commit to user
sebagai sebuah proses perubahan kemudian memiliki konsep bermakna. Dengan istilah lain, kemungkinan terjadinya proses pemberdayaan tergantung pada 2 hal :
a. bahwa kekuasaan dapat berubah, sebab jika tidak berubah berarti pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun.
b. bahwa kekuasaan dapat diperluas. Pengertian ini menekankan pada arti kekuasaan yang tidak statis, melainkan dinamis.
6. Indikator Pemberdayaan
Pemberdayaan memiliki kegunaan untuk meningkatkan kekuasaan orang- orang lemah yang belum beruntung. Pemberdayaan menunjuk pada upaya
pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial Swift dan Levin, 1987. Pemberdayaan merupakan suatu cara di mana rakyat, organisasi dan
konitas diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya Rapaport, 1984. Pemberdayaan adalah proses dengan mana orang-orang menjadi
cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan dan mempengaruhi terhadap kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.
Pemberdayaan menekankan bahwa orang akan memperoleh ketrampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan
kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya Parsons, et al., 1994 Pada dasarnya pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang,
khususnya kelompok rentan dan lemah, untuk memiliki akses terhadap sumber- sumber
produktif yang
memungkinkan mereka
dapat meningkatkan
commit to user
pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan
yang mempengaruhi mereka. Menurut definisi-definisi pemberdayaan di atas, dapat dinyatakan bahwa
pemberdayaan merupakan sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kakuasaan atau
keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Adapun sebagai tujuan, pemberdayaan
menunjuk kepada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan, pengetahuan,
dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan
aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan
sebagai tujuan sering digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai proses.
Schuler, Hashemi dan Riley mengembangkan beberapa indikator pemberdayaan, yang mereka sebut sebagai empowerment index atau indeks
pemberdayaan David, 2004 : a. Keberhasilan mobilitas, artinya kemampuan individu untuk pergi keluar rumah
atau wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas medis, gedung
commit to user
bioskop, rumah ibadah, atau ke rumah tetangga. Tingkat mobilitas ini dianggap tinggi apabila individu mampu pergi sendirian.
b. Memiliki kemampuan membeli komoditas “kecil”, maksudnya kemampuan individu untuk membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari,
missalnya beras, minyak tanah, minyak goring, bumbu-bumbu, dan untuk kebutuhan dirinya, misalnya minyak rambut, sabun mandi, sampo, bedak.
Individu dianggap mampu melaksanakan kegiatan ini jika ia dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya, lebih-lebih jika ia dapat
membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan uangnya sendiri. c. Memiliki kemampuan membeli komuditas “besar”, yaitu kemampuan imdividu
untuk membeli barang-barang sekunder atau tersier, seperti radio, TV, kulkas, almari pakaian, koran, majalah. Seperti halnya indikator di atas, nilai tinggi
akan diberikan terhadap individu yang dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya, lebih-lebih jika ia dapat membeli barang-barang
tersebut dengan mempergunakan uangnya sendiri. d. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga, yaitu mampu
membuat keputusan secara sendiri maupun bersama suamiistri mengenai keputusan-keputusan keluarga, seperti merenovasi rumah, pembelian hewan
ternak, mendapatkan kredit untuk usaha. e. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga, maksudnya responden ditanya
mengenai apakah dalam satu tahun terakhir ada seseorang suami, istri, anak-
commit to user
anak yang mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa ijinnya; atau melarang mempunyai anak; atau melarang bekerja di luar rumah.
f. Kesadaran hokum dan politik, artinya mengetahui nama salah seorang pegawai pemerintah desakalurahan; seorang anggota dewan setempat; nama presiden;
memahami pentingnya memiliki surat nikah atau hokum-hukum waris. g. Ketertiban dalam berkampanye dan protes-protes, yaitu seseorang dianggap
“berdaya” apabila ia pernah terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain melakukan protes, seperti suami memukul istri, istri mengabaikan suami dan
keluarganya, gaji yang tidak adil, penyalahgunaan bantuan social. h. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga, yaitu memiliki rumah
tinggal, tanah, asset produktif, tabungan. Seseorang memiliki nilai tinggi jika ia memiliki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah dari pasangannya.
7. Pendekatan Pemberdayaan Berdasarkan pendapat Ife 1995, bahwa pemberdayaan memuat dua