Tujuan dan Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

tersebut dijadikan peneliti sebagai tempat dilakukannya penelitian sesuai dengan kebutuhan akan data yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini. Pada tempat penelitian yang pertama, yaitu LKP Saudur Sadalanan yang juga merupakan Rumah Batik Motif Sumatera Utara, peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh data akan asal-usul dan perkembangan adanya Batik Motif Medan, karena rumah batik ini adalah rumah batik pertama yang berdiri di Medan, yang kemudian membuka cabang dan menjadikan namanya Batik Motif Sumatera Utara. Namun peneliti tidak hanya meneliti sebatas asal- usul saja di tempat penelitian yang pertama ini, juga dikaji sedikit tentang kegiatan produksi dan distribusi batik serta sekilas tentang pelatihan yang dilaksanakan di Lembaga Keterampilan Pelatihan Saudur Sadalanan. Kemudian untuk data yang dibutuhkan pada rumusan masalah selanjutnya peneliti ambil dari rumah produksi Batik Motif Medan, yaitu mengenai kegiatan produksi, distribusi secara lengkap serta strategi yang dilakukan pengusaha untuk keberlangsungan usahanya.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Batik Motif Medan sebagai suatu kreasi budaya dengan perekonomian khususnya ekonomi kreatif bagi masyarakat Medan yang menggeluti kerajinan ini, yang tentunya ditinjau dari sudut pandang antropologi, termasuk dari sudut pandang antropologi ekonomi dengan paradigma actor oriented berorientasi terhadap perilaku pelaku. Di samping itu, penelitian ini juga akan mengkaji faktor-faktor apa yang mendorong para pelaku usaha untuk berwirausaha bagi masyarakat yang menjadi objek penelitian ini. Serta mengkaji tentang implementasi dan pengaruh Universitas Sumatera Utara adanya sistem ekonomi yang saat ini sedang hangat dibicarakan, yaitu ekonomi atau industri kreatif, di mana sistem itu sedang digalakkan oleh pemerintah terhadap masyarakat yang menggeluti sektor ekonomi kreatif, pada penelitian ini khususnya mengenai Batik Motif Medan, karena usaha produksi Batik Motif Medan merupakan salah satu hasil kreativitas masyarakat dalam bidang perekonomian yang termasuk ke dalam salah satu sub-sektor industri kreatif di Indonesia, yaitu sektor kerajinan. Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi kalangan akademis antropologi dan kalangan masyarakat yang berguna bagi pengetahuan mengenai batik dan perkembangannya, khususnya di kota Medan apalagi Batik Motif Medan belum sepenuhnya dikenali oleh masyarakat, lain kata masih sebagian masyarakat tahu tentang adanya Batik Motif Medan. Manfaat yang juga dianggap penting adalah mempromosikan dan memberitahukan kepada masyarakat bahwa Medan memiliki batik sendiri yang motifnya tidak kalah bagus dengan batik yang berasal dari Jawa. Dengan adanya pengetahuan masyarakat tentang keberadaan Batik Motif Medan, diharapkan peminat dan pemakai batik ini semakin bertambah yang nantinya akan berguna bagi pencitraan kota Medan dan nilai tambah terhadap perekonomian masyarakat kota Medan di bidang industri ini.

1.5. Tinjauan Pustaka

Semua unsur-unsur kebudayaan tercakup di dalam tiga wujud kebudayaan. Karena masing-masing unsur-unsur kebudayaan tersebut memiliki wujudnya baik itu sebagai sistem ide atau sistem budaya, sebagai sistem sosial, dan sebagai artefak. Sistem mata pencaharian atau yang lebih dikenal dengan sistem ekonomi misalnya, dapat diperinci lagi berdasarkan tiga wujud Universitas Sumatera Utara kebudayaan. Sistem ekonomi mempunyai wujudnya sebagai sistem budaya yang disebut dengan adatnya; wujudnya sebagai sistem sosialnya yang disebut dengan aktivitas sosialnya; dan wujud artefaknya berupa berbagai peralatan yang tentunya merupakan benda-benda kebudayaan. Koentjaraningrat, 2002: 207 Menurut Kahn, kebudayaan sebaiknya dipandang sebagai produk dari proses-proses budaya sebelumnya dan sebagai sesuatu yang terbuka bagi segala reinterpretasi dan gagasan-gagasan baru serta ausnya komponen-komponen lama Maunati, 2004:25. Budaya-budaya baru yang muncul dan yang akan muncul nantinya, baik itu dalam bentuk suatu sistem nilai maupun dalam bentuk karya, merupakan bagian dari history kebudayaan yang telah ada sebelumnya. Kluckohn Suparlan, 1993 : 107 menyebutkan bahwa perubahan- perubahan kebudayaan disebabkan oleh keadaan ekonomi dan fisik, tetapi sebagian besar ekonomi sendiri merupakan hasil kebudayaan. Dan manusialah yang mengubah kebudayaan mereka-mereka telah bertindak sebagai alat proses kebudayaan di mana mereka umumnya tidak menyadarinya. Adanya pembentukan budaya baru, kadang terjadi secara tidak disadari oleh masyarakat yang memiliki kebudayaan itu. Adanya aspek-aspek lain yang mendukung terjadinya pembaharuan kebudayaan tersebut, misalnya aspek ekonomi, aspek teknologi, dan peradaban zaman yang menjadikan manusia menjadi lebih dinamis dalam mengembangkan pengetahuan dalam rangka survive. Seperti halnya pada perkembangan batik yang ada di Indonesia, yang sekarang telah berkembang ke daerah-daerah lain di Indonesia. Batik sekarang sudah mengalami perkembangan yang sangat membanggakan, hampir seluruh golongan masyarakat telah menggunakan batik. Universitas Sumatera Utara Batik berasal dari bahasa Jawa yaitu,”ba” yang berarti malam atau lilin, dan “tik” yang berarti titik. Jadi secara harfiah, batik adalah kain yang diberi gambar dengan menggunakan malam sebagai bahannya dan sebagian menggunakan titik-titik. Dalam perkembangannya, batik kemudian menjadi batik yang berupa garis, baik garis lurus, maupun lengkungan. Menurut cara pembuatannya, batik terbagi menjadi dua yaitu, batik tulis dan batik cap. Adapun batik yang dihasilkan dengan menge-print atau mencetak motifnya melalui komputer-yang dikenal dengan batik print, tidak dinilai sebagai batik. Sebab batik itu dinilai dari proses pembuatannya, dan seninya lebih nampak pada batik yang ditulis, itu sebabnya batik tulis lebih mahal harganya dibandingkan dengan batik cap maupun batik yang di-print. Widyosiswoyo, 2008: 90 Hamsuri Widyosiswoyo, 2008: 93, menyebutkan ada tujuh motif batik yang masing-masing batik masih memiliki jenis-jenis yang berbeda-beda. Motif –motif tersebut adalah sebagai berikut: a. Motif Parang, memiliki 20 jenis motif, diantaranya yang terkenal adalah gondosuli dan parang rusak. b. Motif Geometri, memiliki 42 jenis, yang terkenal diantaranya adalah kanigara, kawung, kembang manggar, sekar kacang, dan sriwedari. c. Motif Banji, memiliki tiga jenis yaitu banji, banji bengkok,banji guling. d. Motif Tumbuh-tumbuhan Menjalar, memiliki 40 jenis , diantaranya yang terkenal adalah anggur, lung gadung, pisang bali, semen lombok, semen yogya. e. Motif Tumbuhan Air, memiliki 40 jenis, yang diantaranya adalah ganggong garut, ganggong lerep, ganggong rante. Universitas Sumatera Utara f. Motif Bunga, memiliki 23 jenis diantaranya adalah cakrakusuma, cempaka mekar, ceplok onde-onde. g. Motif Satwa, memiliki 64 jenis , yang diantaranya adalah ayam puger, endas maling, gringsing, peksi garuda, peksi sikatan, supit. Motif-motif yang disebutkan di atas adalah motif-motif klasik. Akan tetapi motif batik tidak terhenti hanya pada motif tersebut, namun terus adanya penciptaan-penciptaan sampai sekarang, dimana motif-motif yang muncul sesuai dengan perkembangan zaman dan selera masyarakat. Batik Motif Medan sendiri memiliki berbagai motif-motif yang tidak kalah menarik dan bagus dari batik yang berasal dari Jawa. Beragamnya motif dan desain kain yang bisa dibuat dalam batik membuat pengrajin Batik Motif Medan terus membuat inovasi dan modifikasi dalam batik tulis dan batik capnya. Hal ini dilakukan agar konsumen bisa lebih ringan memakainya menjadi pakaian semi resmi atau resmi. Tidak jarang pemakai batik dengan motif adat agak sungkan jika lintas etnis. Oleh karena itu pengrajin berusaha untuk membuat batik dengan motif yang lebih ringan dan memodifikasinya dengan motif-motif yang lebih sederhana, tetapi juga bernilai seni di mata masyarakat. Dalam konteks munculnya Batik Motif Medan, telah terjadi proses budaya-kreatif-ekonomi dan terjadi beberapa proses sosial lainnya, seperti pembaruan inovasi, culture contact, dan modifikasi. Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal, pengaturan baru dari dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk- produk yang baru. Dengan demikian, inovasi itu mengenai pembaruan Universitas Sumatera Utara kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi. Koentjaraningrat, 2002 : 256 Kluckhohn Toerdin, 2002 : 87 menyebutkan ada empat konteks kehidupan-yang pada setiap konteksnya dapat berlaku perubahan sistem nilai, salah satunya adalah kehidupan ekonomi. Kehidupan ekonomi tidaklah bersifat statis, akan tetapi mengalami perkembangan-perkembangan ke arah yang dianggap manusia bisa mendukung ke arah keberlanjutan hidup. Secara umum, sejarah perkembangan peradaban ekonomi dapat dibedakan menjadi empat zaman: 1 Zaman Pertanian; 2 Zaman Industri; 3 Zaman Informasi; 4 Zaman Konseptual atau pengetahuan. Kita telah melewati zaman pertanian, zaman industri dan zaman informasi. Peradaban ekonomi sekarang ini masuk pada jaman konseptual dimana pada jaman ini yang dibutuhkanadalah para kreator. http:www.indonesiakreatif.netindex.phpidpagereadlatar-belakang- indonesia-kreatif Menurut Howkins, sebagai bagian yang bersinggungan dan sebagian termasuk dalam perekonomian berbasis pengetahuan adalah perekonomianperindustrian berbasis kreativitas creative economy industry, dimana kreativitas, inovasi, dan kekayaan intelektual dianggap sebagai salah satu motor penggerak perekonomian yang paling kuat. Supangkat, dkk : 99 Kemampuan untuk mewujudkan kreativitas yang diramu dengan sense atau nilai seni, teknologi, pengetahuan dan budaya menjadi modal dasar untuk menghadapi persaingan ekonomi, sehingga muncullah ekonomi kreatif sebagai alternatif pembangunan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Universitas Sumatera Utara http:www.indonesiakreatif.netindex.phpidpagereadlatar-belakang- ekonomi-kreatif Ekonomi kreatif termasuk ke dalam ekonomi kerakyatan. Pada perkembangan zaman ekonomi yang kita alami sekarang ini dikenal dengan istilah sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang mengikutertakan seluruh lapisan masyarakat ke dalam proses pembangunan. Dalam sistem ekonomi kerakyatan ada istilah yang disebut dengan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat adalah ekonomi pribumi people’s economy is indigenous economy, bukan aktivitas perekonomian yang berasal dari luar aktivitas masyarakat external economy. Jadi yang dimaksud dengan ekonomi rakyat adalah perekonomian atau perkembangan ekonomi kelompok masyarakat yang berkembang relatif lambat, sesuai dengan kondisi yang melekat pada kelompok masyarakat tertentu. Pelaku dari ekonomi rakyat tersebut adalah diwakili oleh koperasi dan UKM. Zulkarnain, 2003: 10 Industri kreatif merupakan sub-sektor dari ekonomi kreatif. Industri kreatif adalah “those industries which have their origin in individual creativity, skill and talent in which have a potential in wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property”. Dimana industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Studi Kreatif Indonesia 2007 : 33 Dampak positif dari adanya industri kreatif, industri batik khususnya terhadap kebudayaan adalah memunculkan identitas sebagai warisan budaya, serta menjaga nilai dan kebermaknaan. Produk budaya menjadi kontributor Universitas Sumatera Utara pengembangan ekonomi, karena apresiasi industri kreatif biasanya berakar pada menjadi salah satu ciri khas tersendiri, dan biasanya masyarakat menyukai produk yang berbaukan seni budaya atau berbahan etnik. Industri batik masuk ke dalam kerajinan-yang merupakan sub-sektor 4 Lebih lanjut dikatakan mengenai cirinya, sistem ekonomi menurut Dalton Sairin dkk, 2002 : 116 memiliki ciri yang sama, yaitu adanya organisasi yang terstruktur beserta aturan-aturannya yang menjamin tersedianya benda material dan jasa secara terus-menerus. Ciri kedua adalah, setiap sistem ekonomi selalu ditandai oleh adanya mekanisme ekonomi, seperti uang, dan ciri ketiga oleh adanya kerjasama antara individu dan penggunaan teknologi. Ketiga ciri tersebut dari industri kreatif yang sedang populer saat ini. Penelitian yang akan diteliti ini berhubungan dengan kajian antropologi ekonomi. Antropologi ekonomi adalah salah sebuah bidang kajian dalam antropologi sosial-budaya yang memusatkan studi pada gejala ekonomi dalam kehidupan masyarakat manusia. Menurut Dalton, antropologi ekonomi dengan ilmu ekonomi memiliki perbedaan yang besar, yaitu pada ilmu ekonomi yang lebih membahas tentang ekonomi pasar dan masalah pertukaran yang menggunakan mekanisme uang, sebaliknya antropologi ekonomi lebih ke pembahasan mengenai variabel-variabel sosial budaya dalam menganalisis permasalahan ekonomi. Sairin, dkk 2002 : 40 4 14 subsektor industri kreatif diidentifikasi sebagai industri kreatif, yakni: arsitektur, periklanan, barang seni lukisan, patung, kerajinan, desain, modefesyen, musik, permainan interaktif, seni pertunjukan, penerbitan-percetakan, layanan komputer dan piranti lunak software, radio dan televisi, riset dan pengembangan, serta film, video dan fotografi. Universitas Sumatera Utara dijumpai baik itu dalam sistem ekonomi modern dan dalam sistem ekonomi masyarakat peasant atau primitif. Membangun suatu usaha dalam perekonomian tidak lepas dari jiwa enterpreneur 5 Dalam sistem Weber dan Parsons, unsur utamanya adalah nilai-nilai budaya, harapan-harapan akan peranan, dan sanksi-sanksi sosial. Para enterpreneur tidak dilihat sebagai individu-individu yang menyimpang atau yang supernormal, tetapi lebih merupakan modal personality-yang dibentuk dengan praktek-praktek pengasuhan anak-anak yang berlaku dan sistem sekolah yang umum bagi kebudayaan tersebut. atau wirausaha. Termasuk juga dalam hal industri kreatif rumah Batik Motif Medan ini. Ada banyak teori-teori ilmu non-ekonomi yang mengkaji tentang enterpreneurship, yang membahas faktor-faktor non-ekonomi apa yang melatarbelakangi keinginan dan kesuksesan dalam berwirausaha. Baik itu dari segi sosial-budaya, struktur masyarakat, masalah status, dan nilai-nilai kehidupan dari berbagai suku bangsa dan golongan. 6 Sedangkan dalam sistem Durkheim dan Levi Strauss, yang dikemukakan oleh Frank Young. Teori Young adalah teori tentang perubahan tentang berdasarkan pada penyatuan dari sub kelompok reaktif dari masyarakat, yaitu suatu kelompok yang mengalami pengakuan status yang rendah serta tidak mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam jaringan sosial yang penting, dan kelompok itu mempunyai suatu lapangan sumber-sumber institusional yang lebih besar 5 Jean Baptiste Say menggambarkan fungsi enterpreneur dalam arti yang lebih luas, menekankan pada fungsi penggabungan daripada faktor-faktor produksi dan perlengkapan manajemen yang kontinu, dan selain itu, juga sebagai penanggung resiko. Enterpreneur menurut ahli Antropologi, Frederick Barth adalah sebagai seorang yang berkonsentrasi terhadap peningkatan suatu nilai, yaitu keuntungan, lebih berpengalaman dan berspekulatif, serta berkeinginan untuk menanggung resiko. 6 Meutia F. Swasono, “ Berburu Binatang Heffalump”, dalam Berita Antropologi, Jakarta, TH. VII No. 23 SEPTEMBER 1975, hal. 14. Universitas Sumatera Utara daripada kelompok-kelompok yang lainnya dalam masyarakat yang mempunyai tingkatan sistem yang sama. 7 Teori Frank Young yang dikemukakan di atas sesuai dengan gambaran- gambaran enterpreneur-enterpreneur non-pribumi Indonesia dari golongan Cina. Sedangkan untuk menggambarkan enterpreneur-enterpreneur pribumi Indonesia, seperti suku Batak dan Minangkabau, lebih cenderung kepada konsepsi dalam teori F. Barth, yang menyebutkan bahwa seseorang itu berwirausaha untuk berkonsentrasi terhadap peningkatan suatu nilai, yaitu keuntungan, lebih berpengalaman dan berspekulatif, serta berkeinginan untuk menanggung risiko. 8

1.6. Metode Penelitian