Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia sampai saat ini terus dilakukan pemerintah dalam rangka menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Salah satunya yaitu dalam bidang pendidikan. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini ditunjukkan dengan semakin merendahnya peringkat pendidikan Indonesia di mata internasional. Laporan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB untuk bidang pendidikan, Educationals, Scientific and Cultural Organization UNESCO 2007 menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 dari 130 negara di dunia. http:groups.yahoo.comgrouppuskurmessage1741 diakses tanggal 20 Mei 2010 pukul 13.30 WIB Menurut survei Political and Economic Risk Consultant PERC, kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia 2000, Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. http:meilanikasim.wordpress.com20090308makalah- masalah-pendidikan-di-indonesia diakses tanggal 1 Maret 2010 pukul 15.00 WIB . Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang 2003 bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program PYP. Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle 1 commit to user 2 Years Program MYP dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program DP. http:meilanikasim.wordpress.com20090308makalah-masalah- pendidikan-di-indonesia diakses tanggal 1 Maret 2010 pukul 15.00 WIB . Sedangkan kualitas pendidikan di dalam negeri sendiri belakangan inipun juga cukup mengecewakan. Sebagaimana yang disampaikan Menteri Pendidikan Nasional Mendiknas Mohammad Nuh saat memberikan keterangan pers di Kementerian Pendidikan Nasional Kemdiknas, Jakarta, Jumat 2342010. Nuh menyampaikan bahwa tingkat kelulusan UN SMA MA 2010 mencapai 89,88,turun 4 dibanding tahun sebelumnya,93,74. Dari total 1.522.162 peserta UN tingkat SMAMA, sebanyak 1.362.696 siswa dinyatakan lulus, sedangkan 154.079 10,12 tidak lulus. http:ujiannasional.orghasil-ujian-nasional-2010.htm diakses tanggal 20 Mei 2010 pukul 13.30 WIB Banyak faktor yang mungkin menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa diantaranya yaitu kekurangseriusan pemerintah menangani hal yang berkaitan dengan pendidikan, masih minimnya tenaga pengajar yang benar-benar mempunyai kualitas dalam mengajar, masih rendahnya anggaran untuk pendidikan, kurangnya sarana dan prasarana dalam pendidikan, maupun faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, semisal kurangnya motivasi, aktivitas, dan minat untuk belajar. Setiap negara di seluruh dunia begitu menekankan pentingnya kualitas pendidikan. Salah satu langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menetapkan anggaran pendidikan yang lebih besar dibandingkan anggaran lainnya. China dan Korea Selatan menjadi dua negara yang begitu menekankan pentingnya pendidikan bagi rakyatnya. Anggaran pendidikan di China mencapai 13,1 dari anggaran negara, sedangkan di Korea Selatan anggaran pendidikan negara mencapai 18,9. Bandingkan dengan Indonesia yang memang menganggarkan anggaran pendidikan sebesar 20, namun pada prakteknya masih jauh dari kenyataan. commit to user 3 http:edukasi.kompasiana.com20100218peningkatan-kualitas-pendidikan- di-indonesia diakses tanggal 1 Maret 2010 pukul 15.00 WIB. Selain itu proporsi waktu untuk belajar bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia masih sangat kurang. Sebagaimana yang disampaikan oleh Gamawan Fauzi yang kala itu menjabat sebagai gubernur Sumatera Barat saat meresmikan pencanangan Program Wajib Belajar Gratis 12 Tahun untuk Kabupaten Pesisir Selatan Pessel di GOR Zaini Zein Juni 2009 mengatakan, di Indonesia, secara umum masyarakat menghabiskan waktu mengisi ilmu pendidikan sekitar tujuh tahun, sedang di luar negeri mencapai 18,5 tahun. http:samanui.wordpress.com20090619mutu-pendidikan-di- indonesia-masih-rendah diakses tanggal 1 Maret 2010 pukul 15.00 WIB. Pendidikan matematika memegang peran penting dalam perkembangan pendidikan. Dengan belajar matematika, siswa akan diajarkan banyak hal, diantaranya tentang cara berhitung, menggunakan rumus-rumus hitung, menerapkan suatu teorema untuk membuktikan teorema yang lain, dan lain-lain. Selain itu siswa juga diajarkan cara berpikir yang logis, sistematis dan rasional dalam menyelesaikan suatu masalah. Sehingga perkembangan pendidikan matematika adalah salah satu hal yang memegang peran penting dalam perkembangan pendidikan. Kebanyakan siswa dalam belajar matematika hanya mendengarkan dan mengikuti apa yang disampaikan oleh guru. Padahal kebanyakan guru hanya memakai model konvensional dalam mengajar yaitu hanya menyampaikan materi pelajaran dengan ekspositori ataupun berceramah. Sehingga berkesan monoton dan kurang menarik bagi siswa. Selain itu, kebanyakan guru hanya mengajar saja tanpa memperhatikan suasana pembelajaran, apakah pembelajaran yang telah dilakukan telah dapat diterima oleh siswa dengan baik atau belum. Tak dapat dipungkiri, hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan para siswa dalam belajar dan akhirnya pikiran siswa menjadi tegang dan tertekan dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sehingga dimungkinkan hal ini merupakan salah satu yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar para siswa tersebut. commit to user 4 Statistika merupakan salah satu pokok bahasan dalam pelajaran matematika. Pokok bahasan statistika sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Statistika mempunyai peranan penting dalam banyak hal. Misalnya dalam menghitung jumlah penduduk suatu negara, peningkatan jumlah penduduk tersebut, penelitian-penelitian ilmiah dan sebagainya. Semuanya tidak terlepas dari peran statistika. Misalnya saja akan dilakukan penelitian mengenai usia wanita ketika menikah di seluruh propinsi di Indonesia. Adalah tidak mungkin pemerintah akan melibatkan semua wanita di Indonesia yang telah menikah. Selain biaya yang terlalu besar, waktu yang dibutuhkan untuk penelitian pun semakin lama. Untuk menghindari hal tersebut, digunakan statistika. Namun, kebanyakan siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari statistika. Hal ini mungkin disebabkan karena statistika memakai perhitungan yang banyak dan rumit sehingga siswa merasa malas. Selain itu statistika sangat membutuhkan ketelitian yang tinggi. Sartono, 2007: 2. Sedangkan dalam usaha meningkatkan mutu dari pendidikan ataupun kualitas hasil belajar, banyak faktor yang mempengaruhi. Diantaranya terdapat faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi minat, bakat, kecerdasan dan lain-lain yang berkenaan dengan kondisi jasmani dan rohani siswa. Sedang faktor eksternal yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa, diantaranya metode pembelajaran, sarana dan prasarana maupun fasilitas belajar. Model pembelajaran merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam suatu pembelajaran. Dengan menerapkan model yang lebih bervariasi dan tepat, seorang guru akan mampu meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Dan sebaliknya, apabila model yang digunakan kurang baik maka kualitas hasil belajar yang diperoleh siswapun kurang maksimal. Pada saat ini kebanyakan guru menggunakan model konvensional yaitu menggunakan model pembelajaran dengan metode ceramah. Sehingga apabila menerapkan model konvensional ini, keaktifan siswa sangat kurang dan terbatas. Selain itu, penggunaan model konvensional ini terkesan umum dan commit to user 5 biasa sehingga kurang menarik bagi siswa. Padahal pemilihan model pembelajaran yang menarik dan bervariasi diharapkan dapat menarik minat belajar siswa sehingga siswa terdorong untuk berperan lebih aktif dalam proses belajar. Sehingga dibutuhkan suatu model pembelajran baru yang menuntut siswa agar lebih aktif. Model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD Student Teams Achievement Divisions merupakan salah satu metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran di dalam kelompok-kelompok tertentu. Selanjutnya diharapkan siswa lebih giat lagi belajar dan berlatih mengerjakan soal-soal untuk memperdalam konsep yang dimiliki dalam kelompok-kelompok tersebut. Selain itu, lingkungan belajar terutama suasana pembelajaran di dalam kelas sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar. Siswa yang belajar dalam suasana yang gaduh dan tertekan tentunya akan mempunyai prestasi belajar yang berbeda dengan siswa yang belajar dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan. Dalam hal ini, suasana yang nyaman dan menyenangkan akan membuat pikiran siswa cenderung rileks dan tidak jenuh sehingga dapat dengan mudah menangkap apa yang sedang dipelajarinya. Terlebih lagi, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit dan menakutkan bagi banyak siswa. Sehingga tak jarang pikiran siswapun akan tertekan dalam pembelajaran matematika ini. Pendekatan quantum learning merupakan salah satu pendekatan yang dalam proses pembelajarannya memperhatikan suasana belajar dalam kelas. Pendekatan ini senantiasa berusaha menciptakan suasana yang menyenangkan dan senyaman mungkin bagi para siswa. Salah satu langkah dalam pendekatan quantum learning adalah dengan mengiringi pembelajaran dengan musik yang dapat membuat pikiran siswa rileks dan nyaman. Dengan menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan ini hasil dari pembelajaranpun akan meningkat. Selain model pembelajaran, minat merupakan salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Minat merupakan rasa ingin dalam diri seseorang terhadap sesuatu. Minat untuk belajar akan timbul pada diri siswa apabila pada dirinya terdapat sikap commit to user 6 menaruh perhatian lebih terhadap pelajaran tertentu tanpa ada unsur paksaan. Adanya minat belajar yang optimal kemungkinan dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar yang optimal pula pada diri siswa.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE STAD YANG DIMODIFIKASI PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA TERHADAP HASIL PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 7 113

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN QUANTUM LEARNING MIND MAPPING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI DI KABUPATEN

0 3 95

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Tems and Division (STAD) dan Think Pair Share (TPS) terhada

0 2 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) YANG DIMODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 5 109

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

0 1 118

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW (MURDER) DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DAN MURDER PADA MATERI STATISTIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA

0 0 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DITINJAU DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014.

0 1 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA POKOK BAHASAN STATISTIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS XII SMK KELOMPOK TEKNOLOGI SE-KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 12

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MURDER RME DAN MURDER PADA MATERI STATISTIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA | Wahyuningtyas | 9348 19883 1 SM

0 1 11