Produksi Batik Motif Medan

Ekonomi adalah cara pemenuhan kebutuhanpemeliharaan kebutuhan fisikbiologis, serta sosial budaya yang dilakukan melalui: - eksploitasipemanfaatan secara maksimal sumber daya alam dengan penerapan tekhnik lokal ataupun modern - pembagiankerja sama cooperation Dalam bab ini juga akan dibahas mengenai actor oriented orientasi terhadap pelaku, yaitu pengusaha dan karyawan di industri batik ini. Actor oriented dapat dilihat pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan termasuk pembagian kerja cooperation pada pelaku-pelaku yang terlibat di industri batik tersebut, serta pada setiap bagian-bagian kegiatan yang mencakup kepada kegiatan produksi, pemasaran, serta konsumsi. Di samping itu, salah satu yang termasuk ke dalam actor oriented adalah persfektif pelaku usaha dalam membuat siasat serta strategi usaha mikro. Sebagai suatu industri kecil dengan unit-unit ekonomi serta administrasi yang masih sederhana, kegiatan perekonomian di dalamnya juga masih terbilang dalam kegiatan yang sederhana juga.

4.1.1. Produksi Batik Motif Medan

Dalam memproduksi suatu barang, hal yang paling dibutuhkan adalah modal. Modal merupakan dasar utama dalam menjalankan suatu usaha secara ekonomis. Dalam memulai usahanya, menurut Pak Edi Gunawan modal dalam memproduksi batik selama ini merupakan modal sendiri, tidak ada bantuan dari pihak lain. Industri batik miliknya hingga sekarang masih bisa berproduksi hanya dengan menggunakan modal miliknya sendiri yang dikelola secara maksimal. Universitas Sumatera Utara Batik yang diproduksi per-bulan sebanyak 300 helai, dan itu merupakan target per bulan dan keharusan yang harus dipenuhi setiap bulannya. Karena ada kemungkinan pesanan yang tidak terpenuhi, jadi kekurangannya diambil dari sisa stok batik yang masih ada. Adapun pengeluaran rutin yang harus dikeluarkan setiap bulannya adalah sebagai berikut: 1. Minyak tanah 100 liter dengan jumlah harga Rp. 900.000 2. Malam atau lilin 300 kg. Harga malam Rp. 20.000 kg. Jadi modal yang dikeluarkan untuk membeli malam per bulan adalah Rp. 6.000.000 3. Kain sebanyak 6-7 rol. 1 rol kain berukuran 90 meter, jadi keseluruhan ukuran kain adalah 540 meter, dengan harga jika dirata-ratakan per bulannya adalah Rp. 1.600.000 4. Pewarna tekstil sebanyak 6 kg dengan 2 kg. 6 kg adalah naftol dan 2 kg adalah garam pewarna. Harga per kg adalah Rp. 300.000, dan uang yang dikeluarkan adalah sebesar Rp.2.400.000. Berdasarkan penghitungan dari bahan-bahan yang diperlukan di atas maka modal rutin rata-rata yang harus dikeluarkan per bulan adalah sebesar Rp. 10.900.000 dengan upah karyawan sebesar Rp. 6.000.000 untuk 7 orang karyawan. Perhitungan bahan-bahan di atas adalah perhitungan untuk bahan rutin yang dibutuhkan per bulan, yaitu bahan yang penggunaannya secara continue berkelanjutan. Di samping itu masih ada peralatan lain yang dibutuhkan dalam produksi tetapi tidak masuk ke dalam pengeluaran rutin setiap bulannya, seperti alat canting, alat cap, serta kompor kecil. Adapun alat cap dan alat canting didatangkan dari Pulau Jawa, sebab di Sumatera Utara khususnya di kota Medan belum ada dijual. Alat cap terbagi menjadi tiga ukuran, dan Universitas Sumatera Utara harganya pun sesuai dengan ukuran masing-masing. Ukuran kecil harganya Rp. 200.000, ukuran sedang harganya Rp. 400.000, dan ukuran besar harganya Rp. 700.000. Sedangkan tempat produksinya adalah masih di kediaman Pak Edi, di mana tempat memotif, mencanting, dan menembok dibedakan dengan tempat mewarnai, merebus, melorod, dan menjemur. Untuk memotif, mencanting, dan menembok dilakukan di sebelah kiri rumah, sedangkan untuk kegiatan mewarnai, merebus, melorod, dan menjemur dilakukan di belakang rumah.

4.1.2. Distribusi Batik Motif Medan