commit to user 65
siswa dengan minat belajar rendah rataan marginal = 75,5286. Dengan melihat rataan marginalnya maka disimpulkan bahwa siswa dengan minat
belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik dibanding siswa dengan minat belajar rendah pada materi statistika pokok
bahasan tabel distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan data. c.
F.
2-
.
3
= 0.9320
DK Hal ini berarti tidak ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi
belajar matematika pada kelompok siswa dengan minat belajar matematika sedang dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan minat
belajar rendah. Dengan demikian disimpulkan bahwa siswa dengan minat belajar matematika sedang mempunyai prestasi belajar matematika sama
baiknya dibanding siswa dengan minat belajar rendah pada materi statistika pokok bahasan tabel distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan data.
3. Hipotesis Ketiga
Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama yang dilakukan diperoleh F
obs
= 0,3615 3,150 = F
tab
, sehingga F
obs
bukan merupakan anggota Daerah Kritik. Karena F
obs
bukan merupakan anggota Daerah Kritik maka H
0AB
tidak ditolak, ini berarti tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan minat belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi statistika
pokok bahasan tabel distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan data. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan
Quantum Learning menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model konvensional pada pokok bahasan tabel distribusi frekuensi dan
ukuran pemusatan data baik secara umum maupun jika ditinjau dari masing- masing minat belajar siswa. Sedangkan prestasi belajar matematika siswa dengan
minat belajar tinggi lebih baik dibandingkan minat belajar sedang maupun rendah, minat belajar sedang sama baiknya jika dibandingkan dengan minat belajar rendah
baik secara umum maupun kalau ditinjau dari masing-masing model pembelajaran.
commit to user 66
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan hasil analisis serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1.
Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran melalui model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan
quantum learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model konvensional. Pembelajaran model kooperatif tipe STAD dengan
pendekatan quantum learning menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik jika dibandingkan dengan model konvensional pada materi
statistika siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 20102011. 2.
Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan minat belajar matematika tinggi, sedang, dan rendah pada materi statistika siswa kelas XI
SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 20102011. Siswa yang memiliki minat belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang mempunyai minat belajar sedang maupun rendah. Siswa yang memiliki minat belajar sedang mempunyai prestasi belajar yang sama
baiknya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai minat belajar rendah. 3.
Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan minat belajar matematika siswa pada materi statistika siswa kelas XI SMA Negeri 7
Surakarta tahun ajaran 20102011. Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning
menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model konvensional pada materi statistika baik untuk siswa yang mempunyai minat
belajar matematika tinggi, sedang, maupun rendah. Siswa dengan minat belajar tinggi mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik
dibandingkan siswa dengan minat belajar sedang maupun rendah dan siswa dengan minat belajar sedang mempunyai prestasi belajar sama baiknya
66