Berakhirnya Perjanjian Kerja Perjanjian Kerja Pada Umumnya 1. Pengertian Perjanjian Kerja

bersifat tetap. Pada PKWTT ini dapat disyaratkan adanya masa percobaan maksimal selama 3 bulan. Pekerjaburuh yang dipekerjakan dalam masa percobaan upahnya harus minimal sesuai dengan upah minimum yang berlaku. Mengenai PKWTT ini diatur dalam Pasal 60 UU Nomor 13 Tahun 2003. Berdasarkan Pasal 63 ayat 2 UU Nomor 13 Tahun 2003, surat pengangkatan bagi pekerjaburuh sekurang-kurangnya harus memuat : a. Nama dan alamat pekerjaburuh; b. Tanggal mulai bekerja; c. Jenis pekerjaan; d. Besarnya upah. Syarat masa percobaan kerja harus dicantumkan dalam perjanjian kerja. Apabila perjanjian kerja dilakukan secara lisan, maka pengusaha wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerjaburuh yang bersangkutan dan syarat masa percobaan kerja harus diberitahukan kepada pekerja yang bersangkutan dan dicantumkan dalam surat pengangkatan. Dalam hal tidak dicantumkan dalam perjanjian kerja atau dalam surat pengangkatan, maka ketentuan masa percobaan kerja dianggap tidak ada.

5. Berakhirnya Perjanjian Kerja

Mengenai berakhirnya hubungan kerja antara majikan dan buruh itu merupakan salah satu segi dari terjadinya perselisihan perburuhan. Sehubungan dengan masalah berakhirnya hubungan kerja perlulah terlebih dahulu ditinjau adanya beberapa peraturan yang berkaitan dengan masalah tersebut. 40 40 Wiwoho Soejono, Op. Cit, hlm. 17 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan peraturan yang ada, maka berakhirnya hubungan kerja antara majikan dan buruh itu adalah berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Pasal 1603 e sampai dengan Pasal 1603 w Title 7A Buku III KUHPerdata. Menurut UU Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 61, suatu perjanjian kerja berakhir apabila : a. Pekerja meninggal dunia; b. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja; c. Adanya putusan pengadilan danatau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau d. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja. e. Perjanjian kerja tidak berakhir karena meninggalnya pengusaha atau bera- lihnya hak atas perusahaan yang disebabkan penjualan, pewarisan, atau hibah. Apabila terjadi pengalihan perusahaan maka hak-hak pekerjaburuh menjadi tanggung jawab pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan yang tidak mengurangi hak-hak pekerjaburuh. Apabila pengusaha, orang perseorangan, meninggal dunia, ahli waris pengusaha dapat mengakhiri perjanjian kerja setelah merundingkan dengan pekerjaburuh. Di sisi lain, apabila pekerjaburuh meninggal dunia, ahli waris pekerjaburuh berhak mendapatkan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau hak-hak yang telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Universitas Sumatera Utara Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat 1 UU Nomor 13 Tahun 2003, pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerjaburuh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja. Menurut Wiwoho Soejono, berakhirnya perjanjian kerja dapat disebabkan oleh: a. Berakhirnya perjanjian kerja menurut hukum Yang dimaksudkan dengan berakhirnya perjanjian kerja menurut hukum ialah putusnya hubungan kerja antara buruh dan majikan dengan sendirinya tanpa diperlukannya suatu tindakan atau perbuatan salah satu pihak. Keadaan ini dapat terjadi apabila jangka waktu perjanjian kerja yang disepakati habis masa berlakunya. Hal ini dapat dijumpai dalam Pasal 1603 e KUHPerdata, yang berisi: “Perjanjian kerja dalam waktu tertentu, yaitu dengan berakhirnya jangka waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian, peraturan kerja perusahaan, atau undang-undang, atau adat kebiasaan, maka hubungan kerja putus demi hukum.” Dalam hal demikian pemberitahuan terlebih dahulu tentang perbuatan menghentikan hubungan kerja diperlukan jika: 1 Apabila hal itu dalam perjanjian tertulis atau dalam suatu peraturan. 2 Apabila pemberitahuan tentang perbuatan menghentikan itu diharuskan, karena berdasarkan undang-undang, atau menurut adat kebiasaan, begitu juga bila lamanya pekerjaan ditetapkan dari awalnya, sedang kedua belah pihak Universitas Sumatera Utara dalam hal-hal yang diperbolehkan tidak menyimpang dari sesuatu yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja yang tertulis. Dalam hal perjanjian kerja telah putus demi hukum, namun perjanjian kerja itu ternyata diteruskan oleh kedua belah pihak dan tanpa adanya bantahan baik oleh buruh ataupun majikan, maka hubungan kerja dianggap masih tetap berlangsung untuk waktu yang sama, namun paling lama untuk satu tahun dengan syarat-syarat yang sama. Pemutusan hubungan kerja demi hukum dapat berakhir karena telah habisnya waktu kerja yang diperjanjikan atau dapat pula terjadi karena siburuh itu meninggal dunia. Hal ini diatur dalam Pasal 1603 j KUHPerdata yang isinya: “Dengan meninggalnya buruh maka hubungan kerja putus demi hukum.” Ketentuan seperti yang diatur dalam Pasal 1603 j KUHPerdata membuktikan bahwa sifat perjanjian kerja itu adalah bersifat pribadi dalam arti, bahwa melakukan pekerjaan sebagai akibat adanya perjanjian kerja tidak bisa diperalihkan kepada orang lain. Namun apabila yang meninggal dunia dunia itu adalah majikan, maka hubungan kerja tidak putus, seperti yang ditetapkan dalam Pasal 1603 KUHPerdata. Dalam arti bahwa di antara ahli waris majikan disatu pihak dengan buruh tetap dianggap ada perjanjian kerja untuk waktu yang tidak tertentu. Oleh karena itu baik ahli waris majikan maupun buruh dapat merupakan pihak dalam hubungan kerja dan dapat mengadakan pernyataan tentang pengakhiran dengan mengingat tenggang waktu pengakhiran. b Berakhirnya perjanjian kerja oleh buruh Buruh sebagai salah satu pihak dalam perjanjian kerja diwenangkan sepenuhnya untuk mengakhiri hubungan kerja asal mendapatkan persetujuan majikan setiap saat ia menghendakinya. Selain itu buruh juga berhak mengakhiri Universitas Sumatera Utara hubungan kerja secara sepihak tanpa persetujuan majikan. Apabila dalam perjanjian kerja diperjanjikan adanya masa percobaan, maka selama masa itu berlangsung, buruh berwenang seketika mengakhiri hubungan kerja dengan pernyataan pengakhiran opzegging, hal ini diatur dalam Pasal 1603 l KUHPerdata, yang isinya: ”Jika telah diperjanjikan suatu waktu percobaan, maka selama waktu itu masing-masing pihak adalah berhak seketika mengakhiri hubungan kerja dengan pemberitahuan penghentikan.” Bagi buruh yang memutuskan hubungan kerja tanpa pernyataan pengakhiran atau tanpa mengindahkan aturan yang berlaku bagi pernyataan pengakhiran serta tanpa adanya persetujuan majikan, maka dalam hal ini buruh bertindak melawan hukum, kecuali bila buruh ganti rugi kepada majikan atau ada alasan mendesak. Yang dimaksud dengan alasan mendesak adalah keadaan yang sedemikian rupa yang berakibat bagi buruh, bahwa ia tidak selayaknya mengharapkan untuk meneruskan hubungan kerja. Adapun yang termasuk alasan mendesak bagi buruh iyalah seperti tampak dalam Pasal 1603 p KUHPerdata, diantaranya jika majikan menganiaya, menghina secara kasar atau dengan sangat mengancam buruh, jika majikan memikat atau mencoba memikat buruh, jika majikan tidak membayar upah buruh tepat pada waktunya dan karena alasan lain yang ditetapkan dalam pasal ini. Dalam hal perjanjian kerja diadakan untuk waktu lebih lama dari lima tahun atau untuk selama hidupnya seseorang tertentu, bagaimanapun juga buruh berhak sejak lampaunya waktu lima tahun dari sejak awal hubungan kerja diadakan, pengakhirannya seharusnya berlangsung terus. 41 41 Ibid, hlm. 23 Universitas Sumatera Utara c Berakhirnya perjanjian kerja oleh majikan Pengusahamajikan dapat memutuskan hubungan kerja hanya setelah memperoleh penetapan dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial LPPHI. Permohonan penetapan pemutusan hubungan kerja diajukan secara tertulis kepada LPPHI dengan alasan-alasannya. Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dalam hal pekerja: 1 Berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama tidak melampaui 12 bulan terus-menerus; 2 Berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban terhadap negara; 3 Menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya; 4 Menikah, hamil, melahirkan, atau gugur kandungan; 5 Pekerja mempunyai pertalian darah danatau ikatan perkawinan dengan pekerja lainnya di dalam satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam KKB atau PP; 6 Mendirikan, menjadi anggota danatau menjadi pengurus Serikat Pekerja; 7 Mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan; 8 Mempunyai perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status perkawinan; 9 Dalam keadaan cacat tetap atau sakit akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja. Selama putusan LPPHI belum ditetapkan, pengusaha dan pekerja melaksanakan kewajibannya seperti biasa. Dalam proses pemutusan hubungan kerja, pengusaha dapat melakukan skorsing dengan tetap membayar upah dan Universitas Sumatera Utara hak-hak pekerja sepereti biasanya. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha wajib membayar: 1 uang pesangon sesuai dengan masa kerja, mulai dari satu bulan upah untuk masa kerja kurang dari satu tahun, hingga 9 bulan upah untuk masa kerja kerja 8 tahun atau lebih; 2 uang penghargaan masa kerja 2 bulan upah untuk masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, hingga 10 bulan upah untuk masa kerja 24 tahun atau lebih; 3 penggantian hak yang belum diterima meliputi cuti tahunan yang belum diambil, biaya kembali ke tempat pekerja diterima, 15 uang pesangon dan atau penghargaan masa kerja sebagai penggantian perumahan dan pengobatan, dan hal-hal lain yang telah ditetapkan. Tanpa ketetapan LPPHI, pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja atas pekerja yang terbukti melakukan kesalahan berat seperti : 1 Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang danatau uang milik perusahaan; 2 Memberikan keterangan palsu sehingga merugikan perusahaan; 3 Mabuk, memakai dan atau mengedarkan narkotika di lingkungan kerja; 4 Melakukan asusila atau perjudian di lingkungan kerja; 5 Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja; 6 Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan; Universitas Sumatera Utara 7 Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan; 8 Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja; 9 Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara; atau 10 Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 tahun atau lebih. Pekerja yang bersangkutan memperoleh uang penggantian hak dan uang pisah. Pekerja yang keberatan menerima pemutusan hubungan kerja oleh pengusaha, dapat mengajukan gugatan ke LPPHI. Selain itu, majikan atau pengusaha dapat mengakhiri perjanjian kerja jika pekerja ditahan yang berwajib atau buruh melakukan pelanggaran dan tindakan disiplin. d Berakhirnya perjanjian kerja oleh putusan pengadilan Yang diartikan pemutusan hubungan kerja oleh pengadilan ialah keputusan yang ditetapkan oleh pengadilan tentang pemutusan hubungan kerja dalam pengadilan perdata biasa berdasarkan suatu permohonan oleh pihak yang bersangkutan, baik oleh buruh atau majikan karena alasan-alasan penting. Menurut Pasal 1603 v KUHPerdata: ”Setiap pihak pada setiap waktu, juga ketika pekerjaan buruh belum dimulai, berhak untuk mengajukan permohonan secara tertulis kepada hakim pengadilan negeri di tempat kediamannya yang sebenarnya berdasarkan alasan penting agar terhadap perjanjian kerja itu diputuskan. Sebagai alasan-alasan penting dianggap selain sebab-musabab yang mendesak sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1603 n KUHPerdata, juga perubahan-perubahan dalam keadaan pribadi atau kekayaan si pemohon atau pihak lawan ataupun keadaan di tempat pekerjaan itu harus dilakukan sedemikian rupa sifatnya, sehingga hubungan kerja layak segera atau dalam waktu singkat diputuskan.” Universitas Sumatera Utara Adapun yang dianggap dengan alasan-alasan mendesak yang menyebabkan majikan mengambil sikap untuk memutuskan hubungan kerja dengan buruh seperti yang diatur dalam Pasal 1603 o KUHPerdata. Apabila hakim pengadilan berkenan membenarkan atau mengabulkan permohonan tersebut, maka ia harus menentukan kapan hubungan kerja itu akan berakhir. Universitas Sumatera Utara

BAB III SEKILAS MENGENAI PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK.

A. Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia Bank Rakyat Indonesia selanjutnya disebut BRI adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp- en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia pribumi. Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan BKTN yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij NHM. Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden Penpres No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan eks BKTN diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pengadaan Jenis Ikan Nilai Ekonomi Tinggi Antara Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi Dengan CV. Avansa

0 51 113

Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

1 100 90

“Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara PT. Bank Central Asia, Tbk dengan PT. Dana Purna Investama (Studi Penelitian pada PT. Bank Central Asia, Tbk Kanwil V Medan)

4 73 109

Tinjauan Yuridis Pengawasan Bank Indonesia Terhadap Pemberian Likuiditas Pada Bank Umum (Studi Kasus PT. Bank Century, Tbk)

0 69 135

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerja Antara Petugas Administrasi (Pekerja Kontrak) Dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Kantor Cabang Tebing Tinggi

1 17 129

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerja Antara Petugas Administrasi (Pekerja Kontrak) Dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Kantor Cabang Tebing Tinggi

0 0 11

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerja Antara Petugas Administrasi (Pekerja Kontrak) Dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Kantor Cabang Tebing Tinggi

0 0 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerja Antara Petugas Administrasi (Pekerja Kontrak) Dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Kantor Cabang Tebing Tinggi

0 0 16

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerja Antara Petugas Administrasi (Pekerja Kontrak) Dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Kantor Cabang Tebing Tinggi

0 0 61

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerja Antara Petugas Administrasi (Pekerja Kontrak) Dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Kantor Cabang Tebing Tinggi

0 0 2