Strategi Moral STRATEGI USAHA PADA BATIK MOTIF MEDAN 1. Strategi Produksi

utuh.” ujar Pak Edi sambil menunjuk perbedaan pada sehelai kain batik dengan motif Gorga Simeol-meol. Siasat lain yang dibuat beliau adalah bahwa pada tahun 2012 ini, beliau berencana akan membuat batik untuk kain yang berupa kaos, tetapi hingga sekarang rencana itu belum kesampaian. Tertundanya pembuatan batik dalam bentuk kaos tersebut disebabkan karena orderan-orderan dalam bentuk bakal kain batik masih belum terpenuhi, jadi pembuatan dalam bentuk kaos ditunda dulu pembuatannya setelah diperoleh waktu yang tepat. Rencana pembuatan batik pada baju kaos juga kreasi untuk kemajuan usaha ini, dipaparkan Pak Edi batik yang dibuat dalam bentuk baju kaos tidak keseluruhan kain tersebut yang dibuatkan motif batiknya, akan tetapi bisa saja hanya pada lengan, atau leher pada kaos berkerah.

4.3.2. Strategi Moral

Yang dimaksud dengan dimensi moral dalam ekonomi adalah bahwa nilai-nilai “moral” diletakkan di atas pertimbangan ekonomi di dalam setiap pengambilan keputusan untuk menjalankan usaha. Nilai-nilai “moral” berfungsi mempererat hubungan sosial dengan pihak lain. Ahimsa-putra, 2003:127 Demikian juga dalam membentuk jaringan dan perhatian terhadap relasi-relasi baik itu dalam pengembangan pemasaran maupun dalam hal pemberian ilmu dalam membatik yang dilakukan. Dikatakan Pak Edi, beliau melakukan kerja sama dengan seorang designer dalam keterlibatan pada acara peragaaan busana yang dilakukan pada tanggal 30 Maret di Cambridge, Jl. S.Parman, Medan. Dipaparkan beliau, dalam event peragaan busana itu, batik motif Medan adalah salah satu jenis pakaian yang dipamerkan oleh model dalam bentuk gaun. Gaun tersebut dirancang oleh Universitas Sumatera Utara designer yang menjadi relasi Pak Edi, serta model yang memperagakan juga dipersiapkan oleh designer tersebut. Sedangkan kain batiknya dipersiapkan oleh Pak Edi. Diharapkan dengan rajin mengikuti acara-acara seperti itu, Batik Motif Medan menjadi lebih memasyarakat dan meningkat permintaannya. Dalam hal membentuk dan menjalin hubungan dengan relasi lainnya, dalam bentuk pemberian ilmu tentang membatik, Pak Edi juga melakukan suatu sistem yang dinilai memberikan keuntungan secara resiprositas atau saling memberi manfaat. Orang yang belajar membatik di tempat beliau tidak perlu membayar uang jasa pelatihan, akan tetapi cukup dengan membayar bahan-bahan yang dipakainya. Singkatnya peserta yang berlatih di sana mengganti bahan yang telah dipakainya dengan uang. Sementara mengenai uang jasa belajar membatik terhadap Pak Edi tidak usah dibayar. Hal serupa juga diberlakukan beliau pada sebuah sekolah dasar yang bertaraf internasional di kota Medan, yang meminta beliau untuk melakukan pembelajaran membuat batik terhadap siswa-siswa di sekolah itu. Pihak sekolah hanya membayar uang bahan-bahan yang didatangkan Pak Edi dari Jawa. “ ini lagi ada juga permintaan dari SD internasional itu,, yang di Jl. Cipto, Bapak gak meminta uang sebagai upah melatihnya, tapi pihak sekolah cukup beli bahan dari kita aja. Kita jual bahan aja sama mereka, palingan uang transportasi Bapak aja dikasih kesana, tapi lebih sering pihak sekolah yang jemput Bapak ke rumah, soalnya kan harus bawa bahan-bahan banyak dan perlengkapannya, jadi butuh mobil bawanya. Di sana, belajar membatiknya Bapak ajarkan kepada siswa SD itu. Orang itu belajar membatik juga,” papar beliau. Universitas Sumatera Utara Bentuk kerja sama yang dijalin oleh Bapak Edi Gunawan 42 tahun dengan pihak sekolah termasuk ke dalam strategi moral. Biaya yang dibayarkan kepada Pak Edi sebagai bentuk bayaran akan ilmu membatik yang diberikan Pak Edi terhadap siswa-siswi, digantikan pihak sekolah terhadap bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan selama belajar membatik. Biaya bahan serta alat-alat itu dibayarkan kepada Pak Edi, kemudian beliau yang mendatangkan dari Jawa. Di samping itu, biaya transportasi Pak Edi menuju sekolah juga dibayarkan oleh pihak sekolah, kadang beliau dijemput dengan mobil sekalian mengangkut bahan dan alat belajar membatik. Strategi yang berbasiskan moral yang biasanya banyak didapati pada golongan masyarakat tradisional ternyata masih tetap berlaku hingga sekarang sebagai siasat bagi perekonomian. Hal tersebut tampak pada beberapa hal yang dilakukan oleh Pak Edi 42 tahun. Dari strategi tersebut tampak dan dapat dikatakan bahwa tidak selamanya yang berbaukan materi yang digunakan dalam pengembangan usaha dan bisnis, akan tetapi juga moralitas dan siasat dalam tindakan. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP

5.1. KESIMPULAN