harganya pun sesuai dengan ukuran masing-masing. Ukuran kecil harganya Rp. 200.000, ukuran sedang harganya Rp. 400.000, dan ukuran besar harganya Rp.
700.000. Sedangkan tempat produksinya adalah masih di kediaman Pak Edi, di mana
tempat memotif, mencanting, dan menembok dibedakan dengan tempat mewarnai, merebus, melorod, dan menjemur. Untuk memotif, mencanting, dan
menembok dilakukan di sebelah kiri rumah, sedangkan untuk kegiatan
mewarnai, merebus, melorod, dan menjemur dilakukan di belakang rumah.
4.1.2. Distribusi Batik Motif Medan
Distribusi ataupun pemasaran Batik Motif Medan adalah masih dengan sistem pemesanan dari para pelanggan dan konsumen. Ketika ditanya apakah sudah ada
pasar khusus tempat pemasaran batik tersebut, beliau mengatakan belum ada. Sejauh ini, batik-batik tersebut dipasarkan masih sesuai dengan permintaan
pelanggan. Adapun kebanyakan konsumen yang memesan adalah dari instansi- instansi dan kantor-kantor, yang ingin menjadikan seragam di instansi mereka.
Instansi-instansi tersebut merupakan instansi-instansi pemerintahan, seperti dari Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, dari Kantor Kecamatan, dan instansi-instansi
lain baik dari kota Medan maupun luar kota Medan. Untuk pemasaran di luar Kota Medan, batik-batik tersebut telah sampai ke
pemerintah kabupaten-kabupaten yang ada di Sumatera Utara. Kabupaten- kabupaten tersebut adalah Kabupaten Karo, Kabupaten Simalungun, Kabupaten
Dairi, bahkan dari Nias. Masing-masing Pemkab tersebut memesan motif batik yang sesuai dengan motif-motif etnis daerah masing-masing. Misalnya pada
Pemkab Karo yang memesan motif Pangeret-eret, Pemkab Simalungun
Universitas Sumatera Utara
memesan motif Rumbak-rumbak, dan Pemkab Dairi memesan motif rumah adat Batak Pakpak. Kabupaten Karo yang merupakan salah satu ikon daerah tujuan
wisata di Sumatera Utara, merupakan kabupaten yang paling banyak memesan batik dari usaha Bapak ini, untuk dijual kembali kepada para wisatawan-
wisatawan yang berkunjung ke kabupaten Karo, khususnya di Berastagi. Adapun motif-motif yang diminati adalah:
- Gorga Simeol-meol, yaitu motif yang berasal dari Toba, - Motif Pelana Kuda Kencana, yaitu motif yang berasal dari Melayu, dan
- Motif Gimbang, yaitu motif yang berasal dari Mandailing. Akan tetapi motif yang paling diminati adalah Gorga Simeol-meol. Kebanyakan
instansi yang memesan batik ke rumah industri ini lebih cenderung memilih motif tersebut. Termasuk juga Pemkab Nias, yang seharusnya bisa memilih
motif dari Nias karena diproduksi juga di industri rumah batik tersebut. Harga batik yang dipasarkan tergantung kepada jenisnya. Harga batik yang
masih berbentuk kain bakal, atau belum menjadi pakaian jadi dihargai Rp. 125.000 hingga Rp. 150.000helai. Sedangkan untuk batik yang sudah jadi
dihargai Rp. 175.000 hingga Rp. 200.000helai. Satu helai bakal kain batik, dijahit untuk dijadikan menjadi sebuah kemeja, sedangkan untuk membuat gaun
dibutuhkan bakal batik yang berukuran 8 meter.
4.1.3 Pembagian Kerja Cooperation Pada Karyawan