, tanggal 23 Juli 2011. www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 110 penyetoran yang dilakukan setiap bulannya. Apabila ketentuan tersebut tidak dilakukan maka kepada pemotong dapat dikenakan sanksi perpajakan, yaitu sanksi administrasi bahkan dapat pula dikenakan sanksi pidana apabila NotarisPPAT tersebut dengan sengaja tidak menyampaikan pelaporan SPT Masa atau menyampaikan pelaporan tetapi tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. 123 Kepatuhan NotarisPPAT pemotong untuk menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 21 ini mencakup kepatuhan jangka pendek dan kepatuhan jangka panjang. Kepatuhan jangka pendek adalah terkait dengan keterbukaan pemotong dalam melaporkan SPT Masa PPh Pasal atas pemotongan yang telah ia lakukan. Sedangkan Kepatuhan jangka panjang menunjukkan bahwa pemotong tersebut taat terhadap peraturan tanpa harus dilakukan upaya penegakan hukum terlebih dahulu. Dalam jangka panjang, peningkatan kepatuhan sukarela pemotong akan membawa dampak pada peningkatan penerimaan pajak. Salah satu bentuk kepatuhan perpajakan adalah tepat waktu menyampaikan Surat Pemberitahuan. 124 Kenyataan yang terjadi di masyarakat, banyak pemotong yang tidak menyampaikan SPT Masa dan menyampaikan SPT Masa tetapi tidak tepat waktu dari waktu yang telah ditentukan. Kelalaian dalam penyampaian laporan ini dapat diperkecil jumlahnya apabila dilakukan beberapa langkah penyelesaian, yakni : 1. Sosialisasi yang rutin oleh Kantor Pajak. Pemberikan sosialisasi atau penyuluhan tentang SPT Masa kepada pemotong, khususnya NotarisPPAT merupakan langkah utama yang harus 123 Djoko Mulyono, Op.Cit, hal. 243 124 Mira Novana Ardani, Pengaruh Kebijakan Sunset Policy Terhadap Kepatuhan, Tesis Universitas Diponegoro, 2010, hal. 128. www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 111 dilakukan. Dengan mengetahui lebih jauh tentang SPT Masa beserta sanksi- sanksinya sehingga diharapkan para pemotong tersebut akan memahami dan menyampaikan SPT Masa tepat waktu dan dengan sejujur-jujurnya. Apabila melihat salah satu faktor penyebab NotarisPPAT tidak memenuhi kewajiban mereka sebagai pemotong adalah karena kurangnya penyuluhan yang mereka dapatkan. Maka penyuluhan secara berkesinambungan memang harus dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak setempat. Pelaksanaan program penyuluhan tersebut merupakan suatu syarat yang sangat penting di dalam penegakan hukum, agar pihak yang melakukan pemotongan khususnya disini NotarisPPAT, dapat mentaati ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan terutama ketentuan tentang PPh Pasal 21, apabila mereka mengetahui dan memahami hukum yang berlaku dalam masyarakat. 2. Pengawasan yang Ketat. Kewajiban untuk memotong Pajak Penghasilan Pasal 21 pada NotarisPPAT sebagai pemberi kerja, seringkali sulit dilakukan pengawasan karena tidak tersedianya informasi mengenai kegiatan usaha pemotong dan pada alamat yang disampaikan pada saat mendaftarkan diri ternyata tidak ditemukan. Informasi mengenai kegiatan usaha pemotong sangat penting sehingga dapat dilakukan pengawasan terhadap kegiatan pemotong sehingga potensi pajak dapat digali secara optimal. Pengawasan pajak dilakukan melalui pemeriksaan pajak oleh pemeriksa pajak Direktorat Jenderal Pajak, yang bertujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 112 3. Penegakan hukum. Secara konsepsional, inti dan arti penegakan hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan didalam kaidah-kaidah yang mantap dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan manusia. 125 Tanpa tindakan nyata yaitu adanya penegakan hukum terhadap para pemotong Penghasilan, maka dapat dikatakan bahwa keinginan untuk meningkatkan kepatuhan menyampaikan SPT Masa PPh pasal 21, hanya akan merupakan keinginan yang ada di atas kertas belaka. Sebenarnya adalah sangat penting untuk mengupayakan agar kewajiban perpajakan khususnya dalam menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 21 ini lebih didasarkan pada kepatuhan dan kesadaran yang timbul dan dirasakan oleh NotarisPPAT sebagai pemotong, daripada hanya sebagai keharusan yang akan efektif apabila disertai dengan paksaan atau sanksi, namun penegakan hukum juga diperlukan terhadap mereka yang memang benar-benar tidak memenuhi kewajiban perpajakannya yaitu menyampaikan SPT Masa, supaya kepatuhan yang selama ini diharapkan dapat diwujudkan dengan baik. 125 Soerjono Soekanto, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi penegakan Hukum, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1983, hal.3. www.nitropdf.com UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Analisis Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota Tahun 20111-2013

7 95 50

Kepatuhan Hukum Notaris/Ppat Di Kota Banda Aceh Terhadap Kewajiban Menyampaikan Spt Pph Pasal 21 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

2 71 132

Pelaksanaan Kewajiban Mengisi Dan Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Koperasi Swadharma Medan

1 65 51

Pengawasan Pelunasan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

0 45 68

Analisis Hukum Terhadap Letter Of Credit Syariah Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

6 58 151

Mekanisme Perhitungan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan ( Pph ) Pasal 21 Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan

4 65 73

Akuntansi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Dinas Pertamanan Kota Medan

0 19 61

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republ

0 0 6

BAB II KEPATUHAN NOTARISPPAT BANDA ACEH TERHADAP KEWAJIBAN MEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP KARYAWAN A. Pajak Penghasilan dan PPh Pasal 21 - Kepatuhan Hukum Notaris/Ppat Di Kota Banda Aceh Terhadap Kewajiban Menyampaikan Spt Pph Pasal 21

0 1 44

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kepatuhan Hukum Notaris/Ppat Di Kota Banda Aceh Terhadap Kewajiban Menyampaikan Spt Pph Pasal 21 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

0 0 31