commit to user 15
jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Dari pengertian tersebut, tersirat bahwa upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional
harus lebih dipahami sebagai pemenuhan kondisi-kondisi berikut : a. Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup, dengan
pengertian ketersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan yang berasal dari tamanan, ternak dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
b. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang aman, dengan pengertian bebas dari cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia, serta aman menurut kaidah agama.
c. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, dengan pengertian bahwa distribusi pangan harus mendukung tersedianya pangan setiap
saat dan merata di seluruh tanah air. d. Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, diartikan bahwa
pangan mdah diperoleh rumah tangga dengan harga yang terjangkau. Soetrisno, 2005.
Menurut Suhardjo dalam Ilham dan Bonar 2008 ketahanan pangan rumah tangga dicerminkan oleh beberapa indikator antara lain : 1 tingkat
kerusakan tanaman, ternak dan perikanan. 2 penurunan produksi pangan, 3 tingkat persediaan pangan dirumah tangga, 4 proporsi pengeluaran
pangan terhadap pengeluaran total, 5 fluktuasi harga pangan utama yang umum dikonsumsi rumah tangga, 6 perubahan kehidupan sosial, seperti
migrasi, menjualmenggadaikan asset, 7 keadaan konsumsi pangan berupa kebiasaan makan, kuantitas dan kualitas pangan serta 8 status
gizi.
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah
Pendapatan rumah tangga petani padi diperoleh dari dua sumber pendapatan, yaitu pendapatan dari usahatani dan luar usahatani. Pendapatan
luar usahatani yaitu industri, perdagangan, jasa dan angkutan, PNSTNI-
commit to user 16
POLRIpensiunankaryawan. Pendapatan rumah tangga petani akan mempengaruhi daya beli dan pola konsumsinya. Pendapatan digunakan untuk
membayar semua pengeluaran rumah tangga. Selisih pendapatan dan pengeluaran merupakan tabungan.
Pengeluaran dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran pangan dan pengeluaran non pangan. Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu
indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan penduduk. Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar
untuk konsumsi
makanan mengindikasikan
rumah tangga
yang berpenghasilan rendah. Makin tinggi tingkat penghasilan rumah tangga,
makin kecil proporsi pengeluaran untuk makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga atau akan bergeser ke pengeluaran bukan
makananditabung. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa rumah tanggakeluarga akan semakin sejahtera bila persentase pengeluaran untuk
makanan lebih kecil dibandingkan pengeluaran untuk non makanan BPS, 2010.
Hardinsyah dan Martianto 1992 menyatakan bahwa, jumlah dan komposisi gizi yang diperoleh seseorang atau kelompok orang dari konsumsi
pangannya dapat dihitung atau dinilai dari jumlah pangan yang dikonsumsinya dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan
DKBM. Penilaian jumlah zat gizi adalah:
Keterangan: Gij : zat gizi yang dikonsumsi dari pangan j
BPj : berat makanan pangan yang dikonsumsi gram Bddj : bagian yang dapat dimakan dalam gram dari 100 pangan j
Kgij : kandungan zat gizi tertentu i dari 100 gram pangan j atau makanan yang dimakan
Tercukupinya kebutuhan pangan antara lain dapat diindikasikan dari pemenuhan kebutuhan energi dan protein. Widyakarya Nasional Pangan dan
commit to user 17
Gizi VIII WKNPG tahun 2004 menganjurkan konsumsi energi dan protein penduduk Indonesia masing-masing adalah 2000 kkalkapitahari dan
52 gramkapitahari. Ketahanan pangan di tingkat rumah tangga sangat tergantung dari
cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh setiap anggota rumah tangga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat. Untuk mengukur derajat ketahanan
pangan tingkat rumah tangga, digunakan klasifikasi silang dua indikator ketahanan pangan, yaitu pangsa pengeluaran pangan dan kecukupan
konsumsi energi kkal Jonsson and Toole dalam Rachman dan Ariani, 2002.
Adapun skema kerangka teori dan pendekatan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ketahanan Pangan Rumah Tangga Non Pangan
Konsumsi Energi
Konsumsi Pangan
Proporsi Pengeluaran Pangan Terhadap Pengeluaran Total
Pangan
Konsumsi Protein
Pendapatan Rumah Tangga
Tabungan Usahatani
Luar usahatani
Pengeluaran
Gambar 1. Kerangka Teori Pendekatan Masalah
commit to user 18
D. Pembatasan Masalah