Definisi kemiskinan. Kajian Teoritis 1. Program Jaring Pengaman Sosial JPS

commit to user asumsinya kemiskinan di suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya, dan kemiskinan pada waktu tertentu berbeda dengan waktu yang lain. Konsep kemiskinan semacam ini lazim diukur berdasarkan pertimbangan intern of judgment anggota masyarakat tertentu, dengan berorientasi pada derajad kelayakan hidup. Sedangkan konsep kemiskinan subyektif dirumuskan berdasarkan perasaan kelompok miskin itu sendiri. Konsep ini tidak mengenal a fixed yardstick, dan tidak mempertimbangkan the ide of relative standard. Kelompok yang menurut ukuran berada di bawah garis kemiskinan, boleh jadi tidak menganggap dirinya sendiri miskin dan demikian pula sebaliknya. Kelompok yang dalam perasaan termasuk hidup dalam kondisi tidak layak, boleh jadi tidak menganggap dirinya sendiri seperti itu dan demikian pula sebaliknya Usman, 2004 : 125-127

3. Definisi kemiskinan.

Beberapa pandangan dan pendekatan yang dinamis tentang definisi kemiskinan memang tidak mudah karena formulasi dari para ahli dan peneliti dipengaruhi oleh fokus kajian masing-masing. Specler 1993 mengatakan bahwa kemiskinan mencakup: Pertama, kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal. Kedua, gangguan dan tingginya resiko kesehatan, resiko keamanan dan kerawanan kehidupan sosial ekonomi serta lingkungannya. Ketiga, kekurangan pendapatan yang commit to user mengakibatkan tidak bisa hidup layak. Keempat, kekurangan dalam kehidupan sosial yang ditunjukkan oleh ketersisihan sosial, dan kualitas pendidikan y rendah. Usman 2004 mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada di bawah standar kebutuhan hidup minimal yang ditetapkan berdasarkan atas kebutuhan pokok pangan yang membuat orang cukup bekerja dan hidup sehat atas kebutuhan beras dan gizi. Batas atau garis kemiskinan dibuat berdasarkan pemenuhan konsumsi makanan pokok serta kebutuhan bahan makanan yang terdiri dari sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan dan transportasi. Menurut BKKBN Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, kriteria kemiskinan dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu kelompok keluarga sejahtera I, II, III dan III Plus, karena alas an ekonomi. Kategori keluarga pra sejahtera, apabila tidak memenuhi salah satu dari lima syarat: melaksanakan ibadah menurut agamanya, malam dua kali atau lebih sehari, memakai pakaian yang berbeda untuk bepergian, lantai rumah bukan dari tanah dan apabila anggota keluarga sakit dibawa berobat ke sarana kesehatan. Ukuran atau indicator kemiskinan versi ini sebenarnya suadah banyak mendapat kritikan dari berbagai pihak namun tetap digunakan sebagai data dasar pelaksanaan penanggulangan kemiskinan. Menurut BKKBN Badan Koordinasi Keluarga Nerencana Nasional menerangkan bahwa kesejahteraan keluarga dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu: a. Keluarga Sejahtera Tahap I dengan kriteria sebagai berikut: commit to user 1 Anggota keluarga melaksanakan ibadah agama 2 Pada umumnya anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih. 3 Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda di rumah pergi bekerja sekolah. 4 Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah. 5 Anak sakit atau pasangan usia subur PUS yangan ingin ber KB dibawa ke sarana kesehatan. b. Keluarga Sejahtera Tahap II, meliputi: 1 Anggota keluarga melaksanakan ibadah agama secara teratur. 2 Paling kurang sekali dalam seminggu lauk daging ikan telur. 3 Setahun terakhir anggota keluarga menerima satu stel pakaian baru. 4 Luas lantai paling kurang 8 m 2 untuk tiap penghuni. 5 Tiga bulan terakhir anggota keluarga dalam keadaan sehat dan dapat melaksanakan tugas. 6 Ada anggota keluarga umur 15 tahun ke atas berpenghasilan tetap. 7 Anggota keluarga umur 10 – 60 tahun bias baca tulis latin. 8 Anak umur 7 – 15 tahun bersekolah. 9 PUS dengan anak hidup 2 atau lebih saat ini memakai alat kontrasepsi. c. Keluarga Sejahter Tahap III, meliputi: 1 Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama. 2 Sebagian penghasilan keluarga ditabung. 3 Keluarga makan bersama paling kurang sekali sehari untuk berkomunikasi. commit to user 4 Keluarga sering ikut dalam kegiatan masyarakat dilingkungan tempat tinggal. 5 Keluarga rekreasi bersama paling kurang sekali dalam enam bulan. 6 Keluarga memperoleh berita dari surat kabar majalah TV radio. 7 Anggota keluarga menggunakan sarana transportasi setempat. d. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus, meliputi: 1 Keluarga secara teratur memberikan sumbangan. 2 Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus yayasan institusi masyarakat. Beberapa definisi kemiskinan seperti yang telah diuraikan, secara umum semuanya menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan kondisi seseorang atau keluarga berada dalam keadaan kekurangan dan atau ketidaklayakan hidup menurut standar-standar tertentu. Kekurangmampuan fisik manusia, kekurangan akses dalam memperoleh pelayanan minimal dalam berbagai bidang kehidupan, serta sulit atau kurang mendapat akses dalam proses pengambilan kebijakan.

4. Konsep penanggulangan kemiskinan

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Di Kabupaten Asahan

4 55 137

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

3 40 135

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang

2 51 121

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

PENGARUH PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BATANG.

0 0 1