Pembatasan Masalah Asumsi LANDASAN TEORI

commit to user 18

D. Pembatasan Masalah

1. Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung selama seminggu yang lalu, sedangkan untuk pengeluaran non pangan setahun yang lalu, selanjutnya masing-masing dikonversikan ke dalam pengeluaran rata-rata perbulan. 2. Harga barang baik pangan maupun non pangan dihitung berdasarkan harga yang berlaku saat penelitian berlangsung. 3. Konsumsi pangan yang dihitung merupakan konsumsi yang dimakan oleh petani dan anggota keluarganya yang tinggal dalam satu rumah. 4. Penilaian konsumsi pangan dibatasi pada konsumsi energi dan protein. 5. Rumah tangga petani dalam penelitian ini adalah petani padi sawah dengan sistem pengairan irigasi teknis.

E. Asumsi

1. Penganekaragaman konsumsi pangan juga akan menyebabkan terpenuhinya zat gizi selain energi dan protein. F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Rumah tangga petani padi terdiri dari rumah tangga petani pemilik penggarap, rumah tangga petani penyewa dan rumah tangga petani penyakap yang menanam padi dengan tujuan hasilnya untuk dikonsumsi sendiri maupun dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijualditukar atau memperoleh pendapatankeuntungan atas resiko usaha. 2. Pendapatan rumah tangga petani padi merupakan sejumlah uang yang didapat oleh masing-masing rumah tangga dari pekerjaan yang dilakukan dalam satu bulan yang dihitung dari pendapatan dari usahatani dan luar usahatani yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. 3. Pengeluaran rata-rata sebulan adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. commit to user 19 4. Konsumsi pangan merupakan sejumlah makanan dan minuman yang dimakandiminum pendudukseseorang dalam rangka memenuhi kebutuhan fisiknya. Konsumsi pangan dinilai dari konsumsi energi dan protein. 5. Konsumsi energi adalah sejumlah energi pangan yang dikonsumsi per orang per hari yang dinyatakan dalam kkal per orang per hari. 6. Konsumsi protein adalah sejumlah protein pangan yang dikonsumsi yang dinyatakan dalam gram per orang per hari. 7. Tingkat Konsumsi Energi TKE adalah perbandingan antara jumlah konsumsi energi per orang per hari dengan Angka Kecukupan Energi AKE yang dianjurkan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang dinyatakan dalam . 8. Tingkat Konsumsi Protein TKP adalah perbandingan antara jumlah konsumsi energi per orang per hari dengan Angka Kecukupan Protein AKP yang dianjurkan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang dinyatakan dalam . 9. Pengeluaran pangan terdiri dari padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, bahan minuman, bumbu-bumbuan, konsumsi lainnya, makanan dan minuman jadi, minuman alkohol, tembakau dan sirih yang dinyatakan dalam rupiah per bulan BPS, 2009. 10. Pengeluaran non pangan terdiri dari perumahan, barang dan jasa, biaya pendidikan, biaya kesehatan, pakaian, alas kaki dan tutup kepala, barang tahan lama, pajak dan asuransi, keperluan pesta dan upacara yang dinyatakan dalam rupiah per bulan BPS, 2009. 11. Proporsi pengeluaran pangan adalah perbandingan antara jumlah pengeluaran yang digunakan untuk pangan dengan jumlah total pengeluaran yang dinyatakan dalam . 12. Angka Kecukupan Gizi AKG yang dianjurkan merupakan banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan. Dalam penelitian ini, AKG yang digunakan adalah AKG berdasarkan commit to user 20 umur dan jenis kelamin menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII Tahun 2004. 13. Daftar komposisi bahan makanan adalah daftar yang menyajikan komposisi bahan makanan untuk menghitung besarnya zat gizi dari bahan makanan yang dikonsumsi oleh rumah tangga. 14. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau UU No.7 Tahun 1996. Ketahanan pangan dalam penelitian ini dilihat dari proporsi pengeluaran untuk pangan dan tingkat konsumsi energi rumah tangga. commit to user 21

III. METODE PENELITIAN