commit to user
21
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Penelitian deskriptif analitis adalah suatu metode yang
memusatkan perhatian pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah yang aktual, dimana data yang dikumpulkan mula-
mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau
sekelompok orang tertentu, atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.
Metode deskriptif menurut Surakhmad 1994 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik.
Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dari suatu
populasi dalam jangka waktu yang bersamaan dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data Singarimbun dan Effendi, 1995.
B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian
Metode pengambilan daerah penelitian dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, yaitu dengan mempertimbangkan alasan yang
diketahui berdasarkan tujuan penelitian Singarimbun dan Efendi, 1995. Pemilihan daerah penelitian adalah secara purposive sampling berdasarkan
pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan kecamatan dengan produksi padi tertinggi di Kabupaten Kulon Progo, dengan populasi sasaran adalah
rumah tangga petani padi. Data luas panen, produksi dan rata-rata produksi padi sawah di Kabupaten Kulon Progo di berbagai kecamatan pada tahun
2009 dapat dilihat pada Tabel 2.
commit to user 22
Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Sawah menurut Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009
Kecamatan Luas Panen
Ha Produksi Ton
Rata-rata Produksi
Kw Ha Temon
Wates Panjatan
Galur Lendah
Sentolo Pengasih
Kokap Girimulyo
Nanggulan Kalibawang
Samigaluh 1.998
1.362 2.114
2.288 1.244
2.026 1.079
134 720
3.573 1.419
1.057 13.049,00
8.866,00 13.612,00
14.670,00 8.013,00
13.226,00 7.084,00
782,00 4.300,00
23.292,00 9.179,00
6.656,00 65,31
65,10 64,39
64,12 64,41
65,28 65,66
58,34 58,98
65,10 64,68
62,97
Kulon Progo 2009 19.023
122.729,00 64,52
Sumber : Kabupaten Kulon Progo dalam Angka 2010 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa kecamatan yang
mempunyai produksi padi terbesar di Kabupaten Kulon Progo adalah Kecamatan Nanggulan dengan produksi padi sawah sebesar 23.292,00 ton.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dipilih Kecamatan Nanggulan sebagai daerah sampel penelitian.
Penentuan desa dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu dengan pertimbangan desa sampel merupakan desa yang memiliki produksi
padi terbesar dan berdasarkan sebaran geografisnya yang menyebar sehingga lebih dapat mencerminkan keadaan daerah penelitian
.
Berikut merupakan data luas panen, produksi dan rata-rata produksi padi sawah menurut desa di
Kecamatan Nanggulan pada tahun 2009:
commit to user 23
Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Sawah Menurut Desa di Kecamatan Nanggulan Tahun 2009
Kabupaten Luas Panen
Ha Produksi Ton
Rata-rata Produksi
Kw Ha Kembang
Jatisarono Wijimulyo
Tanjungharjo Banyuroto
Donomulyo 504
497 653
543 308
1.068 3.595,76
3.470,00 4.677,58
3.248,36 1.835,76
6.464,54 71,34
69,82 71,63
59,82 59,60
60,53
Jumlah 3.573
23.292,00 65,19
Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Nanggulan, 2010 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa desa yang mempunyai
produksi padi sawah terbesar di Kecamatan Nanggulan adalah Desa Donomulyo dengan produksi sebesar 6.464,54 ton diikuti Desa Wijimulyo
dan Desa Kembang masing-masing sebesar 4.677,58 ton dan 3.595,76 ton. Dipilihnya desa dengan produksi terbesar adalah untuk mengindari kebiasan
data, misalnya karena gagal panen sehingga digunakan hasil yang paling optimal di Kecamatan Nanggulan, karena dengan produksi padi yang tinggi
belum mencerminkan ketersediaan pangan yang cukup pada rumah tangga. Selain itu, rata-rata produksi di Desa Donomulyo masih di bawah angka rata-
rata produksi di Kecamatan Nanggulan, sedangkan Desa Wijimulyo dan Desa Kembang di atas angka rata-rata. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka
dipilih Desa Donomulyo, Desa Wijimulyo dan Desa Kembang. Pemilihan tiga desa di Kecamatan Nanggulan juga supaya lebih dapat menggambarkan
keadaan di Kabupaten Kulon Progo.
C. Metode Pengambilan Sampel