Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Beragamnya etnis yang mendiami Indonesia serta traditional knowledge pengetahuan tradisional yang dimiliki masyarakatnya, membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kaya akan kebudayaan-kebudayaan yang dikenal sampai ke berbagai negara di dunia. Pengetahuan tradisional diartikan sebagai pengetahuan yang dimiliki atau dikuasai dan digunakan oleh suatu komunitas, masyarakat atau suku bangsa tertentu yang bersifat turun temurun dan terus berkembang sesuai dengan perubahan lingkungan Sardjono, 2006: 1 1 Indonesia sebagai negara kepulauan memang dikenal dengan keberagaman akan suku-suku, agama, tradisi, serta pengetahuan tradisional yang tentunya berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan-perbedaan itu menjadi ciri khas dan keunikan tiap-tiap suku dan masyarakat yang memilikinya. Salah satu yang termasuk ke dalam traditional knowledge tersebut adalah batik. Batik adalah cerminan atau pencitraan bangsa Indonesia. Sebagian besar bahkan hampir seluruh masyarakat Indonesia tentunya tahu dan mengenal batik. Merujuk kepada pengertian yang sederhana menurut masyarakat awam, batik . Konsep traditional knowledge dapat diterapkan pada bidang pertanian, ilmu pengetahuan, teknologi, ekologi, pengobatan, dan termasuk cerita rakyat, nama, indikasi geografis, simbol, dan kekayaan tradisional yang bergerak. Purba dkk, 2005 : 36 1 http:sasmini.staff.uns.ac.id20090724traditional-knowledge-dan-upaya-perlindungannya- di-indonesia diakses tanggal 22 Februari 2012 Universitas Sumatera Utara adalah sehelai pakaian yang bergambarkan motif-motif khas, cenderung berwarna cokelat, dan sering dipakai dalam acara-acara semi-resmi dan acara resmi, maupun ke acara-acara kebesaran atau adat. Zaman dahulu batik hanya digunakan oleh kalangan masyarakat keraton di Jawa. Akan tetapi sekarang batik telah digunakan hampir semua kalangan di Indonesia, apalagi setelah disahkannya batik oleh UNESCO sebagai world intangible heritage warisan budaya tak benda pada tanggal 2 Oktober 2009 yang lalu, menjadikan pemakaian batik saat ini mengalami peningkatan yang menunjukkan adanya kesadaran dan kebanggaan masyarakat akan salah satu warisan budaya tersebut. Kebijakan yang diterapkan pada instansi-instansi pemerintahan, instansi pendidikan, serta kantor-kantor mayoritas telah mengharuskan setiap hari Jumat sebagai hari pemakaian batik sewaktu jam kerja terhadap seluruh karyawan. Meningkatnya penggunaan batik, membawa dampak positif bagi kelestarian salah satu produk kekayaan intelektual masyarakat Indonesia, serta dapat memberikan sumbangan bagi kreatifitas masyarakat yang memproduksi batik untuk melakukan kreasi, kombinasi, serta modifikasi bagi produk batik yang diciptakan, yang nantinya berdampak baik bagi ekonomi masyarakat. Batik kononnya dikenal berasal dari Jawa khususnya kota Solo, sekarang hampir seluruh bagian Indonesia telah memiliki batik dari daerah masing-masing, yang tentunya dengan motif yang berbeda-beda. Batik berkembang mulai dari Solo, Tegal, Pekalongan, Banyumas, Kudus, Ciamis, Cirebon, Tasikmalaya, hingga daerah-daerah luar Jawa juga memiliki batik daerah masing-masing. Dari 26 kabupaten dan kota yang ada di Jawa Barat, 24 diantaranya telah menciptakan motif batik khas daerahnya masing-masing. Universitas Sumatera Utara Namun ada 2 kota yang saat ini belum punya batik khas sendiri, yaitu Kota Bekasi, dan Kota Depok 2 Berdasarkan tiga wujud kebudayaan yang ada, batik adalah wujud artefak dari kebudayaan, yang termasuk ke dalam unsur kesenian. Sebab batik adalah sebuah karya seni yang menjadi milik masyarakat Indonesia yang berasal dari pikiran masyarakat Indonesia. Di samping itu sebagai produk kebudayaan, batik dapat dijadikan sebagai komoditi dalam perekonomian, termasuk ke dalam ekonomi di zaman sekarang, yaitu ekonomi kreatif. Dimana dalam ekonomi tersebut, batik dijadikan sebagai produk komodifikasi . Propinsi Sumatera Utara sendiri, yang dikenal dengan kain ulosnya juga telah memiliki batik yang motifnya adalah motif dan gambar- gambar khas dari etnis-etnis yang mendiami Sumatera Utara, yang dikenal dengan Batik Motif Medan. 3 2 . Peran budaya tidak pernah lepas dari hampir seluruh aspek-aspek yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk juga dalam perkembangan ekonomi kreatif ini. Menurut Rukmawati Fariani, 2009 : 8, aspek seni budaya adalah salah satu substansi dominan supaya satu sektor itu dapat dikatakan kreatif. Seni budaya dianggap sebagai pemberi nilai tambah, di samping peran kreatifitas sumber daya yang merupakan intensitas yang dibutuhkan. Kedua hal tersebut, seni budaya dan ekonomi dalam konteks ini, ekonomi kreatif saling memberikan keuntungan secara resiprositas. http:bandung.detik.com, diakses tanggal 22 Februari 2012 3 Komodifikasi berarti transformasi hubungan, sebelumnya bersih dari perdagangan, menjadi hubungan komersial, hubungan pertukaran, membeli dan menjual. Komodifikasi sebetulnya adalah istilah yang baru muncul ke percaturan pada tahun 1977, tetapi mengungkapkan konsep fundamental untuk memahami Marx tentang cara kapitalisme berkembang. http:thetravelermind.blogspot.com201112komodifikasi-kebudayaan-oleh- pariwisata.html, diakses tanggal 22 Februari 2012 Universitas Sumatera Utara Ekonomi kreatif telah memperoleh perhatian besar dari pemerintah Republik Indonesia, dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 pada tanggal 5 Agustus 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Instruksi tersebut telah pada tahap perealisasian, terbukti dengan adanya kemudahan-kemudahan akan pinjaman modal seperti Kredit Usaha Kecil, Kredit Usaha Menengah dengan bunga yang rendah terhadap masyarakat yang akan menjalankan industri kreatif, serta pemetaan Departemen Perdagangan RI atas Kontribusi Ekonomi Industri Kreatif yang menunjukkan perkembangan yang lebih pesat pada tahun 2006. Perhatian lebih ditingkatkan lagi oleh pemerintah, dengan diangkatnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu. Di samping itu, pihak lain seperti pihak akademisi juga telah memberikan sumbangan dan perhatian bagi mereka yang ingin menjalankan industri kreatif misalnya dengan membentuk inkubator, yaitu klinik konsultasi bisnis dan UKM yang tentunya berdampak positif bagi enterpreneur kreatif. Supangkat, dkk : 3 Peranan ekonomi kreatif pada perekonomian yang penuh persaingan saat ini sangat signifikan dan memberikan kontribusi yang lumayan besar. Dapat kita lihat misalnya pada hal ekspor, sektor industri kreatif merupakan penyumbang kontribusi terbesar ke-4 dengan nilai ekspor tahun 2006 sebesar 81,43 triliun rupiah setelah ekspor komoditi: 1 fuel and lubricants bahan bakar dan pelumas sebesar 245,98 triliun rupiah 2 machine and transportation equipments mesin dan peralatan transportasi sebesar 127,36 triliun rupiah 3 misc manufacturing and articles barang industri dan artikel sebesar 103 triliun rupiah. Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025, 2008:1. DKI Jakarta misalnya, mengklasifikasikan bagian-bagian dari industri kreatif, Universitas Sumatera Utara yang industri batik termasuk di dalamnya, yang dianggap mampu memberikan kontribusi bagi pemerataan ekonomi Fariani, 2009:100. Dalam tulisan ini, peneliti akan mengkaji tentang salah satu hasil karya manusia yang diinterpretasikan dari ide dan pengetahuan masyarakat Indonesia, yaitu batik-khususnya Batik Motif Medan dari sudut pandang sistem mata pencaharian hidup, yaitu menghubungkannya dengan ekonomi kreatif, dalam konteks Batik Motif Medan merupakan inovasi dan kreasi dari perkembangan batik di Indonesia. Batik Motif Medan yang merupakan salah satu jenis industri kecil yang berdiri sendiri dengan dorongan jiwa wirausaha, maka akan dikaji juga mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi lahirnya keinginan untuk mendirikan unit usaha dalam skala kecil atau berwirausaha. Faktor-faktor tersebut dikaji berdasarkan faktor sosial budaya. Bagan penelitian +

1.2. Rumusan Masalah