Metode Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data

commit to user 40 Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat dari aktivitas selama mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika. b Indikator : nilai tes prestasi belajar matematika. c Skala Pengukuran : interval.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan atau pengumpulan data adalah sebagai berikut : a. Metode Dokumentasi Menurut Budiyono 2003:54, “Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnyadalam dokumen-dokumen yang telah ada. Dokumen-dokumen tersebut biasanya merupakan dokumen-dokumen resmi yang telah terjamin keakuratannya”. Fungsi dari metode dokumentasi pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai Ujian Akhir Semester kelas X semester genap tahun pelajaran 20092010 mata pelajaran matematika yang digunakan untuk uji keseimbangan. b. Metode Angket Metode angket merupakan cara pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, responden, atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis. Metode angket digunakan untuk memperoleh data ilmiah yaitu berupa skor hasil pengisian angket dari respon yang bersangkutan. Namun sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut terlebih dahulu harus diuji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas item angket. Sedangkan untuk menguji butir instrument digunakan uji konsistensi internal. 1 Analisis Instrumen 1. Reliabilitas Budiyono 2003: 65 menyatakan bahwa “Kata reliabel sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, commit to user 41 stabil, konsisten, dan lain sebagainya”. Menurutnya, suatu instrumen dikatakan reliabel jika hasil pengukuran dari suatu instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan tetapi dalam kondisi yang sama pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan. Untuk menguji reliabilitas angket minat belajar matematika, digunakan teknik Alpha sebagai berikut:                   2 2 11 1 1 t i s s n n r Dengan: = indeks reliabilitas instrumen n = banyaknya butir instrumen s i 2 = variansi belahan ke- i, i = 1, 2, …, k k n atau variansi butir ke-i, i = 1, 2, 3, 4, ...,n s t 2 = variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba Dalam penelitian ini, suatu instrumen dikatakan reliabel jika r 11 ≥ 0,70. Budiyono, 2003: 70 2. Uji Validitas Isi Berdasarkan pada tujuan diadakannya tes hasil belajar yaitu untuk mengetahui apakah prestasi belajar yang ditampakkan secara individual dapat pula ditampakkan pada keseluruhan universe situasi, maka uji validitas yang dilakukan pada metode tes ini adalah uji validitas isi, pada tingkat minimum, langkah-langkah dalam melakukan validasi isi seperti yang dikemukakan Crocker dan Algina dalam Budiyono 2003:60 adalah sebagai berikut : a. Mendefinisikan domain kinerja yang akan diukur pada tes prestasi dapat berupa serangkaian tujuan pembelajaran atau pokok-pokok bahasan yang diwujudkan dalam kisi-kisi, b. Membentuk sebuah panel yang ahli qualified dalam domain- domain tersebut, commit to user 42 c. Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir- butir soal dengan domain performans yang terkait, dan d. Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari proses pencocokan pada langkah c. Dalam penelitian ini data dikatakan valid jika pada kerangka terstruktur lembar validasi tanda √ lebih dari 3. 2 Analisis Butir soal 1. Konsistensi Internal Untuk mengetahui korelasi butir soal angket digunakan rumus korelasi momen produk Karl Pearson 2 2 2 2            Y Y n X X n Y X XY n r xy dengan : xy r = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i n = banyaknya subjek yang dikenai tes instrumen X = skor untuk butir ke-i dari subjek uji coba Y = total skor dari subjek uji coba Budiyono, 2003:65 Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang. c. Metode Tes Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek penelitian. Tes yang digunakan berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrument tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas item angket. Sedangkan untuk mengujji butir instrument digunakan uji daya pembeda, tingkat kesukaran, dan fungsi pengecoh. commit to user 43 a Analisis Instrumen 1. Uji Validitas Isi Berdasarkan pada tujuan diadakannya tes hasil belajar yaitu untuk mengetahui apakah prestasi belajar yang ditampakkan secara individual dapat pula ditampakkan pada keseluruhan universe situasi, maka uji validitas yang dilakukan pada metode tes ini adalah uji validitas isi, pada tingkat minimum, langkah-langkah dalam melakukan validasi isi seperti yang dikemukakan Crocker dan Algina dalam Budiyono 2003:60 adalah sebagai berikut : a. Mendefinisikan domain kinerja yang akan diukur pada tes prestasi dapat berupa serangkaian tujuan pembelajaran atau pokok-pokok bahasan yang diwujudkan dalam kisi-kisi, b. Membentuk sebuah panel yang ahli qualified dalam domain- domain tersebut, c. Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir- butir soal dengan domain performans yang terkait, dan d. Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari proses pencocokan pada langkah c. Dalam penelitian ini data dikatakan valid jika pada kerangka terstruktur lembar validasi tanda √ lebih dari 3. Budiyono, 2003:69 2. Reliabilitas Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardsonyang diberi nama KR-20 sebagai berikut :                   2 2 1 1 1 t i i t s q p s n n r dengan : 11 r : indeks reliabilitas instrumen n : cacah butir instrumen i p : proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i commit to user 44 i q : 1- i p 2 i s : variansi total Dalam penelitian ini disebut reliabel apabila indeks reliabilitas yang diperoleh telah melebihi 0,70 11 r 0,70 Budiyono, 2003:69 b Analisis Butir Soal 1. Daya Pembeda Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda yang baik jika kelompok siswa yang pandai menjawab benar lebih dari kelompok siswa yang kurang pandai. Untuk mengetahui daya beda suatu butir soal digunakan rumus korelasi momen produk Karl Pearson sebagai berikut : 2 2 2 2            Y Y n X X n Y X XY n r xy dengan : xy r = indeks daya beda untuk butir ke-i n = banyaknya subjek yang dikenai tes instrumen X = skor untuk butir ke-I dari subjek uji coba Y = total skor dari subjek uji coba Jika indeks daya beda untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang. Budiyono, 2003:65 2. Tingkat Kesukaran Yang dimaksud tingkat kesukaran butir soal ialah proporsi peserta tes menjawab benar terhadap butir soal tersebut. Tingkat kesukaran soal biasanya dilambangkan dengan p. Tingkat kesukaran berkisar antara 0.0 sampai dengan 1.0. Soal yang baik adalah soal yang commit to user 45 mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus : keterangan ; P = indeks kesukaran B = banyak peserta tes yang menjawab soal dengan benar J s = jumlah seluruh peserta tes Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion, 1995:157-158. Dalam penelitian ini soal dianggap baik jika 0,30 ≤ P ≤ 0,70. 3. Fungsi Pengecoh Untuk menentukan berfungsi atau tidaknya pengecoh, diadakan analisis butir soal. Untuk keperluan analisis ini lembar jawaban peserta ujian yang termasuk kelompok atas dan kelompok kelompok bawah yang dijadikan sumber informasi. Distribusi jawaban kedua kelompok ini untuk setiap butir dimasukkan dalam suatu tabel seperti contoh butir soal di bawah ini. Tabel 3.2 Contoh Distribusi Jawaban Pada Fungsi Pengecoh Pilihan A B C D Atas 5 Bawah 1 2 1 1 Jumlah 1 7 1 1 Jawaban yang benar adalah B diberi tanda bintang, kebanyakan peserta pada kedua kelompok ini memilih B. pengecoh A,C, dan D ada yang memilih terutama mereka yang masuk kelompok bawah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengecoh berfungsi sebagai jawaban yang salah. Jadi butir soal di atas semua pilihan sudah berfungsi. s J B P  commit to user 46 Pengecoh dikatakan berfungsi jika dipilih oleh 5 dari jumlah peserta dan siswa kelompok atas lebih sedikit yang memilih daripada siswa kelompok bawah. Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion, 1995:165.

E. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE STAD YANG DIMODIFIKASI PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA TERHADAP HASIL PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 7 113

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN QUANTUM LEARNING MIND MAPPING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI DI KABUPATEN

0 3 95

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Tems and Division (STAD) dan Think Pair Share (TPS) terhada

0 2 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) YANG DIMODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 5 109

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

0 1 118

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW (MURDER) DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DAN MURDER PADA MATERI STATISTIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA

0 0 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DITINJAU DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014.

0 1 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA POKOK BAHASAN STATISTIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS XII SMK KELOMPOK TEKNOLOGI SE-KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 12

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MURDER RME DAN MURDER PADA MATERI STATISTIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA | Wahyuningtyas | 9348 19883 1 SM

0 1 11