Minat Belajar Siswa Tinjauan Pustaka

commit to user 26 dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. v. Melakukan jeda bila diperlukan. Dalam jeda ini, guru dapat memberi penyegaran baru berupa siswa disuruh berdiri dan melakukan relaksasi sertamemberi motivasi baru ataupun beberapa pengarahan tentang jalannya pembelajaran. vi. Menyerahkan atau mempresentasikan hasil kerja kelompok. vii. Guru memberikan kuis individual. Pada saat menjawab tidak boleh saling membantu. Dan selama menjawab soal- soal masih diiringi musik instrumen. viii. Memberikan penghargaan kelompok 3 Penutup Guru menutup pembelajaran dengan menyimpulkan materi dengan menekankan pada hal-hal yang penting.

5. Minat Belajar Siswa

Minat merupakan suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Sebaliknya belajar akan menjadi siksaan dan tidak memberi manfaat jika tidak disertai sifat terbuka bagi bahan-bahan pelajaran. Minat dapat dimiliki dan dikembangkan dalam diri seseorang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kurt Singer 1987:78 bahwa “Minat bukanlah sesuatu yang begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari”. Ada atau tidaknya minat dalam diri seseorang dapat berasal dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh sebelumnya. Pengalaman- pengalaman ini sangat menentukan bagi proses belajarnya kelak. Sebagai contoh, psikoanalisis menunjukkan bahwa penolakan minat seksual dapat menghambat kegiatan berpikir dan melakukan penelitian, seorang anak yang tidak diperbolehkan bertanya dan melihat secara bebas dan wajar akan commit to user 27 mengalami kesukaran dalam mengembangkan minat belajarnya karena rasa ingin tahu yang tak dapat tumbuh itu pasti akan menghambat proses belajar. Minat merupakan salah satu unsur pribadi yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar individu. Tanpa adanya minat terhadap materi belajar maka individu tidak akan dapat belajar dengan sungguh-sungguh, akibatnya hasil belajar tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Winkel 1987: 105, “Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang memp elajari materi itu”. Apabila seseorang anak masih juga ingin melanjutkan suatu aktivitas setelah ia menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas itu, hal ini menandakan adanya minat. Dalam hal ini, siswa yang mempunyai minat yang tinggi terhadap matematika akan merasa senang mempelajari matematika dan akan menghabiskan banyak waktu dalam belajar matematika dibandingkan dengan siswa yang tidak begitu mempunyai minat terhadap matematika. Dengan adanya rasa senang terhadap matematika, siswa juga tidak mudah merasa bosan dalam belajar dan tertarik menyelesaikan permasalahan-permasalahan maupun soal-soal yang berhubungan dengan matematika. Muhibbin Syah 2004: 67 berpendapat bahwa minat interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang besar terhadap sesuatu. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Sedangkan menurut Slameto 1995: 180 bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat Sedangkan Sadirman 1990:93 menjelaskan bahwa minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut : commit to user 28 a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. Minat merupakan salah satu unsur pribadi yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar individu. Tanpa adanya minat terhadap materi belajar, individu tidak akan dapat belajar sungguh-sungguh, dan dampaknya hasil belajar tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Jika seseorang anak mempunyai minat belajar tinggi maka aktivitas belajar yang dilakukan dalam hal ini aktivitas belajar matematika akan tinggi pula dan lebih bermutu, baik kuantitas maupun kualitasnya sehingga akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Sebaliknya, belajar yang tidak dilandasi oleh adanya minat maka anak akan merasa terpaksa dan belajar dengan keterpaksaan tidak akan memperoleh hasil yang baik Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar matematika siswa adalah suatu rasa senang dan ketertarikan untuk mempelajari matematika tanpa paksaan yang mana siswa akan berkonsentrasi dan memberikan perhatian yang lebih terhadap matematika.

6. Tinjauan Materi Pokok Bahasan Statistika

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE STAD YANG DIMODIFIKASI PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA TERHADAP HASIL PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 7 113

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN QUANTUM LEARNING MIND MAPPING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI DI KABUPATEN

0 3 95

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Tems and Division (STAD) dan Think Pair Share (TPS) terhada

0 2 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) YANG DIMODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 5 109

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

0 1 118

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW (MURDER) DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DAN MURDER PADA MATERI STATISTIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA

0 0 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DITINJAU DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014.

0 1 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA POKOK BAHASAN STATISTIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS XII SMK KELOMPOK TEKNOLOGI SE-KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 12

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MURDER RME DAN MURDER PADA MATERI STATISTIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA | Wahyuningtyas | 9348 19883 1 SM

0 1 11