Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

commit to user 30  Jika ukuan data n genap, maka mediannya adalah rataan dari dua nilai datum yang di tengah atau rataan dari nilai datum yang ke- n2 dan nilai datum ke- n2 + 1 Median = ½ x n2 + x n2 + 1 3 Menentukan Modus a Data Tunggal Modus dari suatu data yang disajikan dalam bentuk statistik jajaran : x 1, x 2, x 3, . . . , x n-1, x n, ditentukan sebagai nilai datum yang paling sering muncul. b Data Berkelompok Modus = c L         2 1 1    dengan L = tepi bawah frekuensi kelas modus 1  = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya 2  = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya c = panjang kelas modus.

B. Kerangka Berpikir

Keberhasilan dalam pencapaian prestasi belajar banyak dipengaruhi beberapa hal, diantaranya adalah model mengajar dan minat belajar siswa. Untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu diperlukan model tertentu pula. Dengan demikian, guru dituntut untuk menguasai berbagai model pembelajaran serta menggunakan metode mengajar yang terdapat dalam model tersebut yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. commit to user 31 Model pembelajaran yang baik adalah model yang mampu menciptakan suatu lingkungan yang kondusif untuk belajar siswa serta mampu menumbuhkan minat siswa untuk belajar serta tidak monoton. Minat belajar akan timbul pada diri siswa apabila pada dirinya terdapat suatu rasa menaruh perhatian lebih terhadap pelajaran tertentu tanpa ada unsur paksaan. Dengan minat belajar yang optimal kemungkinan akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar yang optimal pula. Statistika merupakan salah satu materi pada pelajaran matematika yang dianggap sulit bagi para siswa. Banyak siswa yang sering keliru atau salah dalam mengerjakan soal-soal mengenai statistika. Karena selain membutuhkan perhitungan yang banyak dan rumit, statistika juga menuntut tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Karena harus melakukan perhitungan yang rumit dan perlu ketelitian inilah, kinerja otak akan menurun karena tertekan dan dalam keadaan tegang. Jika tetap dipaksakan untuk berpikir dalam keadaan tegang, maka hasilnya juga tidak akan baik. Sehingga perlu diciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan agar pikiran kembali segar dan berkurang ketegangannya. Sehingga hasil yang diperolehpun akan lebih baik. Tak dipungkiri saat ini masih banyak guru yang menggunakan model konvensional dalam mengajar, termasuk dalam mengajarkan matematika. Dalam pembelajaran, model konvensional menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan pelajaran, sehingga pelajaran banyak terpusat pada guru. Akibatnya siswa cenderung bersifat pasif dalam kegiatan belajar. Selain itu, dalam mengajar umumnya guru hanya menyampaikan pelajaran tanpa memperhatikan suasana maupun keadaan siswa yang menerima pelajaran. Kebanyakan siswa akan merasa tertekan pikirannya ketika menghadapi kesulitan-kesulitan saat pembelajaran yang dilakukan guru dengan model konvensional tersebut. Berangkat dari kurangnya pemahaman dan ketelitian siswa yang belajar dalam pembelajaran yang suasana belajarnya kurang kondusif dan nyaman, serta rendahnya prestasi belajar siswa pada materi statistika tersebut, maka perlu dikembangkan model pembelajaran baru yang selain menuntut commit to user 32 siswa untuk lebih aktif dalam belajar juga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan sehingga siswapun akan lebih mudah menerima pembelajaran tersebut. Sehubungan dengan hal di atas, dalam penelitian ini dicoba diterapkan model baru yaitu berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning dalam pengajaran matematika pada materi statistika pada siswa SMA Negeri 7 Surakarta. Dalam model ini, siswa diberi kesempatan ataupun dituntut untuk bekerja dalam kelompok- kelompok tertentu yang akan lebih menuntut mereka untuk lebih aktif dan bekerja sama dengan kelompoknya serta saling membantu dalam menyelesaikan masalah yang ada yang disampaikan oleh guru. Selain itu akan diupayakan penciptaan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa yang diharapkan akan meningkatkan hasil belajar. Diduga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning, pengajaran matematika pada materi statistika dapat lebih bermakna dan optimal, sehingga pretasi belajar matematika siswa pada materi statistika dapat ditingkatkan. Selain dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan, keberhasilan belajar siswa juga kemungkinan dipengaruhi oleh minat belajar siswa. Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Perbedaan minat belajar siswa kemungkinan dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka. Siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan lebih giat untuk belajar mandiri, memiliki banyak ide untuk memecahkan suatu masalah berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki, serta berani menyampaikannya dengan lancar tanpa harus menunggu adanya perintah dari guru, sehingga pada akhirnya mereka dapat memperoleh prestasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang minat belajarnya sedang atau rendah. Begitu pula dengan siswa yang mempunyai minat sedang, sangat dimungkinkan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika yang rendah. commit to user 33 Selain itu, terkait dengan proses menyelesaikan soal-soal dalam materi statistika, siswa dituntut untuk memiliki minat agar ia dapat menyelesaikan permasalahan yang terkait. Karena tak dipungkiri, statistika sangat erat hubungannya dengan angka-angka yang mungkin siswa menjadi malas mengerjakannya. Dalam proses ini, minat belajar siswa mungkin menjadi faktor yang sangat berpengaruh selain pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Penggunaan model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning dalam pembelajaran matematika menitikberatkan pada minat belajar siswa. Jadi, penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dan tepat serta didukung oleh adanya minat belajar yang optimal pada diri siswa kemungkinan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada materi statistika. Sedangkan bagi siswa yang minat belajarnya sedang, model ini kurang begitu tepat untuk mereka. Karena dengan minat yang sedang atau biasa-biasa saja, ia lebih mampu menerima pelajaran langsung dari guru seperti biasanya dibandingkan dengan dari hasil diskusi bersama teman- temannya dalam suatu kelompok tertentu yang terkesan rumit dan membingungkan bagi mereka. Atau mungkin, dengan pembelajaran dalam kelompok-kelompok yang suasananya santai, ia justru tidak bisa fokus terhadap pelajaran yang sedang berlangsung dengan bekal minat terhadap pelajaran yang sedang-sedang saja. Namun bagi siswa yang memiliki minat belajar rendah, model ini akan membantu mereka untuk dapat berdiskusi dengan kelompoknya untuk pemecahan permasalahan dalam soal karena mereka dapat berdiskusi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Ditambah dengan suasana yang nyaman dan menyenangkan maka iapun akan merasa lebih betah dalam pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga tingkat pemahaman merekapun dapat meningkat. Namun hal ini mungkin membuat siswa dengan minat belajar sedang ataupun rendah menjadi tergantung dengan siswa lain sehingga pada saat evaluasi, prestasi yang diperoleh menjadi kurang optimal. Atau dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa terdapat interaksi commit to user 34 antara penggunaan model pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika, khususnya dalam kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan materi statistika. Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pemikiran Keterangan : 1. Model pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar matematika 2. Minat belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar matematika. 3. Pengaruh bersama interaksi antara model pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.

C. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE STAD YANG DIMODIFIKASI PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA TERHADAP HASIL PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 7 113

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN QUANTUM LEARNING MIND MAPPING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI DI KABUPATEN

0 3 95

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Tems and Division (STAD) dan Think Pair Share (TPS) terhada

0 2 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) YANG DIMODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 5 109

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

0 1 118

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW (MURDER) DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DAN MURDER PADA MATERI STATISTIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA

0 0 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DITINJAU DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014.

0 1 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA POKOK BAHASAN STATISTIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS XII SMK KELOMPOK TEKNOLOGI SE-KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 12

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MURDER RME DAN MURDER PADA MATERI STATISTIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA | Wahyuningtyas | 9348 19883 1 SM

0 1 11