Model Pembelajaran Tinjauan Pustaka

commit to user 18 Selanjutnya DePorter 1999: 84 menjelaskan bahwa jeda merupakan sesuatu yang sangat penting hingga kadang-kadang membiarkan para siswa menentukan sendiri kapan waktu jeda tersebut. Selanjutnya DePorter menjelaskan alasan mengapa jeda ini sangat penting. Ada beberapa alasan untuk ini; saya akan menyebutkan beberapa. Pertama, dalam setiap masa belajar, yang paling Anda ingat dengan baik adalah informasi yang Anda pelajari pada saat pertama dan terakhir. Karena itu, jika Anda sering meminta jeda, Anda akan mengingat lebih banyak dari seluruh informasi. Banyaknya jeda pendek ini berarti akan memperbanyak pertama dan terakhir. Kedua, ketika pikiran Anda menjadi letih, perubahan keadaan mental yang terjadi selama jeda akan menyegarkan kembali sel-sel otak Anda untuk langkah berikutnya DePorter, 1999: 86. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa quantum leaning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dalam pembelajarannya berupaya menciptakan suasana yang nyaman, santai, dan menyenangkan dengan cara menjadikan lingkungan belajar menjadi lingkungan belajar yang optimal, melaksanakan pembelajaran dengan iringan musik, memperhatikan tanda- tanda positif serta mempergunakan jeda dalam pembelajarannya.

4. Model Pembelajaran

a. Model Pembelajaran Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pengajaran yang luas dan menyeluruh. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu: rasional teoritik, tujuan pembelajaran, tingkah laku pembelajaran, dan lingkungan yang diperlukan. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas http:smacepiring.wordpress.com . Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. commit to user 19 b. Model Pembelajaran Konvensional Menurut Tim penyusun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1999: 523 , “Konvensional adalah tradisional”, sedangkan “ Tradisional diartikan sebagai sikap dan cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh p ada norma dan adat kebiasaa yang ada secara turun menurun”. Dalam pembelajarannya, model konvensional menggunakan metode konvensional. Sedangkan metode konvensional yang biasa dipakai oleh guru dalam mengajar adalah metode ceramah ataupun metode ekspositori. Langkah-langkah dalam model konvensional: 1 Pembukaan Kegiatan pembukaan dalam proses pembelajaran dengan model konvensional adalah guru memberi salam dan menerangkan tentang materi yang akan dipelajari. 2 Kegiatan Inti Kegiatan inti pembelajaran dalam model konvensional adalah berupa penjelasan materi yang terkait dari guru. Penyampaian materi ini dilakukan guru dengan berceramah atupun ekspositori. Umumnya pertama guru menuliskan materi di papan tulis dan selanjutnya menjelaskan materi tersebut dengan cara berceramah. Dapat pula selanjutnya guru memberi latihan soal-soal sekadarnya. 3 Penutup Guru menutup pembelajaran di dalam kelas tersebut. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa dipakai guru pada umumnya yaitu melalui metode ceramah atupun ekspositori. c. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan pembalajaran yang menekankan kegiatan belajar siswa secara bersama dalam suatu kelompok sehingga terjadi interaksi dalam kelompoknya dalam menyelesaikan masalah belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Robert E. Slavin 2008:4, bahwa “Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam commit to user 20 metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”. Sedangkan dalam pelaksanaan pembelajarannya, pembelajaran kooperatif dibedakan dalam beberapa tipe diantaranya yaitu tipe Pembelajaran Tim Siswa PTS, tipe Student Team-Achievement Divisions STAD, tipe Teams Games-Tournament TGT, tipe Jigsaw II, dan tipe Team Accelerated Instruction TAI. Selanjutnya Slavin 2008:26 menjelaskan bahwa terdapat enam karakteristik prinsipil dalam pembelajaran kooperatif, antara lain : 1 Tujuan Kelompok. Kebanyakan pembelajaran kooperatif menggunakan beberapa bentuk tujuan kelompok. Dalam tipe PTS, ini bisa berupa sertifikat atau rekognisi lainnya yang diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. 2 Tanggung jawab individual Ini dilaksanakan dalam dua cara. Yang pertama adalah dengan menjumlah skor kelompok atau nilai rata-rata kuis individual atau penilaian lainnya, seperti dalam model Pembelajaran Siswa. Yang kedua adalah spesialisasi tugas, di mana tiap siswa diberikan tanggung jawab khusus untuk sebagian tugas kelompok. 3 Kesempatan Sukses yang Sama Karakteristik unik dari tipe PTS adalah penggunaan metode skor yang memastikan semua siswa mendapat kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam timnya. Metode tersebut terdiri atas poin kemajuan STAD, kompetisi dengan yang setara TGT, atau adaptasi tugas terhadap tingkat kinerja individual TAI dan CIRC . 4 Kompetisi Tim Studi tahap awal dari STAD dan TGT adalah menggunakan kompetensi antar tim sebagai sarana untuk memotivasi siswa untuk bekerja sama dengan anggota lainnya. commit to user 21 5 Spesialisasi Tugas Unsur utama dari Jigsaw, GI, dan spesialis tugas yang lainnya adalah tugas untuk melaksanakan subtugas terhadap masing-masing anggota kelompok. 6 Adaptasi terhadap Kebutuhan Pokok Kebanyakan tipe pembelajaran kooperatif menggunakan pengajaran yang mempercepat langkah kelompok, tetapi ada dua –TAI dan CIRC- mengadaptasi pengajaran terhadap kebutuhan individual. d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Student Team Achievement Divisions Tipe pembelajaran STAD merupakan salah satu jenis dari berbagai tipe dalam pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran ini, siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima siswa per kelompok. Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai fasilisator belajar dan bertugas menciptakan situasi belajar yang kondusif, sedangkan siswa bekerja sama dalam kelompoknya dalam memecahkan masalah-masalah belajar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. 1 Komponen-Komponen Model Pembelajaran tipe STAD Robert Slavin 2008:4 menjelaskan bahwa STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu : presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. a Presentasi Kelas Materi STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Presentasi kelas ini seperti dalam presentasi-presentasi biasa tetapi yang membedakan, presentasi kelas ini haruslah benar- benar fokus pada unit STAD. b Tim Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua commit to user 22 anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. c Kuis Setelah satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak dibolehkan saling membantu dalam mengerjakan kuis sehingga siswa bertanggung jawab secara individual memahami materinya. d Skor Kemajuan Individual Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada setiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tabel 2.1 Skor Perkembangan Individu Skor Kuis Skor Perkembangan Individu Turun lebih dari 10 Turun sampai dengan 10 10 Naik sampai dengan 10 20 Naik lebih dari 10 30 Tetap berada di puncak 30 e Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai criteria tertentu. Skor tim siswa juga dapat digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. commit to user 23 Tabel 2.2 Penghargaan Kelompok Kriteria Rata-rata Kelompok Penghargaan X ≤ 20 20 X ≤ 25 X 25 TIM BAIK TIM HEBAT TIM SUPER 2 Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif tipe STAD a Tahap Pengajaran Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran di dalam kelas. Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan, pengembangan, dan pengarahan-praktis tiap komponen dari keseluruhan pelajaran. Menurut Slavin 2008:153 yang diadaptasi dari Good, Grouws, dan Ebmeir 1983, menyatakan bahwa penekanan yang dilakukan dalam pembelajaran diantaranya : i. Pembukaan Dalam pembukaan guru menekankan pada apa yang akan dipelajari siswa dan mengapa itu penting. Hal ini dilaksanakan untuk memotivasi siswa dalam mempelajari konsep yang diajarkan. ii. Pengembangan Hal-hal yang harus dilakukan guru dalam tahap pengembangan yaitu : a Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b Pembelajaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan hafalan. c Mengontrol pemahaman peserta didik seseringmungkin. d Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah. e Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah menguasai pokok masalahnya. iii. Pedoman Pelaksanaan commit to user 24 Sedangkan yang dilakukan guru dalam pedoman pelaksanaan yaitu : a Menyuruh siswa mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan yang diberikan. b Memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan. b Tahap Belajar Tim Selama masa belajar tim, tugas para anggota tim adalah menguasai materi yang guru sampaikan di dalam kelas dan membantu teman sekelasnya untuk menguasai materi tersebut. Guru memberikan tugas atau lembar kegiatan beserta kunci jawabannya untuk didiskusikan oleh siswa. Apabila ada siswa mempunyai suatu permaslahan atau pertanyaan, sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu pada anggota kelompoknya untuk didiskusikan bersama. Dalam berdiskusi untuk memecahkan masalah tersebut jika siswa masih mengalami kesulitan dapat ditanyakan kepada guru. d. Model Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan Quantum Learning Model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning merupakan suatu model pembelajaran baru yang memakai model kooperatif tipe STAD dan pendekatan quantum learning sekaligus dalam pembelajarannya. Dalam model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning ini, pembelajaran diatur sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan diskusi dalam kelompok-kelompok yang heterogen tentang materi tertentu dalam suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. 1 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan Quantum Learning Proses pembelajaran model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning antara lain meliputi tahap: a Persiapan Pembelajaran i. Mempersiapkan bahan ajar dan Lembar Kerja Siswa LKS yang akan dipakai dalam pembelajaran. commit to user 25 ii. Mempersiapkan ruang atau tempat yang akan dipakai dalam pembelajaran. Ruangan dipersiapkan sedemikian rupa sehingga siswa merasa nyaman di dalamnya dan tidak merasa jenuh dengan kondisi ruangan yang akan dipakai dalam pembelajaran. iii. Mempersiapkan perangkat audio yang akan digunakan untuk mengiringi selama proses pembelajaran berlangsung. b Pelaksanaan Pembelajaran 1 Pembukaan Kegiatan pembukaan dalam proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning dimulai dengan pengakraban antara guru dengan siswa dalam suasana yang santai dan rileks, pemberian motivasi dan semangat belajar pada siswa. Selanjutnya guru juga menjelaskan tentang jalannya pembelajaran yang akan dilakukan pada pembelajaran tersebut. 2 Kegiatan Inti Hal-hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan ini antara lain: i. Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara heterogen. ii. Guru menyajikan pelajaran atau presentasi kelas. iii. Guru memberikan tugas berupa LKS kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompoknya. iv. Semua anggota dalam kelompok berdiskusi untuk mengerjakan tugas dari guru. Selama berdiskusi ini, pembelajaran diiringi musik instrumen agar suasana terkesan lebih nyaman, santai dan menyenangkan yang dapat mendorong siswa untuk berkonsentrasi dan mengurangi ketegangan sehingga kinerja otak dapat optimal. Anggota dalam kelompok yang sudah mengerti commit to user 26 dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. v. Melakukan jeda bila diperlukan. Dalam jeda ini, guru dapat memberi penyegaran baru berupa siswa disuruh berdiri dan melakukan relaksasi sertamemberi motivasi baru ataupun beberapa pengarahan tentang jalannya pembelajaran. vi. Menyerahkan atau mempresentasikan hasil kerja kelompok. vii. Guru memberikan kuis individual. Pada saat menjawab tidak boleh saling membantu. Dan selama menjawab soal- soal masih diiringi musik instrumen. viii. Memberikan penghargaan kelompok 3 Penutup Guru menutup pembelajaran dengan menyimpulkan materi dengan menekankan pada hal-hal yang penting.

5. Minat Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE STAD YANG DIMODIFIKASI PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA TERHADAP HASIL PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 7 113

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN QUANTUM LEARNING MIND MAPPING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI DI KABUPATEN

0 3 95

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Tems and Division (STAD) dan Think Pair Share (TPS) terhada

0 2 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) YANG DIMODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 5 109

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

0 1 118

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW (MURDER) DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DAN MURDER PADA MATERI STATISTIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA

0 0 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DITINJAU DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014.

0 1 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA POKOK BAHASAN STATISTIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS XII SMK KELOMPOK TEKNOLOGI SE-KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 12

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MURDER RME DAN MURDER PADA MATERI STATISTIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA | Wahyuningtyas | 9348 19883 1 SM

0 1 11