Medan sejak dahulu, dan penjelasan singkat mengenai kota Medan untuk memperjelas keberadaan lokasi penelitian.
2.1.2. Kelurahan Tembung
Berdasarkan data dari kantor Kelurahan Tembung, Kelurahan Tembung merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan
dengan luas wilayah ± 64 Ha dengan jumlah penduduk ± 13.250 jiwa. Kelurahan Tembung mempunyai enam lingkungan dengan kepala lingkungan masing-
masing. Adapun batas-batas Kelurahan Tembung adalah sebagai berikut: Sebelah utara berbatas dengan
: Desa Medan Estate Sebelah selatan berbatas dengan
: Kelurahan Bantan Sebelah timur berbatas dengan
: Desa Tembung Sebelah barat berbatas dengan
: Kelurahan Bandar Selamat
2.1.3. Komposisi Penduduk
Kelurahan Tembung termasuk ke dalam kelurahan yang lumayan padat penduduk. Menurut data dari Kelurahan Tembung, jumlah penduduk menurut
pendataan terakhir pada tahun 2011 adalah berjumlah 13.715 jiwa. Jumlah tersebut merupakan mengalami peningkatan dari pendataan dari tahun
sebelumnya yang hanya berjumlah 13.510 jiwa. Jumlah keluarga di Kelurahan tersebut adalah 1836 kepala keluarga. Dapat kita lihat sepanjang pemukiman
yang ada di daerah Kelurahan Tembung, bahwa kelurahan tersebut adalah kelurahan yang sibuk dengan aktivitas. Penulis melihat kendaraan berupa truk-
truk besar lalu-lalang di jalan utamanya, yaitu Jl. Letda Sujono. Sepanjang jalan tersebut terdapat gang-gang yang merupakan bagian lingkungan Kelurahan
Universitas Sumatera Utara
Tembung di mana terdapat rumah-rumah penduduk. Secara pribadi ketika datang ke tempat tersebut, penulis melihat sepertinya penduduk yang banyak
menghuni Tembung adalah dari etnis Mandailing.
TABEL 1 JUMLAH PENDUDUK
Jumlah Laki-laki
Perempuan Jumlah
keseluruhan
Jumlah penduduk tahun 2011 6.820 orang 6.895 orang
13.715 orang Jumlah penduduk tahun 2010 6.720 orang
6.790 orang 13.510 orang
Sumber: Kantor Kelurahan Tembung 2012
2.1.4. Ekonomi dan Mata Pencaharian Penduduk
Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kelurahan, kemudian dianalisis oleh penulis dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk di
kelurahan ini bermata pencaharian di sektor Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga. Kesimpulan tersebut diperoleh dari sepuluh sektor mata pencaharian
yang tertera pada data kantor kelurahan, bahwa sektor Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga adalah sektor yang paling banyak jumlahnya,
kemudian disusul oleh sektor Industri Menengah dan Besar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penduduk di kelurahan tersebut memiliki pekerjaan
yang berasal dari kreatifitas. Asumsi-asumsi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini
TABEL 2 STRUKTUR MATA PENCAHARIAN MENURUT SEKTOR
No. Sektor
Jumlah
1. Pertanian
-
2. Perkebunan
-
3. Peternakan
-
4. Perikanan
-
5. Kehutanan
-
6. Pertambangan dan Bahan Galian C
- 7.
Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga 406 orang 8.
Industri Menengah dan Besar 240 orang
9. Perdagangan
-
10. Jasa
40 orang Sumber: Kantor Kelurahan Tembung 2012
2.1.5. Tingkat Pendidikan Penduduk
Struktur sosial yang cukup menonjol di samping mata pencaharian adalah tingkat pendidikan masyarakat. Berdasarkan tabel data dari kelurahan, tingkat
pendidikan di kelurahan ini masih tergolong sangat rendah. Tingkat pendidikan
Universitas Sumatera Utara
masih didominasi oleh tamatan SD, kemudian disusul oleh jumlah penduduk yang tidak tamat SD. Suatu fenomena yang sangat disayangkan melihat bahwa
di daerah tersebut dekat ke inti kota dan di daerah tersebut masih banyak lembaga-lembaga pendidikan, mulai dari perguruan tinggi hingga sekolah dasar.
TABEL 3 TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK
Pendidikan Jumlah
Penduduk buta aksara dan huruf latin -
Penduduk usia 3-6 tahun yang masuk TK dan kelompok bermain 100 orang Anak dan penduduk cacat fisik dan mental
- Penduduk sedang SDsederajat
- Penduduk tamat SDsederajat
2.884 orang Penduduk tidak tamat SDsederajat
2.100 orang Penduduk sedang SLTPsederajat
1.561 orang Penduduk tamat SLTPsederajat
1.472 orang Penduduk sedang SLTAsederajat
1.326 orang Penduduk tidak tamat SLTPsederajat
1.200 orang Penduduk tamat SLTAsederajat
1.276 orang Sumber: Kantor Kelurahan Tembung 2012
2.2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BATIK
2.2.1. Sejarah Dan Perkembangan Batik Di Indonesia
Hingga saat ini kepastian tentang asal mula batik masih menimbulkan perdebatan. Ada pihak yang mengatakan bahwa batik memang berasal dari
Indonesia, namun ada juga yang mengatakan bahwa batik berasal dari luar Indonesia, dimana seni batik itu dikenalkan kepada nenek moyang bangsa
Indonesia oleh para pendatang yang datang berdagang ke Indonesia. Adapun pendapat tersebut didukung dengan adanya pernyataan bahwa batik berasal dari
Mesir dan Persia. Menurut Endik, itulah sebabnya cara pembuatan dan penghiasan batik tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga ada di Thailand,
India, Jepang, Srilanka, dan Malaysia. Purba dkk, 2005 : 46
Universitas Sumatera Utara