Karakteristik Rumah Tangga Responden

commit to user 47

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Rumah Tangga Responden

Karakteristik rumah tangga petani sampel merupakan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar belakang rumah tangga petani sampel yang berkaitan sekaligus berpengaruh terhadap kegiatannya dalam usahatani padi. Petani sampel merupakan petani pemilik penggarap yang mengerjakan sawah dengan sistem pengairan irigasi teknis. Karakteristik yang dikaji merupakan data-data identitas responden dan anggota keluarganya, yang meliputi umur, pendidikan dan jumlah anggota keluarga. Responden pada penelitian ini berjumlah 30 orang, yang merupakan penduduk dari Desa Donomulyo, Desa Wijimulyo dan Desa Kembang Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo. Karakteristik rumah tangga responden dapat dilihat pada Tabel 18 berikut. Tabel 18. Karakteristik Rumah Tangga Responden di Kabupaten Kulon Progo No. Uraian Rata-rata 1. Umur tahun a. suami b. istri 55 50 2. Pendidikan a. Suami - Tidak tamat SD - SD - SMP - SMA - S1 b. Istri - Tidak tamat SD - SD - SMP - SMA - S1 6 15 2 4 2 6 18 1 3 2 3. Jumlah anggota keluarga orang a. laki-laki b. perempuan 2 2 Sumber: Analisis Data Primer commit to user 48 Berdasarkan Tabel 18 di atas dapat diketahui bahwa umur rata-rata suami adalah 55 tahun dan istri 50 tahun. Umur berpengaruh terhadap produktivitas. Semakin bertambahnya umur, produktivitas seseorang akan meningkat, namun akan mengalami penurunan setelah melewati umur produktif. Umur rata-rata petani adalah 55 tahun. Umur tersebut masih dikelompokkan dalam masa produktif, yang berarti petani masih bisa mengerjakan pekerjaan bertaninya dengan maksimal untuk menghasilkan pendapatan guna mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Usia juga berpengaruh terhadap tingkat konsumsi dan kecukupan pangannya. Pendidikan formal berpengaruh terhadap pengetahuan dan wawasan seseorang. Tingkat pendidikan kepala keluarga yang paling banyak adalah tamat SD. Demikian halnya dengan istri, dimana 18 orang tamat SD. Ini berarti tingkat pendidikan petani masih rendah. Rendahnya pendidikan petani dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain keterbatasan biaya, lingkungan dan belum adanya sarana yang memadai pada waktu seharusnya mereka bersekolah. Rumah tangga petani umumnya adalah keluarga dengan pendapatan yang terbatas, sehingga mereka terkadang lebih memilih menyelesaikan pendidikan dasar, untuk kemudian bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya. Tingkat pendidikan akan berpengaruh pada pola pikir responden. Pendidikan formal yang telah ditempuh akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam mengelola usahataninya dan mencukupi kebutuhan rumah tangga baik pangan maupun nonpangan. Namun, seiring berkembangnya jaman, keluarga petani sudah mulai menyekolahkan anak- anaknya dengan harapan anaknya lebih sukses daripada mereka. Hal ini didukung dengan program pemerintah wajib belajar sembilan tahun dengan memberikan biaya gratis untuk sekolah setingkat SD dan SMP. Terkait dengan ketahanan pangan, pendidikan dan pengetahuan ibu rumah tangga berpengaruh terhadap konsumsi anggota rumah tangga. Ibu rumah tangga berperan penting dalam pengambilan keputusan dalam konsumsi pangan, karena umumnya merekalah yang mengurusi masalah dapur dan menyiapkan makanan bagi seluruh anggota rumah tangganya. Apabila commit to user 49 pengetahuan ibu rumah tangga tentang konsumsi pangan dan gizi baik, maka ketercukupan gizi anggota rumah tangganya akan diperhatikan, sehingga dapat memilih bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi rumah tangganya. Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui tingkatan pendidikan formal ibu rumah tangga responden. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu rumah tangga akan mempengaruhi juga tingkat pengetahuan pangan dan gizinya, sehingga semakin tinggi pendidikannya maka semakin tinggi pula kemampuan ibu untuk mengambil keputusan dalam konsumsi rumah tangganya. Rata-rata pendidikan ibu rumah tangga adalah 7 tahun atau setingkat 1 SMP. 18 orang responden ibu rumah tangga atau sebesar 60,00 mengenyam pendidikan setingkat SD, 2 orang responden atau sebesar 6,67 mengenyam pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi dan hanya 6 orang responden atau sebesar 20,00 tidak menempuh pendidikan. Banyaknya ibu rumah tangga yang menempuh pendidikan maka kemampuan ibu rumah tangga dalam mengambil keputusan dalam konsumsi rumah tangganya sudah baik. Anggota rumah tangga terdiri dari kepala rumah tangga, istri, anak dan anggota keluarga lain yang makan dalam satu dapur. Jumlah anggota rumah tangga berpengaruh terhadap pengeluaran dan konsumsi pangan rumah tangga, semakin banyak anggota rumah tangga maka pengeluaran dan konsumsi pangannya juga lebih banyak. Distribusi jumlah anggota keluarga rumah tangga pada 30 responden dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Jumlah Anggota Rumah Tangga Responden di Kabupaten Kulon Progo Jumlah Anggota Rumah Tangga Jumlah Persentase 1 - 2 5 16,67 3 - 4 17 56,67 5 - 6 8 26,67 Total 30 100,00 Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa jumlah anggota rumah tangga responden terbanyak adalah 3 - 4 orang yaitu sebesar 56,67. Anggota keluarga petani responden terdiri dari kepala keluarga, istri dan anak serta beberapa keluarga petani yang tinggal dengan anggota keluarga lain seperti commit to user 50 ayah, ibu, kakak, menantu dan cucu yang makan dalam satu dapur. Kebanyakan anak-anak petani yang telah dewasa tidak tinggal bersama dengan orang tuanya. Mereka biasanya bekerja di luar kota ataupun telah menikah. Banyaknya jumlah anggota rumah tangga akan berpengaruh terhadap besarnya pendapatan rumah tangga. Semakin banyak anggota rumah tangga yang bekerja, maka semakin besar pendapatan rumah tangganya. Besarnya jumlah anggota rumah tangga juga akan berpengaruh terhadap pengeluaran dan kebutuhan pangan rumah tangga. Semakin banyak anggota rumah tangga, maka pengeluaran dan kebutuhan pangannya juga semakin banyak.

B. Pendapatan Rumah Tangga Responden